Kamu Sakit, Aku juga

11 0 0
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa tandai typo! Jumat 23 Februari 2024



Setelah dipaksa pulang untuk berganti pakaian dan makan, Gema kembali lagi ke rumah sakit. Duduk di samping bed Kinara dengan tangan menggenggam tangan Kinara.

"Cepat bangun, Ki. Jangan buat aku takut," bisik Gema lirih.

Hari ini, Kinara berhasil menjungkirbalikkan hidup Gema. Gadis kesayangan Gema itu jatuh pingsan, panas tinggi yang menyerang Kinara cukup membuat Gema dan semua orang panik. Mbok Mina bahkan tidak berhenti menangis.

Dalam hati Gema bertanya, apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa Kinara bisa sakit sampai separah ini? Padahal, Gema yang pingsan di sekolah tapi Kinara lah yang masuk rumah sakit.

"Aku sekarang di sini, Ki. Cepat bangun. Aku janji bakalan ngajak kamu makan seblak kesukaan kamu. Aku juga nggak akan larang kamu milih berapapun level pedas yang kamu mau, Kinara. Tolong cepat bangun." Gema meminta dengan sungguh-sungguh.

Selama bersama Kinara baru kali ini Gema menyaksikan gadis itu lemah bahkan tidak berdaya.

Pelan-pelan, Gema membawa tangan Kinara yang terbebas dari jarum infus untuk dikecup. Lama dan penuh perasaan. Seolah ingin menegaskan pada Kinara bahwa Gema ada di sisinya.

Jauh di dalam hati Gema, laki-laki itu merasa gagal. Seharusnya, Gema tidak mengikuti keinginan Kinara untuk berhenti berkomunikasi dengannya. Namun rasa sayangnya yang begitu besar membuat Gema mengiyakan semua keinginan Kinara. Lalu akhirnya Gema nyaris kehilangan sosok yang teramat dia cintai.

"Aku sayang sama kamu, Kinara. Aku ingin kamu selalu baik-baik aja. Aku ingin kamu bahagia. Makanya saat kamu menolakku, aku menerima. Aku nggak maksa. Karena aku tahu kamu hanya menganggap aku Kakak. Nggak lebih. Jadi aku mohon Kinara, tolong cepat bangun."

Tidak terasa tetes demi tetes air mata Gema jatuh di atas punggung tangan Kinara. Tiba-tiba laki-laki itu terisak. Bahunya bergetar, namun sebisa mungkin Gema menahan tangisan nya.

"Kinara, my Little Angel. I love you. I love you so much."

Gema mengangkat kepalanya, mengusap air matanya yang jatuh di atas punggung tangan Kinara.

"Selamat istirahat, Sayang," bisik Gema diikuti dengan kecupan lembut di dahi Kinara. Setelah itu Gema melangkah tidur di sofa panjang yang terletak di ruangan inap Kinara.

***

Pukul dua dini hari Kinara terbangun. Cahaya lampu yang menembus netranya membuat Kinara mengerjap kan mata berulang kali.

"Rumah sakit," gumam Kinara begitu pandangannya jatuh pada tiang infus di sisi ranjangnya.

Kinara mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar, lalu tatapan Kinara menemukan sosok yang beberapa hari ini teramat sangat dirindukannya. "Kak Gema."

Beberapa kali Kinara mengucek matanya, memastikan bahwa yang dilihatnya memanglah laki-laki itu. Laki-laki yang ikut menjadi alasan sakit Kinara. Sekaligus laki-laki yang akan menjadi obat Kinara.

Tanpa berpikir dua kali, Kinara memaksa turun dari tempat tidur. Tubuhnya sedikit oleng namun gadis itu dengan cepat berpegang pada tiang infus. Butuh beberapa menit untuk Kinara bisa mendekati sosok yang terlelap nyenyak di atas sofa.

"Kak Gema," panggil Kinara pelan. "Ini beneran Kak Gema." Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kinara bahkan merasa kedua matanya memanas. Kehadiran Gema di rumah sakit menguatkannya bahwa sosok yang dilihatnya sebelum pingsan memang Gema.

Gemara [On Going]Where stories live. Discover now