28. Waterfall in love 🔞

3.5K 135 19
                                    

"Hah... " Jiran memejamkan matanya lelah, jam sudah menunjukkan pukul 15.15 tapi ruttnya masih saja tidak mereda. Berbagai hal dia sudah lakukan seperti minum suppresant melebihi dosis, berolahraga mengintari hutan hingga kakinya terasa lemas, berburu hewan buruan sampai anak panahnya habis dan yang terakhir adalah bermain solo, namun itu belum cukup mampu menekan insting werewolfnya

Sesekali ia meringis saat perutnya terasa panas dan melilit, ia benci pada dirinya sendiri karena dia tidak seperti alpha lain yang kuat menahan emosi dan nafsunya. Ia lelah karena harus bermain sendirian, tenaganya terkuras habis tapi ruttnya tidak mereda sama sekali

Dengan tertatih, jiran bangkit dari acara bersandar di bebatuan besar yang memang ada disana murni karena alam, kaki jenjangnya yang tidak terbalut kain itu melangkah memasuki air kolam terjun yang berwarna bening tersebut. Dinginnya air tersebut setidaknya bisa meredakan panas di tubuhnya meskipun tidak banyak, jiran tidak bisa kembali dengan keadaan seperti ini, ia malu dengan hyungnya karena sering merepotkan dan membuatnya khawatir

"Hiks.. hiks.. " Jiran mulai terisak di dalam kolam air tersebut saat gelombang ruttnya datang kembali, jiran sungguh lelah, dengan penuh rasa putus asa ia menangkup wajahnya untuk menutupi wajah kasihannya itu

Ditengah isakannya nafas jiran terasa tercekat saat mencium bau feromon yang sangat ia kenal

Dengan perasaan campur aduk jiran segera memutar tubuhnya, matanya membola saat melihat seseorang yang ia hindari kini menatapnya dalam dari tepi kolam

"J-joan? " Lirih jiran

"Kenapa lo ngehindarin gue jiran? " Teriak Joan sambil melangkahkan kakinya masuk kedalam kolam, karena guyuran air terjun yang berisik mau tak mau Joan harus mengeraskan suaranya

"E-enggak! Jangan kesini! Pergi! " Jiran semakin beringsut mundur hingga ketengah kolam, ia khawatir akan kelepasan dan meminta aneh-aneh ke joan

"Kenapa jiran? Lo marah sama gue? Karena gue ngeclaim elo dan ngerubah takdir lo? " Tanya Joan sambil menatap jiran sendu

Jiran menggeleng lirih

"Terus kenapa? Kasih tahu alasannya ke gue ji!! " Joan semakin mendekat kearah jiran

"J-joan please pergi.. " Lirih jiran sambil meringis kesakitan

"Gue nggk akan pergi sebelum dapat jawaban dari lo" Joan tahu kalau jiran sedang ruut, dari jarak beberapa puluh meter saja Joan sudah mencium bau feroman jiran yang mengudara di langit, hal itu merangsangnya hingga badannya terasa panas dan bersemangat, jujur dari tadi Joan berusaha mati-matian agar tidak menyentuh jiran yang begitu menggoda menggunakan kemeja putih kebesaran miliknya

Tapi Joan bukanlah enigma egois dan licik yang melakukan hal tersebut tanpa persetujuan dari sang mate, ia tak ingin menyakiti jiran semakin jauh

"Joan.. " Berontak jiran saat Joan meraih pergelangan tangannya lalu membawanya masuk kedalam pelukan hangatnya

"Eunghhh lepasin gue!! Please... " Lirih jiran saat tubuhnya semakin panas karena bersentuhan dengan permukaan kulit Joan

"Lo punya gue, kenapa lo harus ngelaluin ini sendirian? " Bisik Joan

"Heunghhh... " Sepenuhnya jiran sudah dipengaruhi oleh insting werewolfnya, hal itu bisa dilihat dari bola matanya yang berubah menjadi warna abu-abu, ini adalah moment Joan yang tunggu sedari tadi

"Joan, tolong.. " Lirih jiran yang menggeliat tidak nyaman dan semakin merapatkan tubuhnya dengan Joan

"Sure dear.. " Bisik Joan lalu membawa jiran menepi ke pinggir kolam tersebut

Dengan pelan-pelan Joan menidurkan jiran ke tanah lalu membuka kancing kemeja jiran yang akan ia gunakan sebagai dasar jiran berbaring

Saat kancing kemeja jiran sudah terbuka bola mata Joan sudah berubah sepenuhnya menjadi warna biru, joan menggerakkan tangannya dan mulai bergerilya diatas tubuh jiran yang kini tak terbungkus sehelai benang apapun, afeksi sederhana itu bahkan sudah mampu membuat cairan jiran menetes keluar

DEAR MY ALPHA (NOSUNG) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن