Toxic 9

6.2K 579 94
                                    

Happy Reading❤

Clarissa memandang beberapa anak tangga dengan letih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Clarissa memandang beberapa anak tangga dengan letih. Masih ada sekitar 10 anak tangga lagi yang harus ia tempuh untuk menuju rooftop. Kenapa sekolah elite tidak menyediakan sebuah lift? Jawabannya ada, tetapi hanya berlaku untuk para guru beserta tamu penting saja. Tidak adil memang tetapi itu lah kenyataannya.

Clarissa menarik napas panjang, tangannya berpegangan pada railing tangga sedangkan sepasang kakinya mulai melangkah. Clarissa sedikit oleng di anak tangga terakhir tetapi akhirnya bisa menyeimbangkan tubuhnya. Seraya mengambil oksigen yang sempat terbuang Clarissa menumpukan berat badannya pada kedua lututnya.

"Kak Atar?!"

Mengingat nama itu Clarissa langsung terlupa akan rasa lelahnya. Seluruh tubuhnya seolah langsung segar bugar berbeda 360 derajat dari keadaannya beberapa detik yang lalu. Matanya mulai menjelajahi rooftop mencari sosok Altair yang tengah ia cari.

"Kak? Kakak di mana?!" Suara Clarissa sedikit mengeras agar dirinya dapat terdengar oleh Altair.

Pandangan Clarissa terkunci ketika manik matanya menangkap Altair yang tengah berdiri memunggunginya. Dengan perasaan yang bercampur aduk Clarissa memberanikan dirinya untuk mendekati Altair. Clarissa meneguk salivanya ketika jaraknya dengan Altair hanya beberapa sentimeter saja.

"Kak?" Tidak ada respon dari Altair. Lelaki itu hanya diam memandangi langit biru dengan rambut yang terbang terbawa oleh angin.

"Kak? Ini Cla." Tetap tidak mendapatkan respon yang diinginkan.

Clarissa meremas roknya, takut jika Altair sudah dalam mode diam seperti ini. Lebih baik Altair berteriak kepadanya dibandingkan harus diam seperti ini. Menurutnya jika diam Altair itu dua kali lebih seram. Karena cowok bernama Altair itu tidak terduga. Ada saja tingkahnya yang membuat jantung Clarissa berdebar. Iya, berdebar karena takut!!

"Kak-"

"Berisik!! Gue denger!! Gue gak tuli, Cla!!" amuk Altair tanpa membalikkan badan sedikit pun.

Benar, kan? Altair itu tidak terduga. Baru saja Clarissa berdiri di sini, suara cowok itu sudah meninggi. Entah akan ada rintangan apa lagi yang harus dilewati Clarissa ketika berhadapan dengan Altair.

"Maaf Kak." Lebih baik Clarissa meminta maaf daripada harus menerima amukan Altair lebih jauh.

Hening menyapa keduanya untuk beberapa saat. Tidak ada yang berniat untuk membuka suara. Bahkan Altair kembali terdiam setelah meninggikan suaranya. Clarissa yang tidak tau harus berbuat apa hanya bisa terdiam memandangi sepatunya. Clarissa mendengus seraya memandangi punggung Altair dengan wajah yang tertekuk.

"Gak jelas banget!!! Pengin rasanya Cla pukul, cubit, gigit, tampol terus buang ke laut biar di gigit cupang!!!"

Batin Clarissa berteriak menumpahkan rasa kesal yang menyerang dadanya. Belum lagi tangannya yang ikut tergenggam seolah-olah tengah meremas sesuatu.

ToxicWhere stories live. Discover now