Bertemu kembali

18.1K 1.9K 61
                                    

Keduanya masuk kedalam restoran, menanyakan ruangan atas nama Rio Diwantara.

.
.
.

"maafkan aku."

Zayan dan Devran saling memandang, bukan sesuatu yang mereka bayangkan, ini jauh lebih baik.

Tidak seperti perkiraan dimana akan ada sedikit keributan dan pertentangan dari pria tersebut.

"memang sulit untukku menerima, tapi bersikeras bagaimana pun tak ada gunanya, aku menghargai keputusanmu."

Zayan hampir saja menganga mendengar penuturan dari Rio, apa ini orang yang sama dengan kemarin.

"maafkan sikap dan perkataan ku kemarin, aku kehilangan akal dan melantur."

Zayan menghela napasnya, Ia merasa tak enak pada Rio, jika dipikir-pikir dirinya sama sekali tak ada kesalahan.

Ya meskipun perkataan kemarin sangat kurang ajar, tapi dalam hubungan ini Zayan rasa Rio tak bersalah.

Sedikit flashback, dulu Zayan mendekati Rio sebagai seorang pemuda yang baru saja lulus dari kuliahnya.

Bukan sebuah kebohongan, memang begitulah faktanya, tapi Zayan menutupi statusnya sebagai seseorang yang sudah menikah.

Zayan menyewa sebuah rumah kecil untuk menutupi fakta bahwa Ia sudah memiliki keluarga kecil.

Rio taunya Zayan adalah seorang mahasiswa yang baru saja lulus dan hidup seorang diri, kedua orang tua Zayan telah lama meninggal dunia.

Awalnya hanya berstatus sebagai teman, Zayan rajin datang menemui Rio di kantornya, tak jarang keduanya juga pergi jalan berdua.

Lama-kelamaan perasaan cinta tumbuh, Zayan pun tak dapat mengelak jika Ia juga memiliki perasaan, rasanya berbeda dengan apa yang Ia rasakan pada Devran.

Keduanya menjalin hubungan, hanya status yang bertukar tapi keseharian mereka tak berbeda.

Tak ada sesuatu yang spesial seperti kencan, maupun sentuhan yang lebih dari biasanya.

Zayan ingin bermain aman, jangan sampai Devran mengetahui hubungan gelapnya.

Zayan tak tau apa yang bisa Devran lakukan jika Ia tau dirinya telah berselingkuh, Zayan tak mau hubungannya kandas dengan Rio.

Sebab itu, perlahan Zayan mulai mencari cara untuk berpisah dengan Devran, apapun yang membuat Devran muak dengan dirinya.

Namun tak satupun caranya berhasil, Devran sama sekali tak pernah mengajukan kalimat perpisahan.

Melayangkan pukulan pun Devran tak pernah, apapun yang Zayan lakukan seperti bukan alasan untuk dirinya diceraikan.

"mas, bisakah aku berbicara berdua dengan rio?"

Sempat ragu, namun Devran menuruti permintaan Zayan, Ia memilih untuk percaya pada istrinya.

"tentu."

Zayan menggenggam tangan Devran.

"terima kasih."

Kini tinggal dirinya berdua dengan Rio, jujur Zayan tak tau apa yang bisa Ia katakan, Ia juga sedikit takut jika Rio bersikap baik hanya di hadapan Devran saja.

"aku rasa aku tidak berhak mendapatkan permintaan maaf darimu, disini akulah yang bersalah."

Zayan memberanikan diri menatap mata lawan bicaranya.

"mungkin sedikit membingungkan, tapi anggap saja aku bukan zayan yang pernah kau temui, zayan yang kau ketahui berbeda dengan zayan yang kau lihat saat ini."

Another Zayan (Hiatus)Where stories live. Discover now