🌷

21 1 0
                                    

Sebuah mobil melaju membelah jalanan, Velo dan tante Shani sedang asik menikmati perjalanan. Mereka berdua berniat untuk pergi ke salah satu tempat favorit Velo, hanya mereka berdua yang berangkat, karna om Tio sedang sibuk.

"Kak, masih lama ya?" tanya Velo.
"Masih, udah kamu santai aja. Kenapa? Cemilannya udah habis?"
"Masih ada kok, tinggal 2," jawab Velo.

Dari tadi, Velo asik menikmati cemilan, dia sama sekali tidak menoleh kearah jendela. Fokus kepada layar pipihnya, hingga tak sadar, mereka berdua sudah sampai di sebuah halaman luas.

Setelah duduk di mobil selama 2 jam, akhirnya mereka berdua pun turun. Segala kerumitan yang berputar-putar di dalam otaknya seketika menghilang, pikirannya kembali jernih.

"Udaranya seger banget," ucap tante Shani.
"Ayo kak, kita masuk."

Mereka pun segera berjalan mendekati sebuah pintu kayu, Velo dengan cepat meraba tasnya. Mendapat benda yang ia cari, Velo langsung mengeluarkan benda itu dari dalam tasnya. Ternyata benda yang ia cari adalah kunci rumah.

Setelah terbuka, mereka berdua langsung masuk kedalam. Tante Shani pun meletakkan beberapa tas yang mereka bawa, di susul dengan Velo yang sedang kesusahan membawa beberapa bungkus cemilan. 

"Banyak banget cemilannya Vel," ucap tante Shani sambil menggelengkan kepalanya.
"Iya nih, mana berat lagi."

Velo tetap melanjutkan ocehannya, hingga ia tersadar jika tante Shani sudah tidak ada di ruang tamu. Namun, ia tidak khawatir, karena tante Shani tidak mungkin meninggalkan dirinya sendiri.


Setelah beberapa menit, akhirnya tante Shani kembali ke dalam rumah. Saat Velo sedang bersantai dihalaman, ia sedang membaca buku favoritnya.

"Vel! Kamu dimana?" teriak tante Shani dari dapur.
"Di belakang, kenapa?" tanyanya sambil berjalan mendekati pintu dapur.
"Oh, tante kita kamu di kamar. Ya sudah, sana."

Karna melihat langit mendung, Velo pun mengambil buka dan cangkir kecilnya, dan membawanya ke dapur. Tante Shani masih saja berkutik di dekat kompor, sepertinya dia akan memasak.

Bukannya membantu tantenya, Velo malah melanjutkan membaca novelnya di ruang tamu. Melihat Velo berjalan ke ruang tamu, tante Shani kembali meneriaki Velo.

"Velo!! Bantu tante dong, udah liat tantenya masak malah lanjut baca ini loh!"
"Iya, tan.." Velo langsung beranjak pergi ke dapur.

Saat ia melihat, sepertinya yang akan mereka makan untuk malam ini adalah sup ayam. Tante Shani segera menyuruh ponakannya itu untuk mencuci beberapa potong paha ayam.
Velo yang tidak melihat paha ayam, segera menanyakannya ke tante Shani.

"Tan, dimana ayamnya?" tanya Velo.
"Di meja Vel," ucap tante Shani tanpa menoleh.
"Hmm.." Velo segera berjalan kearah meja makan, dan mengambil wadah yang berisi potongan paha ayam.

Dia mencuci paha ayam hingga bersih, membuang sisa air yang menggenang di wadah, lalu berjalan ke arah meja makan dan menaruhnya. Velo pun menghampiri tante Shani yang sedang memotong wortel, dia melihat dengan cermat bagaimana cara memotong wortel.

Setelah selesai, tante Shani menoleh ke samping dan melihat keponakan perempuannya sedang menonton dirinya memotong wortel.

"Loh, kok disini?" tanya tante Shani.
"Kan tante gak nyuruh apa-apa lagi, jadi Velo liatin tante aja." Velo tersenyum hingga memperlihatkan giginya.
"Sudah, dari pada diem aja, mending kamu rebus ayam terus potong kentang."

Velo yang mendengar perintah tante Shani pun langsung mengambil panci yang ada di rak, dan mengisinya dengan air. Sambil menunggu mendidih, Velo juga memotong kentang . Jika tante Shani melihat, dia akan mengomeli Velo karna dia memotongnya dengan sangat kecil-kecil.

Setelah mendidih, Velo pun memasukkan ayam kedalam panci dan menutupnya dengan penutup panci. Setelah itu dia melanjutkan memotong kentang yang masih tersisa.  Tanpa Velo sadari, tante Shani menghampirinya dengan membawa wadah berwarna putih.

"Vel, tolong masukin wortelnya ke panci ya," ucap tante Shani sambil memberikan wadah itu ke Velo.
"Terus, potong buncis nya juga. Tante mau beli bawang putih dulu di depan."

Velo yang mendengar itu, langsung menoleh ke belakang. Dan dia hanya menganggukkan kepalanya, lalu memasukkan wortelnya kedalam panci.

Terdengar suara pintu tertutup, sepertinya tante Shani sudah pergi membeli bawang putih di warung depan, Velo berjalan menuju pojok ruangan dan mengambil buncis yang ada di plastik. Mengambil pisau dan talenan, kali ini Velo memotong buncis di meja makan. Dia sangat malas jika memotong sambil berdiri, dia mulai memotong buncis dengan pelan-pelan.

15 menit kemudian

Sekarang tante Shani dan Velo sedang menunggu sup matang, sambil menunggu, Velo menyiapkan beberapa mangkok kecil untuk sup ayamnya.

"Tan, sup ayamnya udah matang kayaknya," ucap Velo dengan sedikit mengeraskan suaranya agar tante Shani yang berada di ruang tamu mendengar.
"Yaudah, matiin kompornya." Sambil berbicara, tante Shani berjalan menuju dapur.

Sampai di dapur, dia pun langsung mengangkat panci dengan perlahan-lahan, membawanya ke meja makan dan menaruhnya.

Setelah mengambil nasi, mereka berdua pun menyantap makanan dengan lahap. Berbicara tentang semua hal, dan bercanda bersama. Hingga tak terasa, sekarang sudah jam delapan malam.

Mereka pun segera membereskan beberapa mangkok yang sudah terpakai, dan menaruhnya di wastafel. Karna sudah lelah, mereka memutuskan untuk mencucinya esok hari.

🌷🌷

Hai guys!! Untuk bab 3 nya aku revisi beberapa hari hehehe.. sebelum lanjut, vote dulu yaa!!

ALONEWhere stories live. Discover now