🦊 18 💙

858 45 6
                                    

Yeonjun menutup pintu kamar Karina lalu berjalan menuju meja makan, berniat ikut sarapan bersama orangtua serta mertuanya di pagi pertama.

“Pagi, Mah, Pah, Mah, Pah.”

Keempat orang itu balas menyapanya dengan ceria, lalu kompak tersenyum penuh arti gara-gara mulut ghibah Taehyung sudah menyebarkan gosip yang didapatnya semalam.

Apalagi Yeonjun datang ke sana dalam keadaan rambutnya yang basah habis keramas. Semakin sus saja jadinya.

“Karina mana, Nak?” Joonmyeon yang sedang mengaduk kopinya bertanya dengan nada menggoda.

“Masih tidur, Pah. Pulas banget dia, aku jadi gak tega banguninnya.”

Mendengar hal itu, Jennie dan Irene langsung cekikikan berdua kemudian bisik-bisik tetangga.

“Karina kecapean, Mbak. Hihihi...”

“Iya, Jane. Tepar habis di-eughhh... Hihihi...”

Yeonjun menarik kursi di samping Taehyung kemudian mendudukinya. Ibu dan mertuanya itu, berbisik tapi suaranya terdengar ke mana-mana. Dasar emak-emak.

Memilih bodo amat, dia mengambil selembar roti dan mulai mengolesinya dengan selai. Di saat itulah Karina yang masih muka bantal keluar dari kamar.

Cara berjalannya agak aneh sehingga mengundang salah paham. Semakin memperkuat dugaan saja kalau semalam dia habis digempur habis-habisan.

“Karina kenapa? Kok jalannya agak ngangkang gitu?” goda Taehyung yang sebelas dua belas seperti Joonmyeon.

Sang menantu meringis sambil tersenyum, lalu duduk di samping Yeonjun. “Nggak kenapa-kenapa kok, Pah. Cuma agak sakit aja.”

Sialnya jawaban yang diberikan terdengar ambigu. Padahal maksud Karina yang sakit itu adalah kakinya karena kemarin ia cukup lama pakai high heels. Tapi pikiran mereka malah mengarah ke yang lain.

“Yeonjun, jangan ganas-ganas dong sama Karina. Mamah tahu kamu itu emang nafsu banget. Tapi lihat tuh, Karina jalannya nyampe kayak gitu gara-gara genjotan kamu kekencengan. Kasihan dia.”

Dan ucapan frontal Jennie barusan sukses membuat nyawa Karina yang masih tercecer di kamar seketika langsung kumpul semua.

Apa katanya? Genjotan? Kekencengan?

What?!

“Mamah Jennie, aduh. Nggak gitu, Mah. Aku sama Pak Yeonjun nggak abis ngelakuin—”

Irene pun menyela. “Iya iya, kami tahu kamu pasti bakal menyangkal karena masih malu-malu. Nggak apa-apa, Sayang. Nggak apa-apa.”

Karina menggeleng. “Dih, nggak. Aslinya nggak.”

Tapi Irene masih keukeuh. “Terus kenapa kamu jalannya kayak gitu? Mana Yeonjun juga keramas pagi ini.”

“WADUUUH... Kenapa malah pake ilmu cocokologi kayak shipper K-Pop? Seriusan Mamah, aku semalem itu langsung tidur, gak ngapa-ngapain dulu. Iya kan, Pak?”

Karina menuntut pembelaan dari suaminya. Dia mengguncang lengan Yeonjun sampai-sampai secangkir teh manis yang hendak diminumnya hampir tumpah-tumpah.

“Karina, astaga hati-hati. Ini masih panas, kalau selangkangan saya kena guyur emangnya kamu mau tanggung jawab?”

“Ya makanya Bapak klarisifisikisississasi—”

“Klarifikasi.”

“Iya, itu maksud saya! Bapak kelaripikasi dong sama mereka kalau semalem kita gak ngapa-ngapain. Kita digodain terus jadinya.”

Yeonjun yang sedang dalam mode jahil malah sengaja bungkam. Lalu tersenyum sok malu-malu seolah menyiratkan kalau mereka memang melakukannya semalam.

“Aish, Bapaaak!” Karina pun merajuk karena tidak ada yang membelanya. Dia mengunyah roti hasil merampasnya dari piring Yeonjun sambil manyun, dan hal itu membuat mereka semakin tertawa.

Pengantin baru yang lucu, pikir mereka.
































.

.

.

Soobin dan Chaewon masuk ke ruang TU fakultas, lalu menyerahkan masing-masing map berwarna merah yang isinya adalah berkas-berkas persyaratan untuk mendaftar seminar proposal.

Proposal mereka sudah di-acc oleh dosen pembimbing masing-masing dan siap untuk maju seminar bulan depan.

Setelah mengucapkan terima kasih, sejoli itu berjalan keluar gedung menuju parkiran seraya mengobrolkan Beomgyu yang masih berada di kampung halaman.

“Itu kecelakaannya parah emang?” tanya Chaewon agak mendongak. Resiko punya pacar jelmaan menara sutet begini jadinya.

“Biasa, emak-emak mau belok kanan masang sen kiri. Jadi ketabrak sama motor di belakang. Sampe masuk di rumah sakit gitu ya kayaknya sih parah.”

“Kasihan Beomgyu, pasti sedih banget lihat ibunya kena musibah kayak gitu. Jadi pengen nengokin.”

Soobin merangkul pundaknya. “Gimana kalau nanti kita ke sana? Itung-itung refreshing juga, proposal kita kan udah kelar, tinggal nunggu jadwal doang.”

Chaewon mengangguk antusias. “Boleh, Bin. Nanti gue ajakin Karina juga deh, siapa tahu dia mau ikut. Kalau nggak ya udah, kita berdua aja.”

Ngomong-ngomong soal Karina, Soobin jadi keingatan lagi dengan sosok mirip Irene yang melintas di belakang Chaewon waktu itu.

Dia pun menanyakan hal tersebut, dan bola mata Chaewon yang bergerak gelisah saat menjawab justru semakin mengundang kecurigaan.

“Elo gak lagi ngebohongin gue kan, Chae?”

“Nggak, astaga. Ngapain sih g-gue bohong, Bin? Mirip doang kali? Gak ada Tante Irene di sana, seriusan deh.”

“Jujur aja ya, setelah gue mergokin lo berduaan bareng Pak Yeonjun di kantin itu gue jadi overthinking mulu sama lo.”

“Jangan mulai deh, Bin! Udah masalah Pak Yeonjun lagi aja yang lo bahas. Lagian kalau seumpamanya emang bener yang di sana itu Tante Irene, masalahnya apa?”

Soobin duduk di motornya, tatapan penuh selidiknya berubah bingung. “Gak tahu juga sih? Tapi kayak ada yang ngeganjel aja.”

“Ereksi kali ngeganjel?”

“HEH?!”

Soobin langsung geger karena mulut tidak lulus sensor kekasihnya, mana di sini banyak orang. Chaewon pun menutup mulutnya pura-pura khilaf, padahal nyatanya sengaja supaya topik bahasan mereka teralihkan.

“Oops! Sorry...”

“Udah udah, lupain aja. Kita mau ke mana sekarang, Chae?” Soobin memakai helmnya, Chaewon juga. Dalam hati gadis itu bersorak gembira karena aksinya berhasil.

“Gimana kalau kita karaokean?” usulnya lalu nangkring di belakang lelakinya. “Mau sekalian cuddle juga sih sebenernya.”

“Gak mau ngecas?”

“Gak bisa, lagi datang bulan.”

Soobin menoleh dengan bahagia. “Lo datang bulan?! Astaga, terima kasih, Ya Tuhan!”

Ada-ada saja memang.

























.

.

.

TBC

Mas Dosen || YeonRina [SLOW UPDATE]Onde histórias criam vida. Descubra agora