"AGHH!! DUNIA INI EMANG JAHAT!!! yang baik cuman gue.." jerit Yohaan dengan diakhiri gumaman.

Yohaan bahkan tak peduli dengan tatapan orang orang yang melihatnya seperti orang setres, emang setres. Yohaan acuh dan terus berjalan dengan menggerutu tak jelas sampai seseorang yang tak ingin dia lihat pun datang, membuat Yohaan semakin murka.

"BABI LAH! PERGI LO!" Yang disuruh pergi hanya cengengesan tak jelas sambil mengendarai motornya dengan mengimbangi kecepatan Yohaan berjalan.

"Kok ngamuk ngamuk sih.. lo sadar ga, kalo lo dari tadi tu kek orang gila.." yah siapa lagi kalo bukan Matthew yang mengatakan itu.

Yohaan yang mendengar hanya bisa mendengus kesal dengan menggeram murka. Rasanya ia ingin sekali menampar nampar wajah bajingan itu, tapi ingat malu.

"Heh.. kok diem bae sih.. bisu kah?" Sungguh rasanya Yohaan ingin sekali mendorong pria yang terus mengganggui nya itu ke jalan raya.

"Udah lah diam! Gue lagi ga mood! Jangan sampe titid lo gue potong!" Matthew yang mendengar hanya bisa meringis ngeri.

Pasalnya bukan karna takut di potong, tapi ucapan orang yang lebih tua darinya itu buat malu dan ambigu. Matthew segera berhenti dan memarkirkan motornya di pinggir jalan. Ia berlari ke arah Yohaan yang terus berjalan dengan langkah yang dihentak hentakan seperti anak kecil yang sedang kesal.

Matthew hanya menyeringai melihat tingkah mahasiswa di depannya itu. Tanpa babibubebo Matthew langsung mengangkat Yohaan yang membuat sang empu terkejut dan memberontak.

"ANAK BANGSAT! TURUNIN GUE WOI! PENCULIKKK!" Matthew tak peduli dan sedikit terkejut dengan berat badan Yohaan yang menurutnya seperti kertas.

Orang orang disana melihatnya dengan mengelus dada dan ada juga yang tak perduli, bahkan juga ada yang memekik tak bersuara sambil menutup mulut melihat tingkah ambigu yang dilakukan dua pria itu.

Matthew membawa Yohaan ke motornya dan menurunkan Yohaan diatas motornya dengan baik dan benar, agar anak orang tak lecet.

"Duduk diam.. gue juga mau ke cafe.." Matthew naik ke atas motornya dan menghidupkan mesin sambil meringis pelan saat lengannya terus terusan dipukul oleh Yohaan.

Matthew tetap tak perduli dan tancap gas dijalan menuju DemDem Caffe. Matthew bawa motor kek ga sayang nyawa, ngebutnya minta ampun. Sedari tadi Yohaan mencengkram jaket Matthew dengan gemetaran sambil memejamkan matanya erat.

"PELAN PELAN BISA GA SIH BEGOK?!!" Matthew menghiraukannya sambil cengengesan ga jelas. Matthew bisa melihat dari kaca spionnya, Yohaan yang terlihat ketakutan. Kapan lagi bisa liat pria emosian lagi ketakutan begini.

Sesampainya ditempat tujuan, Yohaan tak langsung turun dan membuat Matthew menatapnya bingung. Alhasil Matthew turun deluan dengan membuka helmnya dan ia gantungkan di spionnya. Ia menatap Yohaan yang hanya tertunduk dengan wajah masamnya, justru hanya memancing tawa dari Matthew.

"Nape lu? Mau gendong lagi? Turun cepat.." Yohaan menatapnya dengan tajam sambil mendengus kesal. Ia turun dari motor Matthew dengan kaki gemetaran. Yeah Matthew juga bisa melihat itu.

Tapi apa perduli Matthew, masih untung dia mau bantu tu anak biar ga capek jalan. Matthew masuk ke dalam cafe begitu saja meninggalkan Yohaan yang masih berdiri dengan kaki yang sedikit gemetaran.

BOSS MAFIA & BABY ARTIST Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ