Gadis Kacamata #18

7 7 0
                                    

            "Luapkan semua apa yang kamu rasakan Dis, aku bersedia telingaku mendengar semua perasaanmu," semakin erat aku memeluknya.
Seketika suasana kembali hening, mata sembabku menatap kedepan kosong sambil dipeluk erat olehnya dari belakangku hingga membuat aku terkejut dan tidak tahu ingin berkata apa ke dirinya yang sudah sangat baik denganku. Tatapanku yang sudah sembab ini masih menatap kedepan sambil mengatakan ini ke dirinya yang membuat dia terkejut mendengar kata dari aku.
          "Rez,"
          "Iya?"
          "Boleh aku pergi duluan untuk selamanya?"
Tatapanku masih menatap sambil melihat ke bawah dari atas rooftop sekolah yang tinggi tersebut, akan tetapi setelah aku meminta izin mengatakan kata itu padanya malah semakin erat dia memelukku dan seakan dia tidak ingin melepaskanku serta dia juga tidak rela kepergianku selamanya.
          "Dis, ungkapkan semua yang kamu rasakan. Aku disini memelukmu dengan erat dan aku tidak akan meninggalkanmu."
          "Rez, lepaskan dan relakan aku untuk pergi ya ... aku capek," semakin histeris suara aku mengatakan kata terakhir barusan sampai tubuhku bergetar hingga membuat Reza membalikkan badanku melihat wajahnya sambil memegang kedua pipiku sembari menghapus air mataku yang sulit berhenti.
          "Gadis, lihat aku tatap mataku. Aku ada disini depan mata kamu, aku percaya kamu bisa melewati semua ini, aku yakin kamu bisa buktikan pada mereka yang membully kamu seperti itu," pembicaraan Reza dipotong samaku.
           "Buktikan apa Rez? Semua sudah cukup yang mereka lakukan padaku hingga tidak ada lagi ruang buat aku meraih mimpiku, aku capek Rez. Kamu mengerti kan? Aku capek, capek, capek ...." semakin deras air mataku mengalir yang sulit dibendungin.
           "Gadis Nirmala dengarkan aku tatap mataku, aku masih disini Dis dan kamu tidak boleh menyerah dengan keadaan,"
            "Tapi aku capek Rez, capek rasanya jadi orang baik dan aku sudah berusaha terus menjadi orang baik tapi kayak tidak pernah dihargai keberadaan aku dengan mereka."
Reza masih terus memegang kedua pipiku sambil mengusap air mataku perlahan jatuh untuk menghentikan tangisanku sulit berhenti.
            "Dis, jangan pernah berhenti menjadi orang baik karena dengan itu ikhtiar kita didunia ini untuk mendapatkan SurgaNya Allah SWT,"
            "Tapi Rez?" Aku ingin melepaskan tangannya dari pipiku yang dia pegang dengan begitu lembutnya namun tetap ditahan olehnya.
            "Dis dengarin aku, biarkan mereka tidak menghargai keberadaan kamu yang penting masih ada mami papi kamu, masih ada aku dan masih ada yang sayang sama kamu, aku percaya  selagi kamu masih diberi kesempatan hidup kamu pasti bisa meraih mimpi kamu," dipotong lagi samaku.
           "Kamu bisa katakan itu dengan mudah, tapi aku yang jalaninnya kamu tidak mengerti sakitnya aku," akhirnya aku bisa melepaskan tangannya dari pipiku dan ku alihkan pandanganku dari matanya.
Namun wajahku dialih kembali menatap matanya dan kedua jemarinya sambil mengusap air mataku yang sulit berhenti.

Gadis Kacamata (On GOING)Where stories live. Discover now