BAB 26

2.3K 108 10
                                    

ANNYEONGHASEYO

Sesuai keinginan wanita hamil di sampingnya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Sesuai keinginan wanita hamil di sampingnya. Sore ini, Amora dan Javier berada di pantai, mungkin ini yang dimaksud dengan 'ngidam'.  Amora duduk di batang pohon bersama dengan Javier di sampingnya. 

Menikmati semerbak angin yang berhembus mengenai wajahnya, Amora sungguh menyukainya. Matanya menatap deburan ombak yang berlomba-lomba mencapai daratan. 'Mama'. Nama pertama yang tersemat dalam otaknya.

Matanya berkaca-kaca menatap langit yang sebentar lagi akan menenggelamkan matahari dan di gantikan dengan cahaya bulan. "Mama apa kabar? "Disana indah ya, Ma. Sampai Mama betah disana" "Mama nggak kangen aku?" "Udah lima belas tahun lamanya, Ma".

Amora merindukan semuanya. Walaupun kenangannya bersama sang Mama hanya sebatas tiga tahun lamanya, Amora mengingat semuanya. Dia merindukan masa lalu. Dimana sang Ayah dan Mamanya yang bercanda gurau bersamanya, rumah yang selalu hangat akan cetolehan sang Mama akibat ulah nakal anak semata wayangnya.

Sebuah tangan besar menyentuh kepalanya dan menepuknya pelan. Amora mendongak menatap Javier yang menatapnya lekat. "Kangen Mama," air mata yang Amora tahan runtuh juga akan tatapan lembut sosok pria yang menjadi suaminya.

"Sini," balas Javier mengisyaratkan Amora agar memeluknya. Hangat dan selalu hangat. Javier bagaikan rumah keduanya setelah sang Ayah. Rumah paling kokoh yang selalu melindunginya dengan kasih sayang dan cinta.

"Hiks... Kira-kira Mama kangen aku juga nggak ya, Jav? Aku rindu pelukan Mama. Gimana rasanya punya Mama ya?" Javier tersenyum kecil mendengar Amora mengganti menjadi aku-kamu. Bukan lo-gue lagi.

"Kita sama. Gue juga kangen Ibu. Gue juga nggak tau mukanya sejak dulu."

Amora terkekeh di sela tangisnya. Kepalanya mendusel-dusel mencari kenyamanan di dada bidang Javier. "Berarti Tuhan udah bener kalau kita berjodoh."

"Hm. Itu yang selalu gue harapkan."

Amora segera bangun dari duduknya. Dengan gerakan canggung ia mengeluarkan ponselnya lalu mengabadikan moment matahari akan terbenam.

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
JAVIEROnde histórias criam vida. Descubra agora