Part 19

12.1K 625 15
                                    


"Aku nggak salah dengar? Coba kamu ulang ceritakan rencana kamu, Hima."

"Aku akan buat Yama jatuh cinta denganku dalam waktu tiga bulan ini. Aku akan buat diriku hamil anak Yama lagi."

"Setelah itu, aku akan menceraikan dia."

"Masih kurang jelas rencanaku?" Sahima kian serius bertanya agar bisa berikan keterangan lebih lengkap, andai sahabatnya tak paham.

Salma ternyata menggeleng.

"Lalu, bagaimana menurutmu?" Sahima tentu akan meminta komentar kawannya. Sebab, belum dilontarkan tanggapan spesifik.

"Ide kamu konyol, Hima."

"Rencanamu itu menyesatkan. Aku sangat nggak setuju dengan agenda-agendamu."

"Akan simpel kalau kamu bercerai saja dari Yama secepatnya. Kamu berhak bahagia."

"Kenapa kamu harus repot-repot menyusun rencana yang rumit kayak begitu. Dan belum tentu hasilnya seperti yang kamu mau."

"Kamu pesimis aku akan gagal?" Sahima menyimpulkan tanggapan sang sahabat.

Salma senantiasa suka bicara blak-blakan, bukan jenis kawan yang akan memberikan dukungan untuk setiap keputusan dibuatnya.

Mungkin Salma sudah memikirkan dengan benar. Melihat dari sudut pandang berbeda.

Namun, apa pun bentuk penilaian dan juga pertentangan dari sang sahabat, ambisinya untuk merealisasikan misi belum pudar.

Apalagi, satu demi satu tahapan telah dirinya rancang sedemikian rupa. Jadi, persentase untuk mundur, tak terpikirkan sama sekali.

"Aku yakin akan berhasil." Sahima berucap mantap, disaat Salma hanya diam.

"Aku sudah merancang dengan matang, aku tinggal melakukannya satu per satu."

"Setiap agenda, pasti akan ada hambatan, aku belum berani bilang kamu gagal karena kamu belum menjalankan rencanamu, Hima."

Sahima mengangguk pelan. Setuju dengan pendapat diutarakan sang sahabat.

"Tapi lebih bagus lagi, kamu hidup bahagia tanpa suami kamu itu. Sudah jelas dia bilang dia nggak sayang dengan kamu, Hima."

"Aku yakin Yama akan jatuh cinta padaku."

"Aku sudah mulai dengan cara merebut Yama dari Frasha. Terutama perhatiannya yang akan mulai teralih dari mantannya itu."

"Tadi pagi sudah aku terapkan, Salma."

"Terapkan bagaimana?"

"Aku menunjukkan sayang palsu. Aku beri dia kasih sayang layaknya pria yang dicintai."

"Wihh, oke juga."

Sahima berdecak kemudian. "Sejujurnya aku berat harus dekat-dekat dengan Yama. Disaat aku ingin selalu menampar orang itu untuk meredakan kemarahanku."

"Aku terlalu membenci Yama sekarang."

"Kalau kamu emang benci dia, mendingan kamu pisah aja dari suami kamu itu, Hima. Kayak nggak ada pria lain aja selain dia."

Full versi part ini ada di karyakarsa ya. Link di bio.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Merebut Suami KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang