Jangan Mengganggu Milikku

77 22 44
                                    








Pandang Gema menyapu seisi gedung besar yang tampak ramai siang ini. Dua lapangan di sebelah Gema sepertinya sedang ada pertandingan, tepuk tangan dan sorak-sorai dari suporter menggema.

"Rame banget, nggak nyangka gue," celetuk Aldi sambil mengikat tali sepatunya. Matanya bergerak cepat mengamati para gadis SMA Perwira yang duduk manis di kursi penonton.

"Kinara ke mana, Ge? Kok, nggak keliatan?"

Dani dan Yusuf ikut menoleh ke tempat duduk khusus penonton mereka, dan tidak menemukan adik kesayangan Gema itu.

"Dia di mobil," jawab Gema sambil merenggangkan otot-otot kakinya.

"Kenapa nggak diajak ke sini aja, Ge? Kasian tu anak sendirian di mobil." Yusuf melirik Gema yang tampak acuh tak acuh.

"Dia lagi malas. Jadi gue biarin dia di mobil. Kapan kita mulai?" Gema menatap Dani yang memasang wajah datar, keningnya mengerut melihat ekspresi kapten futsalnya.

"Sebelum mulai gue mau ngomong serius sama lo, Ge. Ayo!" Dani berjalan ke sisi kanan lapangan, mencari tempat sepi untuk berbicara.

"Lo buat masalah, Ge?" Kompak, Aldi dan Yusuf melempar tanya.

Melihat kilat kecurigaan di mata kedua sahabatnya, Gema menggeleng. "Nggak tahu. Gue susul Dani dulu."

Dani melipat tangannya di dada, menatap tajam Gema yang tampak santai berjalan ke arahnya. Begitu Gema berdiri beberapa langkah darinya, Dani langsung menembak Gema dengan pertanyaan menusuk. "Kinara nggak nonton gara-gara ada Vini, kan?"

Gema terkejut. Tidak menyangka Dani akan menanyakan perihal ketidakhadiran Kinara di kursi penonton.

"Iya, Dan." Gema tidak menampiknya.

"Bikin ulah lagi cewek gue?"

"Nggak tahu. Kinara tadinya mau nonton, tapi tiba-tiba dia berubah pikiran."

"Entar gue tanya Vini. Semoga aja dia nggak jadi alasan Kinara nggak nonton. Sorry kalau sikap cewek gue agak keterlaluan sama Kinara," sesal Dani tak enak. Sejak awal pacaran dengan Vini, Dani sering mendapati Vini mengerjai Kinara.

Awalnya, Dani pikir Vini hanya iseng namun semakin lama Dani mulai menyadari jika Vini seperti sengaja melakukannya. Puncaknya, Dani melihat Vini melempar tas Kinara ke tong sampah. Dani marah besar, ia bahkan berteriak keras pada Vini dan mengancam akan memutuskan gadis itu jika masih mengganggu Kinara.

"Nggak apa-apa, Dan. Udahlah, nggak perlu dibahas lagi. Kita ke sana aja anak-anak udah pada ngumpul." Gema menepuk pundak Dani lalu meninggalkan sahabatnya.

"Sorry, Ge." Dani memandang punggung Gema yang menjauh darinya, sampai saat ini Dani tidak menceritakan kejadian Vini membuang tas Kinara. Dan sepertinya Kinara juga tidak menceritakannya pada Gema kalau iya, Gema pasti sudah marah besar. Laki-laki mana yang diam saja saat gadis yang dicintainya diperlakukan tidak baik.


***


Waktu 2x10 menit sudah berlalu, semua pemain futsal SMA Perwira sudah ke luar lapangan dan beristirahat.

Gema, Dani, Yusuf, Aldi, Arya, Dion, Farel, Jaka, dan Alan duduk melingkar, suatu kebiasaan yang mereka lakukan setiap kali selesai bermain.

Seharusnya, Gema, Dani, Yusuf, dan Aldi sudah tidak ikut bermain karena mereka sudah kelas XII yang artinya sebentar lagi sudah lulus. Tapi berhubung peminat futsal sedikit, maka mereka masih dipertahankan. Belum lagi mereka adalah pemain terbaik yang sudah menjuarai beberapa turnamen futsal tingkat provinsi.

Gemara [On Going]Where stories live. Discover now