Keluar di dalam

26.7K 2.2K 89
                                    

'kamar mas devran kedap suara kan?'

.
.
.

Zayan terdiam di depan pintu kamar Ian, Ia tak berani keluar, tak disangka ternyata Ian akan tidur dengan cepat, kini Ia bingung harus bagaimana.

Banyak perasaan yang Zayan rasakan, semuanya bercampur aduk di dalam dirinya.

Takut, malu, canggung, menyesal namun juga semangat, semuanya menyerang dalam satu waktu.

Bagaimanapun ini pengalaman pertama bagi Zayan, jauh di dalam hatinya Ia tak ingin mengecewakan Devran.

"apa pura-pura tidur aja?"

Zayan menggelengkan kepalanya.

"tapi pengen, tapi takut juga."

Tak ada jalan lain selain menghadapinya, Zayan membuka pintu kamar dengan pelan agar Ian tidak terbangun.

Namun saat pintu kamar terbuka, tak Zayan sangka ada Devran yang sudah menunggu di luar, tanpa basa-basi mengangkat tubuh Zayan ke dalam gendongannya.

"mas!"

"kamu lama."

Menutup pintu kamar sang anak, Devran membawa Zayan menuju kamar mereka berdua.

"berani juga kamu goda aku."

"s-siapa yang goda, aku nggak ngapa-ngapain."

"nggak ngapa-ngapain hm?"

Kedua tangan Devran meremas pantat Zayan, yang mana hal tersebut membuat Zayan meringis.

"ngghhh."

Devran membanting tubuh Zayan ke atas ranjang, setelahnya mengunci pintu untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Tanpa ba-bi-bu Devran langsung menindih tubuh Zayan, menyatukan belah bibir satu sama lain.

"mmhhh."

Devran melumat bibir Zayan dengan sangat tidak sabaran, hal itu membuat Zayan tak dapat mengimbangi.

Ini pertama kalinya bagi Zayan, jujur saja Ia tidak tau cara melakukannya.

Lidah Devran bermain-main di dalam bibirnya, sensasi aneh yang baru pertama kali Zayan rasakan.

Namun anehnya terasa candu, Ia menginginkan Devran terus melakukan hal tersebut, saling membelit dan menghisap lidah satu sama lain.

"munch.. ngghhh."

"llhhh."

Baik Zayan maupun Devran sama-sama terengah, mengambil napas yang banyak di kesempatan ini.

"suka?"

Zayan mengangguk, Ia menarik leher Devran untuk menyatukan bibir kembali.

Keduanya berciuman untuk waktu yang lama, hingga lumatan Devran turun ke rahang dan leher Zayan.

"ahh, mas devran."

"mmhhh."

Tak satu inci pun terlewati oleh Devran, Ia ingin menikmati tiap sudut tubuh Zayan, meninggalkan tanda kepemilikan di sekujur tubuh indah istrinya.

Sedikit sakit, namun Zayan suka saat Devran menghisap kulitnya, sepertinya akan ada banyak bekas di lehernya.

Devran mengecup pipi Zayan.

"kalau sakit atau nggak nyaman bilang ya?"

Lagi, Zayan hanya dapat mengangguk, belum apa-apa sudah lemas.

Belah bibir keduanya kembali bersatu, kali ini Devran menggesekkan kemaluannya pada lubang Zayan yang masih terbungkus celana.

Sama-sama masih dalam pakaian lengkap, keduanya masih nyaman menikmati keadaan ini.

Another ZayanWhere stories live. Discover now