BAB 29

3K 130 36
                                    

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading

Ting tong

Suara bell berbunyi membuat Amora dan Dikta menghentikan kegiatan menyusun lego yang beberapa hari lalu ia beli bersama Javier.

"Siapa tuh?" celetuk Dikta saat Amora berjalan penuh semangat membuka pintu.

Amora menjawab setengah berteriak, "Suami gue lahhh!"

Buru-buru Dikta mengambil ponselnya membuka icon kamera lalu menata rambutnya dan sedikit merapikan penampilannya. Dia tidak mau kalah dengan suami Amora yang katanya keren itu. Dirasa penampilannya seperti seorang idol Korea, segera Dikta menyusul Amora.

"JAAVVIEERRR!" pekik Amora lalu menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Javier. "Kok lama banget? Aku kangen tauu. Pasti kamu bolos 'kan tadi?"

Javier terkekeh mendengarnya. Ia mengelus surai Amora penuh sayang, "Gue nggak bolos," balasnya yang tentu saja bohong. Tidak mungkin ia seharian berada di kelas duduk manis mendengarkan guru.

"ASTAGAAA!! Mata gue ternodai oleh manusia ciptaan Tuhan!" heboh Dikta segera menutup matanya ketika melihat pandangan di depannya. Dua sejoli yang tengah berpelukan mesra di depan pintu.

Amora melepas pelukannya sedikit tak rela, ia menatap malas lelaki bujang yang tak lain tak bukan adalah Dikta! "Apasih kamu, Dik! Alay tau nggak?! Jadi semakin yakin kalau kamu belum pernah pacaran!"

"Loh-loh, kok jadi kalem gini? Kayaknya tadi lo-gue an sama gue," heran Dikta setengah mengejek.

"Yaaaaaaa terserah akulah! Mulut-mulut aku juga!" kilahnya lalu menarik tangan Javier agar menjauh dari manusia titisan kuah bakso.

Lain dengan Javier yang tersenyum kecil melihat interaksi antara Dikta dan Amora. Ia merasa suasana yang nyaman di rumah ini. Namun, ia juga tidak bisa menyangkal bahwa ia sedikit cemburu dengan Dikta.

"Kemana?" suara bariton Javier menginterupsi setelah sejak tadi diam.

"Kamu harus ketemu sama Bunda Ira, dia Bunda kedua aku setelah Mama!" balas Amora semangat.

Javier pasrah saat Amora menariknya menuju taman belakang, dimana sang Bunda Ira tengah asik menyirami berbagai jenis sayuran yang Bunda tanam sendiri.

"Bundaaaaa!" Amora memanggil Bunda Ira sedikit berteriak.

"Oiitt! Sebentar sayanggg, Bunda cuci tangan dulu!" balas Bunda Ira tak kalah berteriak.

"Ini ngapa sih pada teriak-teriak mulu! Lo kira ini hutan apa?" Dikta berkecak pinggang ketika mendengar suara Tarzan yang Amora dan Bundanya ciptakan.

Amora menatap jengah Dikta, antara lelah dan malas menanggapi. "Dikta Berisik Ravendra!" decak Amora.

"Wahh ini wanita satu ini perlu gue bawain kaca kali ya?" tanya Dikta sambil menarik lengan bajunya keatas.

JAVIERWhere stories live. Discover now