dari siapa?

0 0 0
                                    

Vote yuk!!!
.
.
Happy reading
.
.
.

Suara langkah kaki menggema di sebuah lorong yang gelap, langkah itu terus berjalan hingga sampai di ujung lorong. Dia pun berdiam diri sejenak, lalu, dengan perlahan dia membuka pintu. Terlihat, ada beberapa sel di sana.

Ada beberapa orang yang berteriak keras meminta untuk di bebaskan, dan ada yang terdiam, hingga tertidur di lantai yang di letakkan sebuah alas. Laki-laki itu pun menoleh kearah penjaga, ia meminta ijin untuk bertemu salah satu perempuan di sana. Penjaga pun langsung mengijinkannya. Lalu, dia segera memanggil salah satu perempuan yang terletak di sel ke tiga yang berjejer.

"Mengapa kau kesini? " tanya perempuan itu.
"Aku hanya ingin bertemu dengan kekasihku, apa aku salah?" ucapnya, lalu dia mengulurkan tangannya dan menggenggam erat tangan perempuan itu.

Tidak ada respons, dia tetap diam. Tapi, ada satu hal yang membuatnya penasaran.

"Informasi?" gumamnya, namun, laki-laki itu masih bisa mendengar.
"Temanmu itu, sepertinya dia terlalu pintar untuk kita bohongi. Butuh banyak waktu, agar dia percaya seratus persen."

Setelah mengatakan itu, dia segera pamit pulang. Dan dia pun meninggalkan kekasihnya itu, memang sangat sulit baginya, namun, bagaimana lagi. Kekasihnya memang problematik sekali, tak heran jika dia sudah beberapa kali masuk ke dalam sel.

Memang terlihat sangat tenang, namun, beberapa hari ini, dia benar-benar lelah. Karna terlalu banyak pekerjaan, dan urusan penting lainnya.

***

Bel sekolah sudah berbunyi dari beberapa menit lalu, namun, tiga siswa dan dua siswi masih menunggu di depan gerbang. Mereka adalah Shireen, Velo, Lucan, Reyhan, dan Gio.

Entah sampai kapan mereka akan berdiri di sana, sudah sangat sepi, namun ada beberapa siswa yang sibuk dengan latihannya. Hingga, pukul 15:25 Shireen dan Lucan sudah di jemput orang tuanya.

"Vel, kita pulang dulu ya! Nanti kalo udah sampai, gue telponin tante Shani," teriaknya dari jendela mobil. Lalu mobil itu, segera pergi dari sana, dan berbelok di pertigaan.
"Kok lo belum pulang? Kan lo bawa motor," tanya Velo ke Reyhan.
"Gue nungguin lo sih, kenapa?" jawabannya dengan santai.
"Tinggal aja, palingan bentar lagi om gue dateng."
"Ninggalin cewek sendirian, nggak baik, udah bareng gue aja," ajak Reyhan.

Velo hanya terdiam diri, ia sama sekali tak enak jika merepotkan ketua kelasnya itu, tapi, mau gimana lagi.

"Yaudah lah, males juga nungguin lama." Velo pun segera naik ke motor Reyhan.
"Lah, Gio mana?" tanya Velo. Padahal lima menit lalu, ia masih berada di sampingnya.
"Dia nyusul temennya ke lapangan, udah biarin aja tuh bocah." Reyhan segera menangkap gaas motornya, dan pergi meninggalkan sekolah.

15 menit kemudian

Tak terasa, mereka berdua sudah sampai di pekarangan rumah Velo, dia pun segera turun dari motor.

"Thanks ya," ucapnya.
"Oke, hati-hati ya!"

Lalu, Velo pun langsung berlari menuju pintu rumahnya, dan dia pun menutup pintu, tak lupa menguncinya. Velo langsung membanting tubuhnya ke atas sofa, dia merasa sangat lelah. Saat memejamkan matanya, tiba-tiba ada suara muncul dari perutnya.

"Pake laper segala, ada makanan nggak ya," ucapnya. Lalu, ia pun langsung berjalan ke arah dapur. 

Terlihat banyak sekali bahan masakan yang berjajar di kulkasnya, tak ada niat untuk memasak, ia pun mengambil susu yang ada di botol, dan mengambil kota serelanya. Lalu, ia pun membawa mangkok yang berisi sereal dan susu itu ke ruang tamu. Ia tak lupa menyalakan televisi, dan mengganti ke film kartun.

                         ***

Rintik hujan turun dengan deras, suasana ini benar-benar sangatlah mendukung untuk belajar, Velo pun mengambil buku novelnya yang ada di lemari khusus untuk beberapa novel miliknya. Tinggal beberapa bab lagi, dia akan menyelesaikan novel itu. Namun, saat ia sedang fokus, bel berbunyi.

"Siapa yang mau bertamu hujan gini?" gumamnya.

Karna terlalu takut, ia pun mengintip dari jendela kamarnya yang langsung menghadap ke arah depan. Saat ia melihat dari sana, ia sama sekali tidak melihat adanya orang, ia sempat berfikir jika itu adalah anak kecil yang iseng. Lalu, ia pun melanjutkan membacanya. Untuk yang kedua kalinya, suara bel itu berbunyi, tapi, tidak hanya bel. Namun, pintu itu, terdebgar seperti di ketok dengan keras.

Velo pun mengintip kembali lewat jendela, dan hasilnya pun masih sama. Tidak ada orang di bawah. Dia sangat penasaran, akhirnya Velo pun turun ke bawah untuk mengecek.

"Siapa sih?" ucapnya sambil membuka kunci pintu.

Pertama kali yang dia lihat adalah, sebuah kotak yang berukuran besar. Velo pun segera membawa masuk kotak itu tanpa memikirkan hal negatif, terlalu penasaran, dia pun segera membuka kotak itu. Terlihat, ada beberapa merchandise, dan sebuah lightstick dari dua grup kpop.

"!! Lucu banget sih fotonya," ucapnya yang kegirangan.
"Kok dia tau ya gue nggak punya lightstick Exo? Apa kelihatan miskin banget gue?" monolognya.
"Eh! Ada lightstick Nct jugaa!! Plis, siapa yang ngasih ini?!" Velo terus saja berteriak keras, rasa bahagia dan sejahtera muncul begitu saja. Dia benar-benar lupa jika besok pagi dia harus pergi ke toko roti, karna ada acara di sekolahnya.

Melihat jam yang menempel di dinding, dia segera pergi ke kamar sambil membawa kotak itu.

~bersambung~

Haii!! Untuk up kali ini cuma sedikit, karna gak mood ngelanjutin:)  jangan lupa vote biar aku semangat!!

ALONEWhere stories live. Discover now