Gadis Kacamata #1

43 9 1
                                    

🌼🌼🌼
INTRO

"Hai semuanya perkenalkan nama aku Gadis Putri Sri Nirmala yang sering dipanggil Gadis oleh semua orang, aku masih berumur 16 tahun dan sudah duduk dibangku SMA kelas X atau 10 IPA, aku sudah berkacamata sejak dini karna dulu pernah terjadi sesuatu didiri aku oleh sebab itu aku memakai kacamata sampai saat ini dan harapan aku ingin sekali melihat alam yang indah ini tanpa kacamata seperti orang-orang yang bisa memiliki penampilan perfect di diri mereka. Walaupun aku berbeda dari mereka tetapi aku tetap selalu diajarkan untuk bersyukur meskipun aku sering menerima komentar-komentar negatif tentang aku perihal kacamata ini. Oiya dan satu lagi Gadis adalah satu-satunya anak di rumah ini jadi mami dan papi selalu menjaga serta melindungi gadis dari apapun yang terjadi.
"Inilah Kisah aku Gadis Putri Sri Nirmala"
🌼🌼🌼

Setiap pagi, Gadis selalu bangun awal pagi lalu selalu melakukan rutinitas di pagi hari sebelum berangkat sekolah. Rutinitas yang selalu dilakukan oleh Gadis di pagi hari adalah terapi melihat sinar matahari terbit di rooftop rumah Gadis sambil memejamkan mata dan selalu berbicara pada hati kalau Gadis yakin akan bisa bebas dari kacamata untuk melihat alam yang sangat indah ini. Kemudian Gadis melakukan rutinitas yang kedua yaitu mandi, lalu Gadis pergi serapan sebelum berangkat ke sekolah, setelah itu Gadis pergi berangkat ke sekolah menggunakan sepeda.
        "Mami, papi, Gadis pergi dulu ya Assalamu'alaikum."
        "Wa'alaikumsalam hati hati sayang." Balas mami.
        "Gadis, jaga diri kamu ya." Pesan papi.
        "Siap papi." Lugas aku.
Setelah itu, Gadis berangkat ke sekolah dengan sepeda kesayangannya yang berwarna merah jambu. Gadis termasuk anak yang ceria, ramah, baik hati dan memiliki senyuman yang manis membuat orang-orang iri melihatnya. Sesampai di gerbang sekolah, Gadis mulai mencari parkiran sepedanya lalu dia bergegas menuju ke kelas. Disaat Gadis memarkirkan sepedanya di parkiran tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya.
       "Hai, anak baru ya? Seseorang yang menghampirinya.
Gadis sedikit bingung.
       "Hai, mungkin aku saja yang jarang terlihat."
Seseorang itu ketawa kecil melihat Gadis yang super polos.
      "Oh, kenalkan nama gue Rizki dari kelas 12 IPA." Mengulurkan tangannya untuk salaman dengan Gadis.
       "... oh, nama aku Gadis."
Dari reaksi wajahnya Rizki bingung mendengar nama Gadis.
       "Gadis?"
       "Gadis Putri Sri Nirmala."
       "Wow, namanya sungguh indah kayak orangnya." Memuji Gadis.
Gadis hanya senyum datar setelah dipuji oleh Rizki karena baru kali itu dia mendapatkan pujian dari orang dan dia tidak ingin berekspektasi orang-orang menyukai lebih ke dirinya. Beberapa menit mereka berkenalan, Gadis melirik jam ditangan.
       "Kak Rizki, kita masuk kelas saja lagi udah mau bel masuk."
       "Oh iya, Okey ayo barengan."
Akhirnya Gadis dan kak Rizki beriringan menuju ke halaman sekolah lalu kak Rizki kearah kiri dan Gadis kearah kanan. Dan Gadis sedikit cuek terhadap orang yang mau berkenalan dengannya sehingga dia tidak menyapa lagi kak Rizki pas sudah berbeda arah.
      "Gadis, sampai jumpa di kantin." Lambaian kak Rizki.
Gadis menoleh.
       "Oh iya sampai jumpa kak."
Kemudian Gadis melanjutkan menuju ke kelasnya sambil merapikan sedikit poninya kedepan. Sesampai di kelas, Gadis mengeluarkan beberapa buku yang dibutuhkan untuk pagi ini sebelum guru pagi ini masuk ke kelasnya. Setelah mengeluarkan beberapa buku, tiba tiba...
        "Gadis, boleh pinjam pena ga?" Sapa Reza.
Gadis menolehnya dengan tidak asing lagi pada permintaannya.
        "Hm.. tapi aku cuman punya 2 pena."
        "Iya udah gue pinjam 1 nanti gue balikin, boleh kan?"
        "Boleh, ini."
Reza itu teman dekat Gadis selama 9 tahun selalu sekolah sama dan ditambah pula kelas yang selalu sama jadi Reza sudah sangat memahami kekurangan dan kelebihan Gadis begitu juga Gadis yang sudah sangat memahami karakternya Reza. Jadi apabila ada yang mengganggu, membully Gadis, Reza lah orang yang pertama menolong Gadis dan bisa dibilang Reza itu adalah sahabat terbaik bagi Gadis. Pokoknya Gadis sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Reza.
5 menit kemudian, bel masuk pun berbunyi dan guru pagi ini dengan pelajaran bahasa Inggris pun masuk ke kelas Gadis. Dan gurunya pun menyapa kelas pagi ini.
       "Good morning class and how are you?" Miss. Lisa.
      "Morning Miss, Iam fine and you?"
       "Iam good too, okay we'II start to our lesson In this morning." Miss Lisa.
       "Okay Miss Lisa."
Pada pagi ini mereka belajar bahasa Inggris, Gadis sebelum melanjutkan belajarnya dia membersihkan kacamatanya dulu agar melihat papan tulis dapat jelas tulisannya dan belajarnya pun jadi fokus. 30 menit begitu cepat apabila Miss Lisa yang mengajar bahasa Inggris di kelas Gadis karena beliau sangat senang mengajar di kelas Gadis sebab siswa siswinya selalu penuh semangat jika belajar bahasa Inggris. Oleh karena itu Gadis sangat berkeinginan menjadi seorang juru bicara internasional, dapat melanjutkan pendidikan tingginya di Oxford London dan ingin menjadi paskibraka tetapi Gadis merasa ragu terhadap dirinya yang  berpenampilan seperti ini sedangkan untuk menjadi seorang juru bicara internasional dan paskibraka harus memiliki penampilan yang perfect namun Gadis tetap terus belajar walaupun masih ragu hal itu.
Tidak lama kemudian, bel istirahat pertama pun berbunyi dan Gadis seperti biasa keluar kelas dahulu tidak barengan dengan Reza karena Gadis setiap jam istirahat pertama ke kantin sedangkan Reza jam istirahat pertama ia pergi ke lapangan basket. Pas Gadis baru keluar dari kelas....
        "Wei ada nenek berkacamata yang masih sekolah duduk di bangku SMA."
"Huhuhuhu nenek kacamata bulat."
Setiap hari kata-kata itu terdengar di telinga Gadis hingga membuat Gadis hari ini mencoba untuk membiarkan dan melewatkan kata-kata itu dengan berpura-pura tidak mendengarnya tetapi ada salah satu siswa yang melempar botol, tisu bahkan sampah ke dirinya hingga Gadis berhenti menahan tangisnya. Saat semakin rusuh mereka tiba-tiba...
"Hentikan!"
Kak Rizki berjalan menghampiri Gadis dan merangkulnya.
"Kalau kalian masih bersikap seperti ini, berhadapan dengan gue dan bubar kalian semua dari sini."
Mereka masih menyoraki..
"Huhuhu...."
"BUBAR!" Tegas kak Rizki.
"Lo gak apa apa?"
Gadis tidak menghiraukan pertanyaan kak Rizki dan dia langsung pergi meninggalkannya ke Kantin. Sedangkan Reza terlambat membantunya karena Reza baru keluar dari kelas untuk menuju ke lapangan dan tidak sengaja Reza melihat kak Rizki yang membantu Gadis. Maka dari itu Gadis menghiraukan pertanyaan kak Rizki dan meninggalkannya duluan ke kantin.
Sesampai di kantin, Gadis hanya memesan air minum saja.
"Mbak, air hangat 1 ya?"
"Okey mbak Gadis."
Gadis termenung mengingat kejadian barusan yang terus tanpa henti dia menerima bullyan.
"Ini mbak air hangatnya."
"Eh iya mbak, makasih mbak."
Gadis pun meminum seteguk air hangat tersebut, tidak lama kemudian kak Rizki datang dan duduk dihadapkan Gadis yang sedang terdiam mengingat kejadian barusan.
"Gadis, Lo gak apa kan?"
Gadis masih terdiam.
"Apa Lo bawa baju ganti? soalnya kotor baju Lo."
Kedua kali Gadis masih terdiam.
"Gadis liat gue."
Akhirnya Gadis melihat matanya kak Rizki.
"Lo kenapa ga melawan mereka? Gue yakin Lo kuat kok melawan mereka."
"Untuk apa melawan mereka? Gak ada gunanya."
"Tapi kalau Lo diam, mereka bakal melonjak."
Gadis mengalihkan pandangannya.
"Waktu kecil aku pernah diajarkan sejahat-jahatnya orang ke kita, jangan pernah balas dengan kejahatan tapi balaslah dengan kebaikan. Karena sudah ada yang membalasnya." Kembali menatap matanya kak Rizki.
        "Pernyataan Lo benar, tetapi Lo harus berani."
        "Berani untuk melawan buat apa kak? Lebih baik berani untuk memilih diam karena aku yakin suatu saat aku bisa lebih baik dari apa yang mereka lakukan sekarang kepadaku meskipun aku masih ragu hal itu." Mengalihkan pandanganku lagi.
Kak Rizki menggenggam jemari Gadis.
        "Gadis apapun yang terjadi di Lo, gue selalu ada buat Lo."
Gadis menjauhkan jemarinya dari genggaman kak Rizki.
        "Padahal aku ingin ditolong sama Reza kejadian tadi sahabat terbaik aku tapi hari ini hari pertama ia gak menolong aku."
Kak Rizki hanya tersenyum singkat mendengar penjelasan Gadis tetapi kak Rizki harus bisa memperjuangkan Gadis karena sejak pertemuan pertama kak Rizki sudah menaruh hati untuk Gadis.
Sedangkan Reza saat lagi dribble bola, teman-temannya pada heran dengan Reza hari ini tidak menolong Gadis terhadap kejadian tadi.
        "Rez, tumben Lo gak tolong Gadis tadi?" Tanya Bayu.
        "Iya  malah ditolong sama kak Rizki itu..." Tambah Ari.
        "Hati-hati Rez, kak Rizki kayaknya juga suka sama Gadis." Tambah Anggi.
Reza yang masih mendribble bola.
        "Biarin saja dia suka Gadis, gue dengan Gadis cuman sahabat saja."
Reza yang sudah siap-siap melemparkan bole ke ring tetapi ditahan sama Bayu, dan teman-temannya pada ketawa kecil.
         "Hati gak bisa berbohong, dari wajah Lo sudah tergambar kalau Lo juga suka sama Gadis."
         "Hati-hati, good luck." Bisik Anggi.
         "Okey, lanjut kita main." Tutur Ari.
Reza dan teman-temannya melatihkan diri untuk bermain basket, selesai Gadis dan kak Rizki dari kantin bersama sama mengunjungi perpustakaan menemani kak Rizki mencari buku untuk mempersiapkan ujian kelulusan serta untuk melanjutkan pendidikan tinggi kak Rizki di Universitas Gajah Mada. Dan kebetulan lokasi perpustakaan melewati lapangan basket, mereka sedang saling merebutkan bola untuk melempar ke ring saat Reza lepas melemparkan bola ke ring mau mendribble lagi tidak sengaja Reza melihat Gadis berjalan bersama kak Rizki sepertinya menuju ke perpustakaan.
        "Bayu, kayaknya Reza mulai cemburu itu." Tutur Ari.
       "Hush!"
       "Rez, ayo lanjut dribblenya." Tutur Anggi.
Reza pun melanjutkan dribble bola, memperebutkan bola lagi untuk melemparkan ke ring ketiga kalinya. Ketika Reza meleset melempar bola ke ring dan lemparan bolanya hampir kearah Gadis lalu dihadang oleh tangannya kak Rizki.
        "Lo gak apa kan?"
        "Gak apa kak."
Kak Rizki pun sebelum melemparkan bolanya ke lapangan, kak Rizki memberikan peringatan ke mereka.
        "Lain kali hati-hati mainnya." Sambil melemparkan bola ke lapangan.
        "Okey kak." Balas Bayu.
Anggi memegang bahunya Reza.
        "Rez, Lo aman? Apa kita istirahat dulu?"
Reza diam terpaku melihat Gadis yang berjalan berduaan dengan kak Rizki yang sudah masuk ke perpustakaan.
         "Kalian lanjut main, gue mau ke perpus." Sambil melemparkan bola kearah Bayu.
Selepas Reza pergi ke perpus, teman-temannya pada ketawa kecil.
         "Oh, oh,oh guys ada yang mulai mabuk cinta nih.." Tutur Ari.
Gadis sedang memilih buku-buku yang dia sukai sedangkan kak Rizki mencari sumber buku yang membantu dirinya untuk menambah materi serta teori untuk ujian kelulusan, tiba-tiba Reza datang.
         "Gadis?"
Gadis pun menoleh..

Gadis Kacamata (On GOING)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora