🦊 13 💙

1K 57 4
                                    

“Karina, di depan saya mau beli jus dulu sebentar. Kamu mau sekalian jajan nggak? Kalau mau ayo saya temenin.”

“...”

“Karina?”

Karena tak kunjung dijawab Yeonjun pun menoleh ke jok samping, dan ternyata orang yang ia ajak bicara itu sudah tak sadarkan diri. “Ya ampun, Karina.”

“Zzzzz... Zzzzz...” dengan posisi kepala sedikit menengadah dan mulut terbuka, Karina tertidur nyenyak seperti di kamar sendiri.

Yeonjun menepikan mobilnya di depan kios jus, dan sukses dibuat melongo dulu melihat derp face yang terpampang nyata itu.

“Zzzzz... Zzzzz...”

Berhubung otak jahilnya sedang on, maka dengan iseng wajah aib tersebut difotonya terlebih dahulu.

Cekrek!

“Pfffttt...” hampir saja tawanya meledak melihat betapa konyolnya wajah gadis itu. Untuk bahan ledekan ini lebih dari cukup.

Tiba-tiba mulut menganga itu terkatup. Karina terusik sedikit lalu garuk-garuk pipi, kemudian anteng tidur lagi dengan wajah yang lebih manusiawi.

Kekehan geli si tampan berganti menjadi senyuman. Karina sepertinya benar-benar kelelahan. Sekarang Yeonjun paham kenapa gadis barbar ini tidak banyak bertingkah, ternyata energinya habis gara-gara senam zumba tadi.

“Kasihan kamu. Sebentar ya, saya gakkan lama.”

Maka dari itu Yeonjun langsung turun untuk membeli jus, dan baru membangunkan Karina setelah sampai di depan rumahnya.

Puk! Puk!

“Hey, bangun.”

Tepukan di pundak itu menarik sebagian nyawanya untuk berkumpul. Karina mengusap kedua matanya. Dia bengong dulu sekitar sepuluh detik, lalu terperanjat kaget mendapati Yeonjun tengah memperhatikannya dari belakang kemudi.

“A-astaga!”

“Kamu kenapa ngelihat saya kayak ngelihat jumpscare gitu?! Kamu ketiduran di mobil saya, kumpulin dulu semua nyawanya biar inget!”

Sepasang mata cantik itu mengerjap-ngerjap. Iya juga. Dia kan memang pulang bersama Yeonjun tadi, gara-gara Chaewon mau ngecas bersama Soobin.

Aduh!

“M-maaf, Pak. Saya ngantuk banget, jadi agak keder gini. Ya udah kalau gitu, terima kasih banyak Bapak udah nganterin saya pulang. Saya turun ya, Pak.”

Karina membuka pintu mobil dan bergegas melangkah. Tapi kemudian Yeonjun menyusul setelah mengambil sesuatu dari jok belakang.

“Karina, tunggu.” sahutnya. “Ini buat kamu.”

Kresek putih berisi tiga gelas jus stroberi itu diterima Karina. “Buat saya, Pak?” tanyanya memastikan yang dibalas anggukan. “Dalam rangka apa ya?”

“Gak dalam rangka apa-apa. Tadi saya mampir dulu ke kios jus buat beliin Mamah saya jus. Jadi sekalian aja saya beliin buat kamu juga.”

“Oh gitu? Terima kasih ya, Pak. Ngomong-ngomong, Bapak mau mampir dulu gak ke rumah saya?”

Belum sempat menerima jawaban, kalimat itu sudah buru-buru dilanjutkan.

“Tapi saya cuma basa-basi doang sih, Pak. Bapak jangan geer ya saya ajakin mampir. Saya nawarin gitu karena Bapak udah repot-repot aja beliin saya jus juga.”

Yeonjun yang sudah mangap itu alhasil kini mingkem lagi. Padahal otaknya baru saja merangkai kalimat ‘kok tumben kamu baik?’, tapi kalah cepat dengan mulut gadis itu yang sudah kembali ke setelan pabrik.

Mas Dosen || YeonRina [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang