🌷

26 0 0
                                    

Haii!! Vote yuk sebelum lanjut baca!
.
.
happy reading
.
.
.
.

Beberapa hari setelah kepergian kedua orang tuanya, Velo masih saja menangis. Entah apa yang akan dia lakukan, semangat hidupnya perlahan surut, untuk makan pun dia tidak bisa.

Namun, meskipun dia merasa sendiri, dia lupa jika masih ada orang yang menyayangi dirinya. Orang itu adalah tante Shani dan om Tio, saudara kandung dari ayahnya.

Semenjak kejadian itu, tante Shani masih tidak tega untuk meninggalkan Velo sendirian di rumah bertingkat dua itu. Di hari ini, tante Shani sedang di sibukkan dengan kegiatannya di dapur. Dia sudah memulai kegiatan itu dari jam 6 pagi. Hingga sekarang, makanan yabg ia masak masih belum selesai.

"Velo! Ayo bangun, tante sudah memasak makan favorit mu sayang," teriaknya yang sedang menaruh beberapa piring yang berisi makanan.
"Sebentar lagi kak, Velo masih mau ganti baju."

Mendengar Velo menyebutnya ''kak'' membuat dirinya tersenyum kecil, dari dulu sampai sekarang Velo tidak pernah berubah. Dia senantiasa memanggil tante Shani dengan sebutan favoritnya, karna jarak antara mereka hanya 1-3 tahun.

Semua sudah berkumpul di raung makan, om Tio yang sudah siap menyantap makanannya pun terdiam sejenak, karna melihat wajah murung Velo. Dia tahu apa yang sedang Velo pikiran, lalu dia pun mengambil sebuah gelas yang berisi jus favoritnya.

"Minum nih, istri om udah buat jus favorit kamu lo," gurau om Tio.
"Makasih om." jawaban Velo sangat singkat, membuat om Tio merasa sedikit mual melihat tingkah keponakannya yang sedang mencoba cuek.
"Keponakan om gak pernah tuh murung, kenapa yang satu ini murung? Kamu bukan keponakan saya ya? Jangan-jangan kamu anak pungut lagi," guraunya sambil mengerutkan keningnya.

Velo hanya bisa tertawa kecil melihat omnya, bagaimana bisa dia dituduh anak pungut.

Lalu tante Shani yang sudah lapar dari tadi pun memukul meja dengan sedikit keras, tatapannya berubah seketika. Membuat Velo dan om Tio berhenti tertawa, mereka pun langsung mengajak tante Shani untuk menyantap makanan sekarang.

***

Setelah selesai memakan, Velo pun segera pergi ke ruang tamu. Di sana dia melamun beberapa saat, memikirkan bagaimana dia bisa hidup tanpa kasih sayang kedua orang tuanya, meskipun sudah ada om dan tante.

Lagi dan lagi om Tio melihat Velo yang kembali melamun, dia pun segera menepuk pundak keponakannya hingga Velo tersadar dari lamunannya.

"Jangan ngelamun, kalo kamu kerasukan setan gimana? Om jadi repot."
"Velo nggak ngelamun kok, cuma lagi mikir aja," ucapnya sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Lagi mikir apa sih?" tanya om Tio yang penasaran.

Velo hanya terdiam. Apa yang harus ia lakukan, dia sama sekali tidak bisa berpikir jernih.

"Sudah lebih baik kamu masuk ke kamar, istirahat sebentar. Biar kamu gak kebanyakan mikir, stress yang ada."
"Siap om," celetuknya membalas ocehan dari om Tio.

Lalu ia pun kembali ke kamar tidurnya, dan meletakkan tubuhnya di ranjang. Entah apa yang dia pikirkan sehingga air matanya menetes.

Meskipun sudah tujuh hari setelah kematian kedua orang tuanya, dia sama sekali belum ikhlas. Masih ada rasa yang mengganjal di hatinya.

^//^

Hai guys!! Untuk bab 2 ini gak terlalu panjang yaa, soalnya aku lagi sibuk nih.. hehehe...
Untuk yang udah vote ceritanya, makasihh






ALONEWhere stories live. Discover now