Setelahnya

22.8K 1.9K 87
                                    

'langsung jadi nggak ya?'

.
.
.

Zayan tak tau kapan mereka selesai melakukannya, bukan karena tertidur atau pingsan, tapi saking lelahnya Ia tak memperhatikan hal-hal seperti itu.

Tiap saat Zayan berharap Devran akan berhenti, namun suaminya itu terus membawa tubuhnya ke sana kemari, mencoba berbagai macam gaya bercinta.

Saat akhirnya Devran berhenti, saat itu juga Zayan mulai memasuki alam mimpi, Ia tak begitu ingat bagaimana mereka mengakhiri kegiatan tersebut.

Paginya saat terbangun, Zayan merasakan sakit di sekujur tubuhnya, bergerak sedikit saja menyisakan rasa nyeri pada tiap sendi.

Ia tak tau bagaimana kondisinya sekarang, yang jelas tubuhnya benar-benar sakit, untuk menoleh pun rasanya berat.

Zayan semakin mantap untuk olahraga yang rutin, agar tubuhnya terbiasa untuk disiksa seperti ini lagi.

Mendapati Devran yang masih tertidur di sebelahnya, Zayan berusaha untuk membangunkannya.

"mas devran."

"mas bangun.."

Zayan mencoba untuk menggoyangkan tubuh Devran.

"mas, ayo bangun."

Berhasil, Devran membuka matanya.

"hm, kenapa? ada yang sakit?"

Zayan memanyunkan bibirnya tanpa sadar, Ia merengek kesakitan pada Devran.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Zayan mengatakan semua keluhannya. Mulai dari tiap sendinya terasa nyeri, hingga beberapa bagian di tubuhnya yang memberikan sensasi pedih.

Devran dengan otomatis memeluk tubuh Zayan, Ia tak tega melihat Zayan yang akan kembali menangis.

"eungghhh~ semuanya sakittt."

"iya, maaf ya sayang, mas pijitin mau?"

Zayan mengangguk sembari menghapus air matanya, tadinya Ia bisa menahan air mata, namun begitu Devran bertanya entah mengapa air matanya langsung terjun.

Devran membalik tubuh Zayan, masih dengan tubuh yang tak berbalut apapun, pantat bulat yang memerah adalah hal pertama yang Devran lihat.

Dihiasi oleh cairan sperma yang sudah mengering, dapat dipastikan bahwa itu adalah milik Devran yang mengalir keluar dari lubang Zayan.

Semalam Ia mengisi lubang Zayan cukup banyak, berharap Zayan dapat langsung mengandung lagi.

Ia rasa Ian sudah bisa untuk menjadi seorang kakak, lagipun dengan Zayan mengandung lagi maka Ian akan mendapatkan seorang teman untuk diajak bermain.

Betapa lucunya melihat Ian bermain dengan adik kecilnya, padahal mereka sama-sama kecil.

"sshhh.. naik ke atas dikit."

"di sini?"

"eumm."

Rasanya benar-benar nyaman, tangan besar dan hangat itu memijat lembut pinggang Zayan yang remuk.

'jangan-jangan mas devran atlet pijat?'

Zayan ingin seharian ini untuk terus bersama Devran, merasakan belaian lembut sang suami di tubuhnya.

Ngomong-ngomong Zayan teringat sesuatu, apakah Devran tidak pergi bekerja hari ini.

"mas."

"iya, kenapa."

"kamu, nggak berangkat kerja?"

"hari ini aku seharian di rumah, mungkin besok juga."

"beneran?"

Another ZayanWhere stories live. Discover now