Aluna 9

56.7K 3.5K 67
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣

•••






Archio terbengong melihat penampilan baru gadis yang tengah berjalan kearahnya itu, ia melepas kacamatanya untuk memastikan dengan jelas.

"What?!" kejutnya dengan bibir terbuka sedikit juga kening mengerut, apalagi kini gadis itu berdiri didepannya.

"Kau Archio Kaka ku kan?" tanya Aluna namun pria itu malah melirik penampilan nya dari ujung kaki sampai kepala, melihat itu Aluna dengan kesal menepuk jidat parpurna milik sang Kaka. "Berhenti melirik ku seperti pria mesum bodoh!"

"Akh! Beraninya kau--!!!" hendak memarahi namun urung, Archio tiba-tiba tertawa mengejek sambil melipat lengannya didepan dada. "Tunggu! apa-apaan ini? Apa akan ada musim salju di bulan Maret?! Kenapa penampilan mu berubah drastis seperti sebuah lidi yang diberi baju kebesaran!"

Aluna memutar malas matanya, ia dengan gemas mencubit sisi pinggang sang Kaka hingga tawanya berubah menjadi ringisan.
"Berhentilah membuat lelucon! Itu tidak lucu sama sekali."

Sambil mengaduh mengusap sisi perutnya, Archio melirik Aluna.
"Harusnya aku yang bertanya, apa ini sebuah lelucon yang diberikan Omma? Kau, dan penampilan mu ini? Tidak. Tidak, kau tidak sama sekali mirip dengan Aluna si jalang itu."

Gadis itu melotot garang.
"Heh! Kau harusnya bersyukur adikmu ini ingin berubah bukannya malah menertawakan nya!"

Tiba-tiba Archio menghapus senyum diwajah tampannya menjadi datar menyoroti Aluna, ia membungkukan badannya ke arah Aluna hingga wajahnya dekat dengan sang adik.
"Aku tak pernah bersyukur memiliki adik bodoh, perusak, dan murahan sepertimu."

Jleb!

Aluna terdiam kaku melihat sorot benci dimata Archio apalagi mendengar desisannya tadi, tak dipungkiri jika Aluna juga tak menyalahkan apa yang diucapkan sang Kaka karena memang kenyataannya Aluna yang asli bersikap seperti itu... Tapi kan...

Alisnya bertaut kesal dengan hidung kembang kempis melihat senyum miring Archio.

Bugh!

"Sialan! Apa seperti itu kata-kata yang kau berikan pada adikmu sendiri hah! Kita itu satu rahim bodoh!!!" pukulan lengan Aluna yang tiba-tiba tak pernah disangka Archio.

Archio melotot dan dengan kedua tangan ia berusaha mempertahankan tubuhnya dari serangan bertubi Aluna.
"Kau apa--!!!"

"APA!!! Asal kau tau aku tidak pernah menemukan sosok Kaka yang buruk sepertimu! Yang menghina adiknya sendiri! Apa kau kira itu keren hah!!! Jawab!!!"

"Akh! Hei berhentilah! Ini sakit! Alu--!!! Arghhhh!!!" erangan Archio begitu lengannya digigit Aluna membuat orang-orang melirik kearah keributan tersebut. "Lepas!!! Kau anjing gila!!!"

Aluna melepas gigitannya dan dengan sigap Archio mundur menyembunyikan lengannya yang sudah dicap oleh gigi-gigi sang Adik.
"Apa kau gila! Lenganku bisa kena rabies!"

"Kau fikir aku anjing!" sentak kuat Aluna, dan dengan entengnya Archio menjawab.

"Kau memang anjing gila, sepertinya aku mengerti kenapa kau berubah tiba-tiba seperti ini, mungkin karena kepatuhan mu pada Samuel malah terbuang sia-sia hingga akhirnya kau menjadi gila dan menyerangku tanpa sebab, persis seperti seekor anjing," jawab Archio dengan wajah lempeng, tak tau saja Aluna sudah mengeluarkan tanduk merah dibarengi dengan pipinya yang memerah emosi.

My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang