Seharian Ditemani Pacar

26 0 0
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa tandai typo! Jumat, 29 Maret 2024










Bahagia.

Perasaan itulah yang sekarang dirasakan Kinara. Tadi, setelah keluar dari rumah sakit gadis itu mendapat telepon dari kedua orang tuanya. Bercerita banyak hal, melepas rindu, dan juga sedih karena di saat sakit dirinya harus berjauhan dengan kedua orang tuanya.

Namun, di balik semua itu, Kinara mendapat perhatian dari keluarga Gema. Kekasihnya. Pipi Kinara bersemu merah kala kata 'kekasih' melintas dalam kepalanya.

"Minum dulu, Sayang." Perintah itu disusul dengan kedua lengan yang melingkar di pinggang ramping Kinara.

"Makasih, Kak Gema." Air minum dalam gelas itu langsung tandas oleh Kinara. Sepertinya gadis itu benar-benar haus.

"Haus banget, hm," kata Gema dengan bibir yang mengecup lembut pipi Kinara. Sejak kedua resmi menjadi sepasang kekasih, skin ship keduanya tidak bisa dihindari.

Gema dan Kinara semakin lengket.

Seperti sekarang ini saja, Kinara yang sedang duduk makan sambil berselonjor di ruang televisi, di belakang gadis itu Gema duduk sembari memeluk pinggang Kinara.

Physical touch Gema ketika menjadi kekasih Kinara entah kenapa semakin intens saja. Dan, jangan tanya bagaimana tanggapan Kinara. Gadis itu terlihat senang bahkan cenderung menikmati perlakuan manis yang kian jam kian menjadi-jadi.

Telapak tangan yang bergerak lembut di kulit paha membuat Kinara sedikit tersentak, dan hal itu dirasakan Gema. "Rileks, Sayang," bisik Gema tepat di telinga Kinara.

Mengikuti perintah Gema, Kinara berusaha tenang. Sebisa mungkin gadis itu fokus dengan makanannya. Namun matanya sedikit-sedikit melirik ke arah tangan Gema tetap pada tempatnya. Salahkan saja Kinara yang hanya memakai kaos kebesaran dan hotpants putih yang mengekspos paha mulusnya. Jadilah tangan Gema betah berlama-lama di sana.

"Kak, nanti dilihat Mbok," ucap Kinara dengan mata melirik ke arah Gema.

"Mbok Mina tadi izin ke keluar, Ki. Kita aman," bisik Gema lirih. Wajah lelaki itu bahkan bersembunyi di pundak Kinara.

Helaan napas lega dari Kinara membuat Gema menarik sudut bibirnya. Ternyata Kinara takut  mbok Mina tahu dirinya tengah bermesraan dengan Gema. "Senang, hm, kalau cuma berdua sama aku?" tanya Gema masih dengan wajah bersembunyi di pundak Kinara.

"Iyalah. Memangnya Kak Gema nggak senang?" Ada nada kesal yang ditangkap Gema.

Gema mengecup sekilas leher Kinara yang terekspos akibat rambutnya dikuncir kuda. Kemudian pacar Kinara itu melepas pelukannya, memutar sedikit tubuh Kinara agar kedua berhadapan.

"Memangnya aku kelihatan nggak senang berduaan sama kamu, Kinara?" Suara Gema tampak serak. Tatapan laki-laki itu tampak sayu.

Kinara termenung sejenak. Mengingat kembali kebersamaan bersama Gema beberapa jam ini. Gema terlihat begitu senang, lelaki itu bahkan tidak menjauh sedikit pun dari Kinara. Selalu menempel padanya. Gema bahkan tidak marah ketika tahu Kinara dengan tanpa izin membalas chat Sabrina di ponselnya.

Kinara menggeleng.

"Kamu nggak akan menemukan aku nggak senang berada di dekat kamu, Kinara. Justru tempat ternyaman aku itu di dekat kamu. Berduaan sama kamu. Bercerita banyak hal tentang kita berdua. Aku suka segalanya tentang kamu, Kinara."

Kinara tidak bisa menolak kala Gema menariknya mendekat, mengecup lamat-lamat bibirnya yang masih belepotan bumbu ayam betutu.

"Kak, Kinara belum cuci mulut. Bau bumbu," ucap Kinara setelah Gema melepas tautan keduanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gemara [On Going]Where stories live. Discover now