Aluna 61

12.3K 1K 140
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣

•••









Di sebuah ruangan Indoor yang diisi beberapa permainan olahraga juga rak-rak buku khusus, Kaki berpentopel hitam Samuel melangkah mendekati meja billiard sembari melepas jas hitam formalnya hingga menyisakan kemeja putih yang dibalut rompi hitam tanpa lengan.

Semua bawahannya yang berjaga disana menunduk merasakan atmosfer mencekam diruangan ini berubah seketika dikarenakan wajah Tuan mereka yang tampak tak berekspresi.

Sam meraih Cue dari kayu tersebut sebelum kemudian dia memfokuskan mata tajamnya, tubuhnya membungkuk sedikit bersiap menyodok bola kasti di tengah-tengah meja.

Suara sodokan kuatnya yang tak main-main membuat bawahannya menahan nafas dengan jantung berdegup kencang.

Samuel terdiam mencengkram Cue tersebut dengan tatapan tajam mengarah pada bola-bola yang masih bergerak itu.

"Brengsek!!!" umpat Samuel memukulkan Cue tersebut pada meja hingga patah. "Apa!!! Apa yang spesial dari pria sialan itu!!! Kenapa kau begitu mencintai nya?! Apa yang dia berikan yang tak bisa kuberikan padamu Aluna!!! Aaarrghhh Fuck!!!"

Samuel menopang tubuhnya bertumpu pada meja tersebut dengan nafas naik turun tak singkron.
"Tidak bisakah kau melihat ku, melihat perasaan cintaku yang lebih besar dari para manusia lemah itu?! Aku bisa memberikan mu apapun Aluna..."

Sam mengusap wajahnya gusar, tidak pernah ia merasa se frustasi ini hanya karena seorang wanita, melihat rekaman dan suara wanitanya dengan pria lain dari Edgar membuat Samuel menggila karena cemburu, tatapannya berkilat penuh rasa ingin membunuh, membunuh hama-hama kurang ajar itu.

"Aku akan benar-benar melenyapkan mereka yang berani membawamu pergi dari hidupku," kekehan dalam Samuel membuat bawahannya mengusap punggung karena merinding. "Kalian! Siapkan mobil, aku ingin melihat pertunjukan menyenangkan sekaligus menjemput wanitaku. Dia sudah berani melewati batas waktu yang kuberikan."

Dengan langkah besarnya Samuel berjalan cepat keluar ruangan diikuti para bawahannya.

Stephanie kebetulan ada di bawah, wanita itu tengah membawa beberapa lembaran foto dari gedung pernikahan yang telah selesai dirancang untuk ditunjukan pada Tuannya.

"Kebetulan sekali Tuan--" ucapan Stephanie urung seketika melihat wajah mengetat Tuannya yang terus berjalan melewati tubuh wanita itu. "Tunggu, ada apa?"

Salah satu bodyguard yang dihentikan mendekat lalu berbisik pada wanita itu.
"Tuan kembali menggila karena Nona."

Alastair berdiri seketika dengan tatapan tak percaya, ia tertawa kecil dengan gelengan pelan mendengar ucapan Aluna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alastair berdiri seketika dengan tatapan tak percaya, ia tertawa kecil dengan gelengan pelan mendengar ucapan Aluna.

"Bayi...? Ba-yi siapa yang kau maksud? Aku tidak melihat ada bayi disekitar sini berhentilah bercanda Aluna..." elak Alastair menatap dalam mata wanita itu. "Katakan... Kau... Ini tidak seperti yang aku pikirkan kan? Tidak kan?"

My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang