BAB 7

4.6K 198 13
                                    

HAIII

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading

Selama di perjalanan Amora sibuk dengan pikirannya. Ia jadi takut dengan apa yang akan terjadi nantinya ia sudah memikirkan resiko apa yang terjadi. Melihat wajah gusar Amora lewat spion, Javier tersenyum kecil hanya satu garis tipis "Takut?".

"Takut? Nggak lah ngapain takut! Alay tau nggak!" kata Amora dengan nada angkuhnya, padahal dari raut muka nya terlihat ia sedang menahan ketakutannya.

Tak lama ia dan Javier sampai dilokasi yang disebut markas Dhevos. Suasana sepi, gelap dan sangat jauh dari jalan raya dan penduduk seperti di tengah hutan belantara membuat bulu kuduk Amora meremang.

"Jav, ini beneran disini?" tanya Amora memastikan. Pasalnya bangunan tua di depannya ini sangat gelap tidak ada sinaran lampu satupun hanya terpantul cahaya bulan.

Javier tidak menjawab pertanyaan Amora, ia langsung berjalan masuk ke bangunan tersebut diikuti oleh Amora dibelakangnya yang menggerutu karena ucapannya tidak dibalas Javier. Amora memegang tangan Javier erat saat mendengar suara seseorang tertawa, tidak! tidak hanya satu orang. Amora sudah pastikan pasti ada banyak orang di dalam ruangan sana.

"Tunggu disini," ujar Javier menyuruh Amora bersembunyi dibalik lemari lalu berjalan memasuki sebuah pintu dan meninggalkan Amora di sana.

"Wihh selamat datang ketua Anthtax!" sapa Mohan pertama kali saat melihat Javier memasuki ruangan yang sangat berantakan ini. Botol wine ada dimana-mana serta kursi yang tak tertata rapi dan banyak anggota Dhevos yang sudah tergeletak dimana-mana karena mabuk.

"Langsung ke intinya!" ucapnya to the point.

Mohan tertawa keras sambil meminum sebotol wine yang berada di tangannya "Oke kalau itu mau lo!".

Mohan melempar botol itu kearah kepala Javier, untungnya ia bisa menghindari dengan cepat. Meilihat itu amarah Mohan memuncak, ia mengangkat tongkat bisbol yang ia sembunyikan dibelakang punggungnya. Javier menepisnya dengan cepat ketika Mohan mengayunkan tongkat itu kearahnya. Sehingga mengenai meja yang diatasnya terdapat banyak botol wine.

Dibalik lemari, Amora menahan tangis ketika mendengar suara pecahan barang yang kedua kalinya, ia takut terjadi apa-apa kepada Javier. Namun, ia juga tidak bisa melakukan apapun.

Prangg!!

Ia tersenyum smik "Ngapain sih?!" tanya Javier.

"GUE MAU LO MATI SAAT INI!".

Javier tertawa mengejek mendengar kalimat Mohan "Kalo bisa".

Mohan tertawa keras mendengar ucapan tak masuk akal Javier "BERANI LO? LO DISINI SENDIRIAN! MASIH BELAGU GAYA LO! LO BAKALAN MATI DITANGAN GUE! APALAGI ANGGOTA GUE BANYAK SEDANGKAN LO SENDIRIAN!" teriak Mohan tertawa meremehkan.

JAVIERWhere stories live. Discover now