Gadis Kacamata #13

8 7 0
                                    

Sambil aku mengerjakan tugas wawancara sampai jam 20.00, hingga detik ini pun juga belum ada muncul notifikasi dari Reza berarti pertanyaanku di chat hanya dibaca olehnya saja tetapi tidak dibalasnya. Namun aku tetap terus melanjutkan pengetikan tugas wawancara agar tugas tersebut segera selesai malam ini supaya malam esok hari aku bisa mengerjakan tugas kelompok biologi, jadi sore esok hanya tinggal meletakkan file foto dokumentasi bersama kak Rizki di tokonya besok.

Pukul 22.30 wib

Akhirnya pengetikan tugas bahasa Indonesia selesai juga, lalu aku mensisakan satu halaman kosong di word untuk meletakkan dokumentasi di halaman terakhir pada tugas wawancara tersebut. Kemudian aku simpan data file tugas ini lalu aku matikan laptop dan merapikan peralatan tulis yang ada di meja belajarku pada tempatnya. Setelah itu aku membuka handphone, sampai detik ini juga masih belum ada notifikasi balasan dari Reza sehingga membuat aku sedikit khawatir padanya.
"Kenapa ya Reza kok tumben tidak membalas chat dari aku hari ini? Apa dia merajuk lagi ya karena tadi aku tidak angkat teleponnya?"
Tatapan mataku terfokus melihat ke arah bingkai foto yang terpajang di dinding kamarku, dimana isi foto didalam bingkai tersebut foto kami berdua semasa kecil yang begitu nyaman melihat foto tersebut. Dan aku tersadar dari lamunan karena mami membuka pintu kamarku untuk mengingatkanku makan malam.
          "Kamu kenapa sayang kok termenung?"
          "Tidak apa-apa mi, Gadis cuman kepikiran sedikit saja tentang Reza mi."
          "Oiya kok Reza sekarang tidak pernah main lagi ke rumah?"
Pertanyaan mami seakan mewakilkan perasaan aku dengan sikap Reza saat ini sungguh berbeda dari kemarin.
          "Tidak tahu mi, Gadis juga bingung sama sikapnya sekarang ini."
Aku meletakkan handphone dari genggamanku daritadi yang belum ada juga notifikasi darinya.
          "Kalian kenapa? Lagi bertengkar? Kan kalian sudah lama sahabatan, kok belum saling mengerti juga?" Mami bertanya.
Sejenak aku tiba-tiba terdiam setelah mendengar pertanyaan dari mami, semakin membuat aku bertanya-tanya tentang perasaan ini yang berkaitan dengan sikap Reza tidak seperti dulu lagi.
          "Tidak tahu mi, Reza berubah semenjak ada kak Rizki sering menolong aku ditengah bully, uppsss..." keceplosan aku.
Selama ini mami tidak tahu kalau anaknya di sekolah sering dibully karena memakai kacamata bulat berwarna merah jambu, lalu mami terkejut mendengar pernyataan dari aku barusan beberapa detik yang lalu.
           "Kamu sering dibully? Kok kamu tidak pernah bilang ke mami papi?"
           "Hm... ti..dak, tidak mami. Maksudnya hmmm ..."
aku bingung ingin menjawab apa karena sudah terlanjur mengatakan itu.
           "Maksudnya apa sayang? Tidak bisa kita biarkan bully ini Gadis."
Aku hanya menunduk kepala saja.
           "Terus Reza tidak pernah menolong kamu? Untuk apa ada sahabat kalau tidak bisa melindungi," mami sedikit marah.
            "Reza ada kok mi tolong aku, cuman kak Rizki yang sering ada buat Gadis."
Mami sungguh marah dan kesal dari wajah beliau karena tidak menerima anaknya sering dilakukan perundungan pada diri anaknya.
            "Sudah mi, masalah ini bisa selesai kok. Gadis sudah SMA juga jadi biar Gadis saja yang selesaikan."
            "Pokoknya kamu harus akhiri sahabatan dengan Reza dan mami tidak ingin melihat wajahnya lagi di rumah kita."
Mami sangat marah dan keluar dari kamarku lalu beliau langsung mengabari ke papi di kamar.
           "Aduh, kenapa Gadis? kenapa aku bisa keceplosan bilang ini ke mami?"
aku menepuk dahi sambil ketakutan, takut mengakhiri persahabatan aku dengan Reza dan aku juga tidak ingin teman-teman aku keluar dari sekolah ini karena bully sebab mereka semua juga punya mimpi untuk menggapainya.

Gadis Kacamata (On GOING)Where stories live. Discover now