BAB 2

6.4K 270 0
                                    

HOLAAA GAISS

GIMANA KABARNYA

GIMANA KABARNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

Bell istirahat berbunyi. Membuat seluruh murid kelas XII MIPA 3 keluar setelah Bu Tati memberi salam.

Amora, Meila dan Naura bersiap menuju kantin, sungguh pelajaran fisika yang diampu Bu Tati sangat memakan energi sekali. Mereka harus benar-benar mendengarkannya, jika tidak siap-siap saja dipanggil kedepan untuk mengerjakan soal dan jika tidak bisa mengerjakan maka harus dihukum lari 10 putaran.

Di kantin sudah ada Javier dan keempat temannya duduk di meja paling pojok meja penuh coretan kata-kata cinta dan motivasi. Tentu saja itu adalah karya anak-anak berandalan generasi sebelumnya sampai sekarang yang dilanjutkan oleh geng Javier.

Sebelum jam pelajaran Bu Tati selesai, mereka lebih dulu pergi dengan cara mengendap-endap saat Bu Tati tengah sibuk mencocokkan jawaban milik Reva, siswi yang tanpa sengaja tertidur di kelas Bu Tati. Bisa di bilang mereka membolos. Mungkin saat pelajaran Bu Tati selanjutnya mereka tidak mungkin lolos karena mengabaikan ancaman Bu Tati.

"Njirlah! Bu Tati kalo sama Gian beda njir. Ternyata guru sama aja, ya. Liat muridnya dari tampangnya," celetuk Bara.

"Iya njir, kalau sama kita aja dia suka marah-marah mulu. Beda kalau sama Gian," sahut Bara yang di angguki setuju oleh Devan dan Mevan.

Gian yang menjadi topik perbincangan diam. Ia sibuk dengan ponselnya.

Suasana kembali hening, tidak ada percakapan lagi. Mereka tengah sibuk dengan ponselnya masing-masing. Tidak untuk Javier, matanya menatap semua gerak-gerik Amora.

Gian Georginio. Cowok dengan tampang bak dewa yunani, memiliki sifat sama persis seperti Javier. Sangat timbal balik dengan adiknya, Meila. Dan dia memiliki agama yang berbeda dari temannya, yaitu katholik.

Mevan Anggawirama. Memiliki nama Jawa 'wirama' yang berarti irama. Dia sangat lihai memainkan alat musik seperti gitar dan piano. Meskipun dia miliki keturunan darah Jawa, Mevan termasuk salah satu keluarga konglomerat di tempat kedua orang tuanya tinggal, Yogyakarta.

Albara Mahesa. Walaupun namanya mengerikan, Bara miliki sifat yang sangat periang dan paling kocak diantara keempat temannya. Meskipun begitu jika Bara dihadapkan dengan musuhnya dia akan menjadi bara api yang sangat ganas dan mengerikan.

Dan terakhir, Devan Dirgantara. Dia adalah seorang anak yang memiliki memiliki sifat sebelas-duabelas dengan Bara. Tapi dia memiliki keluarga yang tebilang cukup sederhana dan memiliki cita-cita sebagai Abdi Negara. Meski begitu dia memiliki keluarga yang cemara dibanding keempat temannya.

"Jav," panggil Gian yang membuat aktivitas semuanya terhenti.

Javier mengangkat satu alisnya.

"Ada pergerakan dari Dhevos?" ucap Gian yang membuat susana yang awalnya santai tiba-tiba menjadi tegang.

JAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang