Bagian 14

2.4K 192 37
                                    

Halooo siapa nih yang penasaran sama kelanjutan cerita Toxic😜😜😜
Jangan lupa untuk vote dan komennya ya supaya pink semangat nulisnya🤧🤧

Gak perlu basa-basi dehh langsung ke story aja

Happy Reading guys🤩

—Setelah berjam-jam mengelilingi mall, Altair dan Clarissa memutuskan untuk duduk di parkiran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—Setelah berjam-jam mengelilingi mall, Altair dan Clarissa memutuskan untuk duduk di parkiran. Mereka berdua tidak bisa pulang karena hujan tengah turun dengan deras membasahi apa saja yang berada di bawahnya.

Clarissa berdiri memandangi rintik hujan. Sepasang tangannya bergerak memeluk tubuhnya sendiri, sedangkan Altair kini sudah damai dengan hoodie merah maroon miliknya.

Ia berdiri di samping Clarissa tanpa melirik sedikit pun ke arah perempuan itu. Clarissa menggosokkan kedua tangannya bersamaan dengan tiupan ringan dari bibirnya. Clarissa akui di luar cukup dingin dan ia sekarang merasa kedinginan.

"Kapan hujannya berhenti ya, Kak?" Clarissa melirik Altair sekilas lalu melanjutkan kegiatannya untuk menghangatkan diri.

"Mana gue tau," jawab Altair singkat, padat dan jelas.

Altair melihat ke arah Clarissa untuk beberapa detik. Pandangan Altair datar dan tidak berekspresi. Definisi hati batu benar-benar melekat pada sosok Altair.

"Alay lo! Hujan kecil gini aja langsung pura-pura kedinginan," sindir Altair melihat Clarissa memeluk dirinya sendiri.

Mendengar ucapan Altair yang menusuk, bibir Clarissa membentuk sebuah lengkungan ke bawah. Bukan karena Altair tidak peduli kepadanya tetapi ia sedih karena hujatan Altair yang tidak kunjung habis untuk dirinya.

"Ishhh Cla serius Kakak bukan lagi pura-pura," elak Clarissa.

"Hidup lo kalau gak caper ya ganjen. Sana-sini cari panggung,"

"Kalau Kakak gak percaya, nih pegang tangan Cla. Pasti dingin kayak esss."

Clarissa menyodorkan tangannya kepada Altair. Tetapi dengan kasar Altair menghempas tangan tersebut tanpa perasaan.

"Gatel banget sih jadi cewek!" gusar Altair menujukkan raut kesalnya.

Clarissa meringis memegang tangannya. "Ishhh, sakit tau Kak."

"Jangan deket-deket gue bisa?" peringat Altair dengan wajahnya yang tak bersahabat.

"Gak bisa! Karena Cla suka harum Kakak, sikap dingin Kakak, sikap posesif Kakak, suka apapun yang ada sama Kakak!"

ToxicWhere stories live. Discover now