🦊 16 💙

965 49 0
                                    

“JIDAT PERAWAN GUE DICIUM PAK YEONJUN...”

Seakan tak rela, Karina menunjuk-nunjuk jidatnya dengan dramatis seraya berujar heboh kepada Chaewon.

Dia sekarang sedang berada di kamar mandi, dan Chaewon sebagai dayang-dayang berbaik hati membantu membawakan ekor kebayanya yang panjang. Kalau dibiarkan sendirian Karina pasti kerepotan.

“Ya bagus. Bentar lagi juga pasti bibir lo yang bakal dicium dia. Bibir atas sama bibir bawah juga.” jawabnya jahil dengan arah mata tertuju pada mulut lalu selangkangan.

Sialnya Karina langsung paham. Narasi-narasi erotis di cerita Wattpad NC 21+ yang sering dibacanya langsung bisa terbayangkan. Pipinya seketika memerah.

“IH APAAN SIH, LO?!”

Dan gelegar tawa Chaewon pun mengudara begitu sang kawan langsung menutup pintunya dengan kencang. Dia mencuci tangannya di wastafel lalu kembali berujar.

“Gak usah naif, Rin. Setiap pengantin baru pasti bakal kayak gitu. Gue yang belum jadi pengantin aja udah tahu rasanya.”

Sumpah serapah Karina mengalir di dalam sana bersamaan dengan suara toilet yang disiram. Zaman semakin mengerikan di mana orang-orang terdengar bangga akan dosa yang diperbuatnya, dan dia hidup di dalamnya.

“Gue bukannya naif. Tapi kalau harus praktek langsung jujur aja gue belum sanggup. Secara gue sama dia kan gak pacaran, masih kerasa asing istilahnya.”

“Oh iya, lo sama Pak Yeonjun kan taaruf.”

“Nah, itu. Gue itu gak cinta sama dia. Lo kan tahu sendiri alesan gue mau nikah sama dia gara-gara apa?”

Chaewon monyong-monyong seakan mengejeknya. Bilangnya tidak cinta tapi setiap kali Yeonjun ditempeli Giselle langsung sewot saja bawaannya. Apa itu namanya kalau bukan ada rasa?


























.

.

.

“Iya, Sayaaang...”

Sekembalinya ke pelaminan, Karina dibuat mematung di samping pot kembang. Di sana sang suami terlihat sedang video call dengan seseorang, dan apa tadi katanya? Sayang?

“Chae, Pak Yeonjun manggil sayang ke siapa?”

“Gak tahu, tapi yang jelas bukan ke elo.”

Aura yang tadinya ayu itu seketika berubah suram. Karina langsung menjinjing ujung kain batiknya untuk kemudian ngibrit ke sana seperti preman.

Chaewon geleng-geleng kepala dibuatnya, reaksi alami yang ditunjukkan kawannya itu persis seperti orang yang sedang dilanda kecemburuan.

“Hadeuh... Padahal belum ada lima menit misuh-misuh bilang gak cinta. Kocak amet lo!” cibirnya sebelum melenggang ke meja prasmanan.

“Astaga!” Yeonjun terperanjat kaget karena tiba-tiba pemandangannya menjadi konde gelung semua, ternyata Karina sedang menghalangi layar ponselnya.

“Heh, lo siapa ya?! Ngapain lo video call sama suami gue?!”

Pertanyaan galak itu membuat seorang gadis di sebrang sana planga-plongo kebingungan. Bagaimana tidak, selayar ponselnya dipenuhi wajah Karina semua. Mana judes pula.

“Kak Rina? Ini Kak Rina?”

“IYA, INI GUE! LO SIAPA SIH?! PELAKOR YA?”

“Sssttt... Karina, jangan keras-keras. Malu.”

“Bapak diem deh! Jangan narik-narik pundak saya gini, ah elah!”

“Konde kamu yang segede panci ini ke muka saya semua masalahnya! Awas kamu!”

Mas Dosen || YeonRina [SLOW UPDATE]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant