15. His Eyes Is Back

166 15 0
                                    

"Cause you've got me, and you know, that i've got you, i know

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cause you've got me, and you know, that i've got you, i know."

★★★

Langit-langit monokrom rumah sakit menjadi pembuka kembalinya kesadaran seorang Ezraska. Garis mata yang telah lama terpejam itu kini belum terbuka sepenuhnya, masih sesekali menyipit—mencoba beradaptasi dengan cahaya di sekitar. Pengheliatannya yang masih terasa buram, seiring dengan rasa sakit yang langsung menjalari tubuhnya yang terasa ringkih.

Ezraska meringis lirih kala merasakan sekujur tubuhnya tak bisa digerakan sedikit pun. Diterpa rasa sakit yang nyata setelah tertidur cukup lama, anak itu merasa tidak siap. Rasanya seakan memori kecelakaan hari itu terulang kembali di ingatannya, berputar bagaikan kaset rusak yang berhasil mengembalikan kesadarannya sepenuhnya.

Hembusan napas panjang terhembus dari bibir pemuda itu, menyiratkan rasa lelah yang kian memenuhi hatinya. Sebelum akhirnya Ezraska beralih mengedarkan kedua netra cokelatnya bergerak menjelajahi seluruh penjuru ruangan bernuansa putih muram yang berada di hadapannya sekarang. Mengamati tempat yang selama ini menjadi saksi bisu atas kepergian sesaatnya.

Decakan kasar terdengar tiba-tiba dari bibir pucat anak itu, menyiratkan rasa kesal yang selama ini tertahan. Sejujurnya, tidak ada kebahagiaan yang Ezra rasakan saat ini, hanya ada perasaan kesal dan marah yang melingkupi hatinya.

Ezra kira, dia sudah boleh pulang. Dia kira, saat dirinya membuka mata, dia sudah tidak berada di dunia lagi.

Pemuda 16 tahun itu memasang wajah muram, sembari netranya menelisik menatap jari-jari tangannya yang terlihat semakin kurus saja, berbeda jauh dengan dirinya sebelum kecelakaan itu terjadi. Begitu juga luka-luka yang terukir indah di pergelangan tangannya—sebuah bukti nyata atas kejadian mengenaskan yang menimpanya beberapa saat lalu.

Ezra jadi menerka-nerka. Sudah berapa lama dirinya tertidur? Sudah sejauh apa dunia ini berjalan tanpa hadirnya? Seharusnya, dia tak perlu kembali ke dunia ini lagi. Dia sudah nyaman bermain disana. Karena disana, Ezra tidak perlu lagi merajut asa yang hanya akan diakhiri derita.

Tadinya, Ezra hampir senang saat dia kira semesta akan mengizinkannya pulang. Dia masih mencoba berbaik sangka bahwa dunia tidak akan sejahat itu untuk mengembalikan dirinya ke kehidupannya lagi.

Namun, nyatanya Ezraska hanya manusia biasa yang tak punya kuasa atas kehidupannya sendiri. Harapannya tidak didengar, atau bahkan dipedulikan oleh semesta.

Itulah mengapa, dirinya masih ada disini. Masih harus menjalani sisa hidupnya. Sebuah perjalanan yang tak pernah dia siap untuk lalui, lagi.

Meski Ezra tau di dunia ini masih ada Kafka, sahabatnya yang perlu dia lihat seberapa jauh lukanya, masih ada Gatra, sosok yang masih perlu dia cairkan lagi hati bekunya, masih ada Devara yang harus dia hujani dengan ribuan kata terima kasih atas semua kebaikannya, dan masih ada Arya, sosok yang masih harus dia sanggah segala persepsi konyolnya, dia tetap ingin semuanya usai.

Eclipse Of The Moon [ON-GOING]Where stories live. Discover now