Bersamamu

18.8K 1.9K 18
                                    

'aku harap ini bukan sekedar mimpi.'

.
.
.

Pagi-pagi sekali Ian terbangun, tapi Ia bingung kenapa hanya ada dirinya di dalam kamar, masih gelap tapi mamanya sudah tidak ada di dalam kamar.

"mama?"

Perlahan Ian turun dari kasur, dengan susah payah Ia menjangkau lantai dengan kakinya.

Ia coba cek ke dalam kamar mandi, ternyata tidak ada siapa-siapa di sana, apa mamanya sudah turun untuk masak.

Tapi biasanya Ian akan dibangunkan dan disuruh cuci muka untuk turun kebawah, kenapa kali ini tidak.

Ian memutuskan untuk keluar saja, Ia menjangkau gagang pintu dan menariknya.

Untung saja tidak terkunci, Ian bisa keluar dari kamar, tapi di luar masih gelap, tidak ada lampu yang hidup satupun.

"MAMA."

"MAMA DIBAWAH?"

Ian mau turun, tapi terlalu mengerikan, dibawah sana sangat gelap.

Tidak kehabisan akal, Ian berjalan ke kamar Devran, siapa tau papanya belum berangkat kerja, Ian bisa bertanya kemana mamanya pergi.

Ian masuk kedalam tanpa mengetuk terlebih dahulu, dilihatnya diatas kasur masih ada papanya yang sedang tertidur.

"papa, mama mana?"

Dengan susah payah Ian memanjat ranjang Devran, kepalanya sampai terbenam menahan bobot tubuhnya saat tiba diatas kasur.

Saat sudah terduduk diatas kasur, Ian melihat disana ada mamanya juga yang sedang tidur di pelukan sang papa.

"mama kok ndak ajak ian tidul cama papa."

Ian mendekat dan menyelinap diantara papa dan mamanya, meskipun sedikit susah namun Ian berhasil.

Ia langsung memeluk tubuh Zayan dan tidur kembali, kalau mamanya belum bangun berarti Ian juga harus tidur lagi.

Nanti Ian mau marah karena tidak diajak tidur bersama, malah meninggalkan Ian sendirian di kamar.

...

Sudah lama Ian menunggu mama dan papanya bangun, tapi mereka berdua sama sekali tidak bergerak.

Matahari sudah terbit, Ian juga sudah bosan berdiam diri tidak melakukan apa-apa.

"mama, papa, bangun~ ian udah boyak-bayik tidul bangun tidul bangun teyus, ian ndak ngantuk yagi."

Ian terus-terusan mengguncang tubuh Zayan dan Devran bergantian, tapi sama sekali tak ada respon.

Lama-kelamaan Zayan merasa terganggu akibat perbuatan Ian, Ia mencoba membuka matanya yang masih berat.

"ian?"

Zayan berusaha bangun dan menyandarkan tubuhnya ke headboard kasur, merasa sedikit pusing akibat baru saja terbangun.

Perlahan Ia mengangkat tubuh Ian untuk duduk di pangkuannya.

"kok ian di sini?"

Another Zayan (Hiatus)Where stories live. Discover now