Kita Sejauh Langit dan Bumi

18 0 0
                                    

Hai, jangan lupa tinggalkan jejak 😆😆

Selamat membaca 🙂
Selamat tahun baru 2024
Semoga di tahun ini pencapaian yang belum tercapai di tahun sebelumnya dapat tercapai. Semoga kita semua menjadi lebih baik lagi 🤍🤍









Satu-satunya kegiatan favoritku adalah duduk bercerita bersamamu tentang masa depan kita....

GEMARA








Perempuan memang mahkluk yang rumit. Sehebat apa pun kecerdasan yang dimiliki seseorang, namun untuk memahami perasaan seorang perempuan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dan, Gema sudah membuktikan itu.

Satu minggu berlalu. Hubungannya dan Kinara bagaikan es yang membeku. Tidak ada tegur sapa. Tidak ada senyum manis dan permintaan manja dari seorang Kinara pada Gema.

Sepulang dari rumah Abel, Kinara hanya mengucapkan jika dia ingin sementara waktu sendiri. Awalnya Gema menolak. Tetapi setelah gadis itu mengirimkan sebuah pesan singkat berisi keinginan yang sama, mau tak mau si bintang lapangan futsal itu pasrah.

Padahal, Gema sangat rindu gadis kesayangannya. Gema rindu rengekan manja Kinara. Gema rindu tawa dan senyum sang gadis.

"Gema!"

Seisi sekolah heboh saat tubuh Gema jatuh di atas lapangan sekolah. Seragam putihnya seketika menjadi cokelat akibat air hujan sisa semalam.

"Bawa ke UKS!"

Kinara tidak mampu beranjak sedikit pun dari tempatnya berdiri. Genangan di kedua bola matanya nyaris tumpah kala tubuh kakaknya diangkat menjauh dari lapangan.

"Kak Gema," bisik Kinara lirih.

"Kak Gema pasti baik-baik aja. Jangan khawatir, Ki." Abel yang berada di balik punggung Kinara menguatkan.

Lima belas menit kemudian upacara bendera selesai. Semua murid sudah memasuki kelas.

Kinara duduk gelisah. Matanya terus tertuju pada pintu kelas. Berharap sosok itu datang dan tersenyum, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja. Sayangnya, harapan Kinara pupus. Sampai jam istirahat Gema tidak menunjukkan batang hidungnya.

Kedua kaki Kinara hanya bisa berdiri diam, memandang dari jauh sosok yang sedang duduk di kursi kantin bersama teman-temannya.

Sosok yang ingin Kinara lihat sekarang sudah ada di depan mata. Namun, keinginan Kinara untuk mendekat perlahan menciut kala ingatan malam itu menerobos masuk ke dalam kepalanya.

"Untuk sementara waktu Kinara nggak mau berdekatan sama Kak Gema. Jangan anter jemput Kinara. Jangan telepon Kinara. Jangan nungguin Kinara. Jangan sapa Kinara di mana pun kita ketemu."

Senyum pahit tersungging di bibir Kinara. Kalimat kejam itu meruntuhkan segala asa untuk menyapa Gema. Jadilah Kinara hanya bisa duduk mengaduk baksonya sambil sesekali mencuri pandang ke arah Gema.




***








Gema tidak baik-baik saja.

Dia sakit. Lebih sakit daripada ditolak Kinara di malam ulang tahunnya.

"Untuk sementara waktu Kinara nggak mau berdekatan sama Kak Gema. Jangan anter jemput Kinara. Jangan telepon Kinara. Jangan nungguin Kinara. Jangan sapa Kinara di mana pun kita ketemu."

Keputusan Kinara selepas Gema mengantarnya pulang dari rumah Abel membuat Gema akhirnya kelimpungan. Rasa rindu meluap di dalam dadanya, ingin mendekap raga sang gadis kesayangan tetapi sayang tembok yang dibangun Kinara terlampau tinggi.

Gemara [On Going]Where stories live. Discover now