Gadis Kacamata #12

9 7 0
                                    

"Oh iya gimana besok pulang sekolah lagi aku ajak kamu ke toko butik langsung sebagai dokumentasi wawancara kamu juga, gimana?"
Setelah ia menawarkan kepadaku untuk ke toko butiknya langsung besok, seketika aku berpikir kalau untuk dokumentasi kenapa tidak sekarang saja agar tugas ini segera terselesaikan.
"Kenapa tidak hari ini saja kak?"
"Toko butik aku tutup jam 17.00 dan sekarang sudah jam setengah empat, belum lagi perjalanan menuju kesana gimana?"
"Hm iya juga ya kak, ya sudah boleh juga besok kak."
"Oke."
Seiring waktu berjalan, kami pun melangkah menuju keluar rumah kak Rizki bahwa wawancara hari ini cukup banyak dan untuk dokumentasi seperti bukti foto usahanya besok aku akan diajak ke tokonya langsung.
"Hmm... terimakasih ya kak Rizki sudah banyak banget mencari informasi buat tugas ini."
Ia mengangguk sambil kedua jemarinya dimasukkan ke dalam saku celananya.
"Iya itu sih sudah kewajiban aku sebagai kakak tingkat kamu buat membantu adik kelas, jadi santai saja."
Aku tersenyum sambil menunduk sedikit wajahku mendengar responnya yang begitu dewasa menjadi kakak tingkatku, sungguh hari ini banyak sekali aku belajar dari segala hal dengan kak Rizki.
"Hmm Yasudah kak, aku pamit pulang makasih sekali lagi kak."
Ia mengangguk lagi.
"Hati-hati."
"Kan dekat jarak rumah kita kak?" Kenapa hati-hati kak?" polos aku.
Ia hanya tertawa kecil mendengar kepolosan dari aku.
"Iya.., kamu kan jalan dan kita tidak tahu kan pas kamu jalan ke rumah kamu kesandung batu atau sejenisnya bisa saja terjadi kan?"
Aku pun jadi malu melihat reaksinya.
"Hehehe oke kak makasih kak."
Aku berjalan menuju ke rumah yang tidak jauh dari rumahnya, lalu sampai didepan pintu rumahku ternyata ia masih berdiri ditempat yang sama dan aku pun menoleh sedikit kearahnya begitu juga ia melihat wajahku untuk meyakinkan aku baik - baik saja sampai masuk ke dalam rumahku. Kemudian aku membuka pintu rumah dari kunci yang aku bawa ke sekolah, lalu aku menutup pintu tersebut kembali dan aku langsung masuk ke kamar karena mami papi sedang lagi ada diluar. Ketika aku telah menutup pintu kamarku lalu aku bergumam dalam hati.
"Apa yang aku rasakan hari ini? Kenapa kok hari ini begitu berbeda dari hari - hari kemarin?"
Aku menghela nafas pelan-pelan, lalu aku membuka kaos kaki dan membersihkan tubuh aku kemudian aku pergi mengerjakan sholat dan setelah itu aku membuka laptop untuk menuliskan semua isi wawancara tadi yang membuat aku kagum padanya bersama kak Rizki.

Dua jam kemudian,

Mami papi mulai mengetuk pintu rumah karena mereka sudah pulang dari tempat kerjanya, lalu aku membuka pintu dan menyambut mereka kemudian aku menyiapkan secangkir teh hangat dan segelas kopi buat mami papi. Aku selalu bersyukur bisa mempunyai keluarga kecil seperti ini yang dimana selalu memberikan waktu bersama dan kesempatan aku untuk berbicara serta kesempatan aku untuk menceritakan apa yang aku rasakan dan itu adalah harta yang paling mahal dari yang aku punya.
"Mi, mami..."
"Iya sayang kenapa?"
Aku menghela nafas sebelum bercerita panjang.
"Mi, kak Rizki itu ternyata pengusaha sukses ya mi?"
Maminya saling liat -liatan dengan papi.
"Kok kamu tumben bertanya tentang kak Rizki?"
Aku pun jadi salting dan serba salah untuk menjawabnya.
"Hmm tidak ada sih mi, tadi aku sepulang sekolah langsung diajaknya ke rumah untuk wawancara tugas bahasa Indonesia,"
Melanjutkan untuk bercerita apa yang terjadi tadi dan akhirnya mereka paham maksud dari cerita aku yang bahasanya begitu terbelit-belit seperti anak kecil baru pandai bicara.
"Gadis, mami paham maksud yang kamu rasakan sekarang ini dan pesan mami cuman satu buat kamu yaitu jangan lupa bahagia, karena bahagia itu penting dalam hidup kita,"
"Iya betul, papi setuju sama mami kamu. Papi mami tidak pernah memaksa kamu nanti dengan siapa, pesan papi cuman satu buat kamu jangan pernah tinggalkan sholat." Sambung papiku.
Tidak lama papi memberi nasihat, adzan maghrib pun berkumandang dan kami pergi siap - siap untuk berjamaah di rumah. Setelah itu aku pamit ke mami papi untuk lanjut mengerjakan tugas wawancara dari pelajaran bahasa Indonesia di kamarku, ternyata pas aku masuk ke dalam kamar handphoneku sudah penuh dengan notifikasi chat ataupun telepon dari Reza sebanyak 25 kali yang aku abaikan dari tadi.
"Astaghfirullah," aku melihat notifikasi dari Reza.
Aku pun telepon balik 3 kali tapi tidak berujung diangkat dan akhirnya aku balas saja chatnya yang bertumpuk dari tadi.

Aku pun telepon balik 3 kali tapi tidak berujung diangkat dan akhirnya aku balas saja chatnya yang bertumpuk dari tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gadis Kacamata (On GOING)Where stories live. Discover now