Extra Part

12K 959 200
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣






•••








Tahun-tahun telah berlalu...

Kerasnya nada dering dari panggilan telefon keluarga membuat wanita cantik yang tengah membaca majalah di ruang santai terusik, apalagi si pe nelfon tampak berkali-kali memberikan panggilan.

"Sebaiknya ku angkat sendiri," cetus nya menutup buku dan mulai beranjak dari tempat duduk. "Kuharap Sam tidak akan marah."

Mungkin sudah bisa ditebak wanita cantik dan terlihat dewasa itu siapa, yap. Aluna, wanita cantik dengan rambut hitam sebahunya yang ditata dengan sangat indah membuat wajah cantik itu tampak lebih fresh dan begitu awet muda.

Jemari lentik yang diberi cat kuku merahnya meraih telfon itu.
"Ya? Ada keperluan apa?"

"Apakah ini kediaman Keluarga Cardellion?" tanya orang disebrang sana, seorang wanita.

"Iya memang ada--"

"Nyonya Aluna? Nyonya saya guru dari sekolah ingin memberi tau jika kedua putra Nyonya saling berkelahi ditambah-- eh," seseorang tiba-tiba merebut telfon guru disebrang sana.

"Omy... Huaaaa..."

Mata indah Aluna sontak terbuka lebar mendengar tangisan putra sulungnya, apalagi terdengar suara ribut disana disertai suara sang guru yang berusaha melerai.

"Iya sayang, Mommy kesana sekarang, tunggu ya," jawab Aluna mencoba menenangkan nya.

"Iya... Cepat..."

Telfonnya segera dimatikan, Aluna berbalik kebelakang untuk bersiap pergi, tapi baru dua langkah ia menepuk pelipisnya dengan ringisan kecil.
"Bagaimana jika Sam tau aku keluar tanpa seizin nya? Jika aku meminta pria itu, dia pasti tengah menghadiri rapat penting di kantor bersama para petinggi. Baiklah, ini hanya sekali saja Aluna."

Tekad bulat Aluna, yang terpenting sekarang adalah menjemput ketiga putra kecilnya untuk pulang, wanita dengan heels hitamnya mulai melangkah menuju pintu besar itu.

"Nyonya mau kemana?" tahan salah satu bodyguard yang berjaga dikedua sisi pintu.

"A--aku ingin menjemput putraku saja, kumohon bukalah, aku tidak bisa terus mengandalkan suamiku," pinta Aluna memelas membuat mereka saling melempar pandangan bimbang. "Ayolah, biar aku yang menghadapi amukan suamiku nanti jika dia menyalahkan kalian."

"Baiklah Nyonya, lima mobil akan mengawal kepergian Nyonya," putusnya membukakan pintu berdaun dua itu.

Aluna menghela nafas, selalu saja mau ada atau tidaknya Samuel orang-orang diMansion ini begitu menjaga ketat Aluna dari apapun, bahkan hal paling memalukan menurut Aluna adalah saat dirinya mencari angin dengan duduk di taman Mansion yang jaraknya hanya beberapa meter para bawahan suruhan Samuel itu terus mengintilinya.

Tanpa menunggu lama, Aluna segera berjalan menuruni anak tangga menuju mobil mewah berwarna putih yang sudah menunggunya.

"Antarkan aku kesekolahan ketiga putraku," ucap Aluna begitu memasukinya sembari menyimpan dompet kedalam tas dengan merek buatan suaminya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang