🦊 08 💙

2K 65 3
                                    

“LEPASIN SAYA, PAAAKKK...”

“Nggak, sebelum kamu turun. Ayo turun!”

Karina benar-benar mau pulang naik ojek. Sekarang saja dia sudah duduk membonceng di belakang si abang, lengkap dengan helm hijau yang sudah nangkring di kepalanya. Bersiap capcus saat ini juga andaikan Yeonjun tidak menahannya seperti sekarang.

“Nggak mau!”

“Kamu pulangnya harus sama saya. Papah kamu sudah mengamanatkan hal itu. Nanti apa yang harus saya bilang ke Papah kamu kalau kamu pulangnya sama laki-laki lain?!”

Si abang ojek yang mana adalah laki-laki lain yang dimaksud jadi bingung sekarang. Kalau dibatalkan berarti rezeki melayang, tapi kalau tetap diangkut ia jadi merasa bersalah karena pikirnya telah membawa pacar orang. Mana ini situasinya lagi bertengkar.

“Saya gak mau pulang dianterin Bapak! Bapak aja masih jutek mulu sama saya, padahalkan saya udah minta maaf.”

Yeonjun membuang nafas panjang dan memejamkan matanya sejenak.

Karina ini tidak sadar atau bagaimana? Padahal sikap dia juga selalu jutek kepada Yeonjun, malah lebih parah. Tapi Yeonjun sabar menghadapinya.

Sekarang di saat Yeonjun menunjukkan ketidaknyamanan hatinya, Karina justru marah-marah seolah Yeonjun adalah lelaki paling berdosa di dunia. Ternyata benar, lelaki itu selalu salah di mata wanita.

“Ya udah, saya juga minta maaf sama kamu. Saya gakkan gitu lagi. Kamu mau kan pulang sama saya?”

Karina memandang wajah tampan dosennya yang melembut lagi. “Serius Bapak gakkan ngejutekin saya lagi?”

“Iya serius.”

“Ya udah.” akhirnya dia mau turun. “Ayo pulang, Pak.”

“Eh, Mbak! Helm saya, Mbak!” dan si abang pun geger karena Karina menyelonong pergi dengan helm hijaunya yang belum dilepas.





















.

.

.

“Kamu mau beli sesuatu dulu gak? Mau es krim, jus, atau cemilan apa gitu? Mumpung masih di jalan.”

“Bapak dari tadi nawarin saya ini itu mulu kayak yang mau bayarin aja.”

“Kalau kamu mau saya beliin. Seriusan.”

“Gak usah, saya udah kenyang.”

Yeonjun kembali fokus menyetir dan tidak ada lagi percakapan di antara mereka.

Karina menggigit bibir bawahnya resah. Entah kenapa rasa bersalah masih tetap bersemayam di hatinya karena Yeonjun belum menjawab permintaan maafnya.

Padahal biasanya dia cuek dan bodo amatan, terlebih kepada lelaki ini. Tapi kenapa sekarang malah kepikiran?

“Eumm... Pak?”

“Ya?”

Pada akhirnya Karina memutuskan untuk mengulangi lagi permintaan maafnya.

Ungkapan bernada penuh penyesalan itu membuat si pak dosen melengkungkan senyum tampan. Dia senang karena gadis ini menyadari kesalahannya.

“Saya udah maafin kamu, Karina. Dan seperti kata kamu tadi, kita lupain aja pertemuan ini ya?”

“Iya, Pak.”

“Tapi saya cukup penasaran dengan ucapan Mamah kamu tadi, yang katanya kamu ngebet itu?” Yeonjun meliriknya dulu sepintas.

Mas Dosen || YeonRina [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now