Bagian 15

2.6K 175 24
                                    

Cusss yang nungguin toxic update🤩🤩🤩
Penasaran gaaa?!!!

Jangan lupa follow ig aku @pnkknarlly

Jangan lupa follow ig aku @pnkknarlly

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Readingg piderrss🤩
.
.
.
.
.

Setelah kepergian Altair, Clarissa termenung sendirian. Mata cantiknya melirik keadaan sekitar yang sudah sepi dan kosong. Tidak ada satu suara pun yang terdengar kecuali rintik hujan.

Malam semakin larut dan hujan semakin deras. Clarissa memeluk dirinya sendiri. Nyatanya kain yang membungkus dirinya tidak cukup untuk menghangatkan tubuhnya. Entah sudah berapa lama ia berdiri di ruko kosong ini.

"Kak atar pasti kehujanan," lirih Clarissa memikirkan Altair.

Bahkan di saat cowok itu berlaku semena-mena terhadapnya, Clarissa masih mengkhawatirkan dirinya. Clarissa tidak peduli tentang dirinya sendiri. Pikirannya hanya dipenuhi oleh Altair.

Jemari Clarissa saling meremas satu sama lainnya. Clarissa takut jika kejahatan tengah mengintainya saat ini. Bagaimana jika ada perampok? Bagaimana jika ada pembunuh berantai?

"Kak Atar pasti lagi di jalan buat jemput aku." Clarissa berusaha positif thinking walau dirinya sendiri tidak yakin bahwa Altair akan menjemputnya.

Clarissa menatap derasnya hujan dengan tatapan yang sendu. Sedetik kemudian air matanya luruh tanpa diminta. Tidak, Clarissa tidak marah dengan Altair tetapi ia kecewa.

Clarissa sudah melakukan apapun yang Altair minta. Tetapi mengapa ia selalu mendapat perlakukan seperti ini? Clarissa merasa dunia memperlakukan dirinya tidak adil. Clarissa selalu ditindas, diinjak-injak sebagai balasan kebaikannya.

Di tengah rasa sedihnya sebuah motor besar ungu metallic mengarah ke arah Clarissa. Clarissa mengernyit tidak mengenali motor tersebut. Netra Clarissa menatap siaga cowok dengan jaket kulit hitam itu

Saat si pemilik motor turun dari motornya, sepasang kaki Clarissa bergerak mundur. Cowok itu semakin memperkikis jaraknya dengan Clarissa. Clarissa sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari.

"Woy cupu!"

Mata Clarissa menyipit saat cowok itu mulai membuka helmnya. Mencoba mengenali wajah yang terlihat asing itu.

"Lo gak inget gue?" Cowok itu terkekeh melihat ekspresi ketakutan Clarissa.

Clarissa menggeleng. Ia masih dalam posisi waspada. "Nggak. Aku gak kenal kamu."

Cowok itu berdecak. "Ck, masa korban tabrak motor lupa sama pelakunya."

Wajah Clarissa berubah menjadi berang. Tangannya terkepal. "Kamu?!"

ToxicWhere stories live. Discover now