BAB 15

3.4K 130 1
                                    

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading

Pagi ini, rumah mewah milik keluarga Geandra kedatangan tamu dari keluarga Javier. Suasana di dalam ruang tamu cukup mencengkram. Amora duduk di samping Ayahnya menatap Javier dengan pandangan benci.

"Langsung pada intinya saja. Saya, meminta pertanggung jawaban dari keluarga anda," tegas Edgar membuat Amora mengalihkan pandangannya kepada Ayahnya.

"Baik, Edgar. Saya berjanji, Javier akan bertanggung jawab atas apa yang telah putraku lakukan kepada putrimu," River tersenyum canggung karena merasa malu.

"Iya, Edgar. Apapun yang kamu minta akan kita kabulkan," timpal Jihan berusaha membuat perusahaan milik Edgar tidak memutuskan hubungan perusahaannya karena masalah yang di buat anak sialan di sampingnya.

Edgar tersenyum tipis. "Nikahkan putramu dan putriku nanti malam."

Amora mencubit tangan Ayahnya "Ayah! Nggak perlu sampai segitunya. Amora nggak hamil, Ayah!" bisik Amora di telinga Edgar namun, sama sekali tidak di gubris.

"Baik. Nanti malam akan kami siapkan acaranya," River tersenyum manis.

"Kalau begitu, kami izin undur diri untuk persiapan acara malam nanti," pamit Jihan kepada Edgar dan Amora yang dibalas anggukan oleh Edgar.

Sebenarnya dalam lubuk hati Javier, ia ingin menentang semua ini. Namun, apalah dayanya, dirinya yang membuat masalah ini dan dialah yang harus bertanggung jawab.

Setelah keluarga Javier meninggalkan kediaman Geandra, Amora menghadang Edgar yang akan beranjak pergi "Ayah apaan sih! Kenapa sampai segitunya?!" marahnya kepada sang Ayah.

Edgar menatap Amora dengan tatapan teduhnya "Demi kebaikan kalian berdua, Nak."

Amora semakin mencak-mencak mendengar perkataan Edgar "Ayahh... Amora nggak mungkin hamil,  Ayah! Amora maunya nikah sama orang yang Amora cintai."

"Perlahan kamu pasti akan memiliki rasa dengan Javier. Ikuti saja alurnya. Ayah cukup setuju jika kamu menikah dengan Javier," jelas Edgar lalu pergi meninggalkan Amora.

Ia berjalan gontai menuju kamarnya lalu merebahlan tubuhnya di kasur. Ia berniat akan memberi tahu temannya lewat chat, ia tidak cukup memiliki keberanian untuk memberitahu secara langsung.

PEMULUNG

(pemuda butuh uang)

AMORA:
Nau...
Mei...

MEILA:
kamu kemana aja sih, Ra!
kemarin kenapa nggak berangkat?
nggak bilang juga ke kita?!

NAURA:
iya.
lo kemana, Ra?

Amora menggigit tangannya cemas. Ia ragu akan memberitahu kedua temannya atau tidak. Ia takut mereka akan kecewa padanya lalu meninggalkan dirinya.

JAVIERWhere stories live. Discover now