prolog #Tahun 2009

67 2 3
                                    

Suara ketukan pintu terus terdengar, hingga perempuan berambut cokelat kehitaman itu berjalan ke arah pintu, dan membukanya. Terlihat ada seorang wanita yang tersenyum lebar.

"Sayang, kau yakin tidak ikut?" tanya wanita itu.
"Tidak bu, aku sangat lemas," jawabnya.
"Astaga, kenapa kamu tidak bilang ke ibu, tau gitu ibu tidak akan ikut dengan ayah." Lalu wanita itu mengelus rambut panjang anak semata wayangnya.
"Cuman kecapean aja kok, udah, ibu ikut ayah aja."

Mendengar itu, sang ibu merasa sedikit lega, meskipun masih khawatir dengan anaknya. Lalu ia pun langsung berjalan menuju lantai bawah, ia menyuruh sang anak untuk tidak ikut pergi ke bawah.

"Sayang! Kami berdua berangkat dulu ya!" teriak sang ayah.
"Iya ayah! Hati-hati di jalan ayahku tersayang!!"

Setelah mendengar suara mobil sang ayah pergi, ia pun langsung pergi ke kamar.

***

Perempuan itu bernama Velona Flyanxia, seorang siswi SMA yang sedang duduk di bangku kelas XII. Dia memiliki sahabat yang bernama Michelle, Yuri, Gina, dan Dita.


Saat sedang asik menikmati lagu yang ia dengan melalui headphone miliknya, namun, aktivitasnya terganggu karna suara yang berasal dari perutnya.

Tak ingin menunda waktu, ia segera pergi ke dapur untuk memakan makana yang ada, terlihat meja makan sangat kosong. Lalu, ia pun segera berjalan ke arah kulkas yang ada di ujung ruangan.

Pertama kali yang ia lihat adalah sebuah kotak yang berukuran kecil, lalu ia pun membawa kotak itu ke ruang tamu. Saat membukanya, ia melihat beberapa potongan pizza di dalam kota.

Lalu, ia pun segera memakan dengan lahap, sambil menonton televisi.

17:30

Mata Velo terfokuskan kepada layar laptopnya, dengan jari yang berkutik di keyboard. Akhir-akhir ini dia sangat sering meluangkan waktunya untuk menulis sebuah novel.

Saat ingin pergi ke kamar mandi, tiba-tiba ia mendengar suara deringan telepon dari ponsel miliknya. Lalu, ia pun segera mengangkat telepon itu.

"....."
"Iya, dengan saya sendiri,"
"........."
"APA?! Bagaimana mungkin?" ucapnya yang keheranan.
"......"
"Baik, saya akan segera ke sana."

Segera Velo mengambil kunci mobil milik ayahnya, lalu, dengan cepat ia melaju pergi meninggalkan perumahan. Saat berada di dalam mobil, ia benar-benar khawatir dengan kondisi kedua orang tuanya.

***

Sesampainya di kantor, ia melihat banyak sekali orang yang berkerumun. Velo sangat lemas, kakinya sudah tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Air mata yang sudah ia tahan sejak tadi, itu langsung lolos dari pelipis matanya.

Hingga, ada seseorang yang menepuk pundaknya. Lalu Velo pun segera menoleh ke belakang, terlihat ada om dan tante dari ayahnya.

"Tante... Ini b-beneran?"
"Sayang, tenang ya, ada kami berdua," ucap tante Shani- adik ayah Velo.

Karna terlalu syok, tanpa sadar, Velo tiba-tiba pingsan saat memeluk tante Shani. Lalu, ia pun di bawa ke mobil milik om dan tantenya.

15 menit berlalu

Setelah menunggu, akhirnya Velo mulai membuka matanya. Pertama kali yang ia lihat adalah kursi pengemudi mobil milik omnya. Velo pun menoleh ke arah samping, dan ia melihat tante Shani yang sedang memeluk Velo sambil memejamkan mata, Velo tahu jika tantenya ini sangat lelah.

Tak lama mereka bertiga sampai di rumah sakit. Mereka segera turun, dan bergegas ke kamar yang di tempati ayah dan ibu Velo. Lagi dan lagi kaki Velo terasa sangat lemas, ia hanya bisa duduk di kursi yang berjejer di pinggir dinding.

_______________ ⁠♡ ________________

Hai guys!! Sebelum lanjut ke bab selanjutnya, pastikan kalian vote dulu yaa.. makasih >\\<

ALONEWhere stories live. Discover now