Gadis Kacamata #6

6 7 0
                                    

Setelah aku mengajak dia ke kelas lagi, kak Rizki pun bergumam didalam hatinya bahwa ia pasti bisa mendapatkan hati aku. Kemudian ia pun keluar dari uks dan menuju ke kelasnya kembali, pas ia sudah tiba didepan pintu kelas gurunya pun bertanya padanya.
"Kamu darimana Rizki?"
Lagi menulis materi di papan tulis, beliau melihat siswanya ada didepan pintu kelas.
"Tadi saya sudah izin ke toilet sama ibu."
"Ke toilet lama kali sudah mau jam istirahat baru kamu masuk?!"
"Maaf bu, tadi ada sedikit kejadian di toilet wanita, adik kelas pingsan."
"Siapa?"
"Gadis bu."
"Sudah siuman dia?"
"Sudah bu."
"Ya sudah duduk kamu."
"Baik bu, terimakasih bu."
Rizki pun menyalinkan materi yang telah ditulis oleh guru pagi ini ke buku tulisnya, tidak lama kemudian bel istirahat pun berbunyi seperti biasa ia melihat aku tiap keluar jam istirahat selalu menerima bullyan dari mereka semua namun kali ini aku Reza langsung sigap menolong aku dari mereka.
        "Ayo ke kantin," sambil merangkul aku dari lemparan botol dan lain-lain.
        "Kasian Gadis," ucap pelan dari bibir Rizki.
Setelah itu, Rizki langsung menyusuli aku ke kantin yang diajak Reza barusan.
        "Mbak saya pesan nasi goreng 1 sama jus alpukat 1."
"Oke nanti saya antarkan ya, bayarnya pakai Qris lagi?"
"Iya mbak," sambil membuka handphonenya.
Mbak kantin pun memberikan barcode pembayarannya, setelah Rizki membayar makanannya menggunakan Qris ia pun duduk disudut yang sedikit jauh dari tempat duduknya aku sama Reza. Aku tidak melihat kalau kak Rizki juga ada di kantin tetapi yang melihat posisi kak Rizki itu si Reza sehingga dia benar-benar sigap peduli denganku yang barusan dibully.
"Kamu tidak apa kan Dis?" Tanya Reza.
"Tidak apa, makasih ya kamu sudah bantu aku tadi dari mereka."
Kemudian aku pun menyerup air yang ada didepanku. Saat kak Rizki curi-curi pandang dari kejauhan, Reza pun pelan-pelan menggenggam jemariku dan membuat aku bingung menatap matanya heran.
"Kenapa Rez?"
"Gadis,"
"Iya...?" Aku mengangkat alis dengan heran.
"Dis, kamu mau gak jadi kekasih aku?"
Aku pun pelan-pelan melepaskan genggamannya.
"Rez kita kan sudah sahabatan lama, 9 tahun loh persahabatan kita... jadi aku tidak ingin kehilangan sosok kamu 9 tahun itu."
"Iya Dis, aku paham."
"Terus kalau kamu paham, kenapa dari kemarin memaksa aku?"
"Bukan memaksa Dis,"
Aku tetap mendengarkan penjelasannya sampai selesai.
"Aku sayang sama kamu."
"Aku juga sayang sama kamu Rez, tapi aku tidak ingin kehilangan sosok diri kamu yang aku kenal selama 9 tahun kita sahabat. 9 tahun itu bukan waktu yang singkat dalam hubungan persahabatan Rez."
"Jadi kamu tidak mau status kita dari sahabat jadi pacar?"
Aku pun tersenyum mendengarnya.
"Rez aku tidak ingin kehilangan sahabat lama aku hanya karena cinta seperti di Ftv Ftv dan aku mau kita tetap seperti ini aja, okey kamu dengar aku ya sesekali?" Aku memberikan senyuman dulu yang membuatnya bahagia.
Dia hanya menunduk diam sambil senyum datar, sekarang giliran aku yang menggenggam jemarinya.
"Rez kamu dengerin aku ya, aku sedih kalau kamu tidak dengarin aku. Karena sahabat aku cuman kamu Rez dan kita tetap seperti ini ya, plis?"
Akhirnya Reza pun melihat wajahku yang sudah memberikan senyuman seperti dulu dan membuat aku tertawa kecil melihat senyum wajahnya yang sedikit kecewa, dan aku tidak sengaja menoleh kekiri melihat ada kak Rizki ternyata di kantin dari tadi.
"Kak Rizki?"

Gadis Kacamata (On GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang