37. Sequel 4

1.8K 107 3
                                    

"Ya ampun kak jiran! Harus banget ya pesen makanan sebanyak ini? " Pekik Haxa histeris

Renan yang melihatnya pun meringis melihat banyaknya makanan yang tersaji diatas meja panjang yang terletak di sudut ruangan kerja joan.

"Gak apa-apa, aku tiba-tiba pengen makan banyak, kan renan baru aja balik kesini lagi, sebagai perayaan juga" Jawab jiran senang, ia tersenyum lebar menata makanan bersama chiesa juga

"Sstt sstt noh noh.. " Naran menyenggol-nyenggol pundak malan yang tersenyum melihat pemandangan itu, sudah lama mereka tidak berkumpul seperti ini

"Apa? " Bingung malan

"Haxa mate lu kan bang? " Tanya Naran

"Iya" Jawab Malan lesu

"Terus ngapa dah gak lu sapa? Gak lu deketin! Gak langsung lo hap aja? Mumpung disini nih! Mending buru angkut aja dah tu orang! Budeg kuping gue tiap hari diomelin" Adu joan

"Bener! Gue juga! Ceriwis pol! " Naran

"Iya sabar, gue masih mikir gimana jelasin semuanya ke Haxa , soalnya dulu gue pergi juga tanpa pamit" Malam

"La elonya main pergi" Joan

"Ya gimana lagi, mama gue pengen balik ke gue sama papa setelah fate matenya ternyata pura-pura sakit biar bisa dapat duit dari mama, gue yang udah terlanjur mati rasa gak mau nunda-nunda buat ambil beasiswa di canada, saat itu gue masih trauma dan sakit hati" Jelas Malan

"Gak apa-apa, lagian waktu itu lo juga belum tahu kan kalau haxa mate lo juga" Naran

"Makanan siapp!! Ayo makann!! " Interupsi jiran

"Iya ndoro putri! " Balas joan

"Mending buru makan daripada kalian digorok jiran! " Peringat Joan ke Malan dan Naran

Mereka ber-7 akhirnya makan dengan tenang sambil mengobrolkan hal-hal lucu.

"Pelan-pelan! Gak akan ada yang nyuri sayang" Ucap Joan sambil membersihkan mulut jiran yang belepotan

"Enawk bwangwet! " Jawab jiran dengan mulut penuh, Joan hanya tersenyum gemas. Ia senang beberapa hari ini jiran terlihat doyan makan, karena sebelumnya jiran itu sulit makan dan agak picky orangnya. Makanan semahal apapun kalau dia tidak ingin makan maka akan terbuang percuma.

Selesai membersihkan mulut sang istri Joan beralih memotong steaknya, namun belum sempat ia masukan ke mulut, Joan merasakan sesuatu yang aneh muncul dari dalam perutnya.

"Humph... " Joan menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya saat tiba-tiba merasakan mual, dengan segera is berlari ke kamar mandi menghiraukan tatapan khawatir dari semua orang yang duduk di meja

Jiran yang khawatir pun segera menyusulnya kekamar mandi.

"Humphh hoek hoek... " Sang Enigma iru berlutut didedepan closed lalu memuntahkan seluruh isi perutnya disana.

Paham keadaan, jiran yang baru datang segera memijit tengkuk sang suami dengan pelan.

"Hoek hoek.. " Rasa mual Joan semakin tak terkendali, diraihlah tangan sang istri untuk ia genggam erat.

10 menit kemudian, hanya tersisa cairan bening yang keluar dari mulut Joan, karena semua isi perutnya sudah dikeluarkan.

"Joan kamu gak apa-apa? Kamu sakit? Kita kedokter ya? " Khawatir jiran, Joan yang lelah hanya bisa menyandarkan kepalanya dia pundak sang istri, memeluknya erat sambil menghirup bau feromon sang belahan jiwa.

"Nggak apa-apa sayang, aku tiba-tiba sedikit pusing aja" Jelas Joan

Cup

Jiran mencium kening Joan lembut, lalu menuntunnya menuju ruang kerjanya lagi.

DEAR MY ALPHA (NOSUNG) Where stories live. Discover now