BAB 10

4.8K 164 1
                                    

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading

Pagi ini Amora telah siap menggunakan baju sekolahnya. Tentunya karena dirinya sendiri yang memaksa Javier agar ia bisa berangkat sekolah "Ayo!" semangat Amora setelah melihat Javier menunggu dirinya di ruang tamu.

Javier melirik sinis Amora "Ngeyel!".

Plak tangannya reflek menabok punggung Javier "Apasih! Gue nggak ngeyel ya!" yang dibalas tatapan jengah oleh Javier.

Ia dan Javier melangkah keluar menuju motor sport Javier yang telah diparkirkan di halam rumahnya "Bi Nidah! Amora sama Javier pamit berangkat ke sekolah! Assalamualaikum!" pamit Amora kepada Bi Nidah yang sedang menyiram tanaman di taman rumahnya sebelum ia menaiki motor Javier.

"Waalaikumsalam. Iya, Non Hati-hati! Den Javier juga hati-hati!" balas Bi Nidah sambil melambaikan tangannya dan di angguki oleh Javier.

"Iya Bi!" motor Javier melaju dengan kecepatan sedang keluar dari area perumahan mewah yang mereka tinggali.

★✰✯☆✩

Malam ini Javier tidak menginap dirumah Amora karena malam ini ia akan melakukan balap liar. Tepat saat dirinya sampai dirumah tadi Mohan menge-chatnya mengajak bertanding karena masalah kemarin tentunya.

Sebenarnya ia malas, tetapi jika ia menolak maka Mohan akan besar kepala. Ia akan mengejek dirinya dan anggota Anthrax sebagai pecundang. Tentu saja Javier tidak akan membiarkannya begitu saja. Ia juga sudah memastikan Amora akan aman karena semua sudah pastikan berada di arena pertandingan.

Ia membuka aplikasi whatsapp untuk memberi Amora kabar bahwa ia tidak menginap disana.

JAVIER :
gue gk kesna.

AMORA :
yaudah sih serah lo.

sekalian aja sampai besok-besok nggak usah ke rumah gue sekalian

Javier tersenyum miring melihat balasan Amora lalu memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. Ia berjalan mendekati keempat temannya yang sedang berbincang.

"Eh! Bos," cengenges Bara.

"Aman, kan?" tanyanya sambil menunjuk motornya yang akan ia gunakan nanti.

"Amann!" balas Mevan selaku orang yang telah mempersiapkan motor Javier.

"Oke," Javier menatap Gian yang tengah bermain ponsel mengabaikan dirinya membuat ia menghela napasnya. Ketiga temannya menatap aneh Javier dan Gian seperti tidak biasanya "Kalian kenapa sih?" tanya Bara.

"Nggak kenapa-kenapa," balas Javier bohong.

"Kalau kalian ada masalah bicarain baik-baik. Jangan saling diam begitu. Mau sampai kapanpun masalah juga nggak akan selesai kalau kalian cuma diam-diaman begini," nasihat Mevan membuat Gian menatap sinis Javier.

JAVIERWhere stories live. Discover now