Gadis Kacamata #3

9 7 0
                                    

Ternyata malam ini yang dikira Gadis bisa tidur dengan pulas, nyatanya tidak bisa padahal berharap Gadis bisa tidur pulas malam ini agar kesembuhan lututnya besok pulih, namun Gadis malah mengambil handphone untuk menelefon Reza pukul 1 malam dan dia juga belum tidur.
"Halo Tumben malam-malam nelfon?"
"Rez?"
"Iya kenapa?"
Reza masih jutek dengannya yang sulit ditebak oleh Gadis.
"Rez, tadi aku ja.."
Padahal Gadis ingin bilang ke dirinya kalau dia tadi jatuh dari sepeda tapi tidak sempat karena sudah dipotong bicaranya.
"Sudah ya, gue mau tidur bye." Langsung matikan telefonnya.
Gadis meneteskan air matanya lagi dengan sikap dingin Reza yang terus-terusan sampai saat ini, Gadis masih yakin belum ada yang bisa menggantikan posisinya sebagai sahabat dekat Gadis dan ia pun berharap persahabatannya masih utuh tetapi apakah akan terus bertahan persahabatannya ini dengan sikap Reza yang barusan. Gadis menangis hingga tertidur pulas hampir kelewatan subuh tapi terbangun diujung subuh. Kemudian Gadis pun menyempatkan salat subuh dulu baru dia pergi mandi.
Seusai mandi, Gadis pergi serapan kemudian tidak lama kak Rizki sudah menjemput dirinya untuk pergi sekolah bersama.
          "Oiya mami papi, hari ini Gadis dijemput sama kak Rizki bolehkan?"
         "Boleh, mami setuju kok. Iya kan papi?" Iseng maminya lagi.
         "Kak Rizki?" Tanya papi
         "Iya tetangga kita." Tutur mami
Gadis heran.
         "Kak Rizki tetangga kita mami?"
Maminya tersenyum lebar melihat tingkah polos anaknya yang bertanya singkat itu terlihat lucu ditelinganya mami.
         "Assalamu'alaikum Gadis?" Sapa kak Rizki depan pintu.
         "Nah itu dia, samperin." Mami.
Gadis pun membuka pintu rumahnya.
         "Wa'alaikumsalam kak Rizki?"
        "Udah siap, ayo kita pergi."
Sebelum Gadis menjawab, mami datang menghampiri mereka.
        "Tante.." kak Rizki mensalaminnya.
        "Tan pamit bawa Gadis pergi bareng ke sekolah."
        "Iya tante suka, kalau Gadis sekarang sudah ada teman. Jagain dia ya Rizki."
        "Mami! Apaan sih mi?" Bisik Gadis ke mami.
Kak Rizki hanya tersenyum saja mendengar pesan mami Gadis barusan.
        "Siap tante, Rizki jagain Gadis di sekolah. Siapapun yang gangguin dia, Rizki siap membantunya."
       "Makasih ya Rizki." Tutur mami Gadis.
       "Sudah kalian pergi lagi, nanti terlambat ke sekolah."
       "Iya tante, Assalamu'alaikum Tan."
Gadis hanya datar polos lalu mensalamin maminya yang suka iseng seperti Lambe turah.
        "Wa'alaikumsalam." Balas mami Gadis sambil tersenyum lebar melihat mereka.
Beberapa langkah lagi menuju ke mobilnya kak Rizki, dia mau membuka pintu tiba-tiba kak Rizki menawarkan.
         "Biar gue yang buka pintu."
         "Hm? Makasih kak."
Kak Rizki membalas dengan senyuman halus di bibirnya, kemudian ia pun naik ke mobilnya. Pas kak Rizki memasang safety belt, tiba-tiba Gadis menanyai hal ini ke dirinya.
         "Oiya kak Rizki, kalau orang-orang sekolah tau aku hari ini pergi bareng kak Rizki pasti aku makin dibully lagi."
        "Udah tenang aja, kan ada gue."
       "Iya sih, tapi gimana dengan Reza? Pasti dia makin marah sama aku."
Kak Rizki mengalihkan pandangannya ke stir mobil lalu tangan kirinya menurunkan rem tangan kemudian menarik ke drive karena jam sudah hampir pukul 07.00 pagi.
        "Kak Rizki, aku takut banget."
Kak Rizki menggenggam tangan kanan Gadis untuk menenangkannya.
       "Gadis sekarang Lo ada disamping gue, jadi percaya sama gue ya."
Gadis pun melepaskan genggaman tangannya kak Rizki lalu menatap ke depan kaca mobil sambil menghela nafas perlahan. Sedangkan kak Rizki berbicara dalam hati.
       "Sebenarnya gue sudah sayang sama Lo tapi Lo masih kepikiran Reza yang Lo anggap sahabat tapi seperti tidak sahabat"
Selama ketakutan yang dirasakan Gadis ditengah perjalanan menuju sekolah karena takut dibully lagi sebab dia pergi bersama kak Rizki, tiba juga di sekolah lalu kak Rizki memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Selesai mereka berdua turun dari mobil, orang-orang pada terkejut melihat Gadis bisa pergi bersama kak Rizki tapi mereka tidak berani menyorakinya karena disamping ada kak Rizki.
         "Rez, Reza." Bayu memukul pundak Reza.
         "Hm?" Reza sambil meletakkan helmnya di atas motor.
         "Itu liat coba si Gadis sama kak Rizki jadi pusat perhatian."
Reza pun melihat wajah Gadis karena ketakutan untuk dibully lagi sama mereka, sebab Gadis yang berkacamata itu tidak pantas dekat dengan kak Rizki tetapi mereka sepertinya tidak berani untuk membully Gadis. Reza pun langsung samperin Gadis.
         "Gadis ayo ke kelas." Reza menarik tangannya Gadis langsung
        "Reza kamu udah sampai?" Gadis terkejut.
         "Ayo ke kelas."
Gadis pun menoleh kearah kak Rizki untuk pamit duluan ke kelas, akhirnya kak Rizki mengangguk pelan dan mereka berdua pun ke kelas duluan. Setelah sampai di kelas, tiba-tiba Reza.
         "Gadis mulai sekarang persahabatan kita sampai disini."
Gadis terkejut dan tidak bisa berkata kata tapi dari sudut matanya ingin meminta alasan mengapa tiba tiba Reza pinta persahabatannya yang telah bersama diakhiri begitu saja.
         "Karena gue ingin menjadi teman yang lebih dari teman buat Lo."
Bukannya Gadis membalas respon dari pernyataannya, tetapi dia duduk di kursinya dan mengambil beberapa buku untuk belajar pagi ini.
         "Gadis Lo denger gue gak?"

Gadis Kacamata (On GOING)Место, где живут истории. Откройте их для себя