ujian #2

0 0 0
                                    

Sebelum baca vote pliss!!
.
.
.
.
.
.
Happy reading

Saat mereka berlima berjalan melewati taman kota, terlihat seorang gadis kecil berlari-larian di sekitar sana. Saat gadis itu menoleh kearah Velo, ia langsung melambaikan tangannya dan membuatnya tampak menggemaskan. Melihat itu Velo pun tersenyum sambil membalas lambaian gadis itu, karna terlalu gemes Velo pun menghampiri gadis itu. Shireen yang melihat itu pun keheranan, lalu ia menyuruh yang lain untuk berhenti sejenak.

"Hai adik kecil, kamu kok lucu sih." ucapnya yang kegemasan.
"Kakak juga cantik, aku iwi cama kakak." Jawab gadis itu dengan tersipu.
"Ushel! Ayo sayang kita pulang." teriak seorang wanita yang tidak lain adalah ibu gadis itu.
"Tidak mama!! Aku tidak mau, aku maunya sama kakak cantik." balasnya sambil mengerucutkan bibirnya. Karna gadis itu tidak kunjung datang, ibunya pun langsung menghampiri mereka berdua. Ia pun tersenyum kearah velo dengan sangat manis.

Ibu Ushell langsung menggendongnya dan memberikannya sebuah permen agar ia tidak memberontak, tetapi tetap saja gadis itu memberontak. Karna tak ingin anaknya menangis ibu ushell pun menurun  dari gendongannya, terlihat ushell langsung tersenyum lebar, ia juga memeluk kaki velo karna ia terlalu pendek.

"Oalah, pengen sama kakak cantik ya ushell?" Tanya ibu ushell.
"Lucu banget sih, namanya siapa?" Tanya velo.
"Uchell," jawab ushell dengan spontan, entah berapa lama ia akan memeluk kaki velo.
"VELO!! AYO WOY!!"  teriak Gina dari ujung taman.
"JADI KE RUMAH GUE KAGAK?!" timpal Dita.
"Tunggu sebentar, lima menit lagi deh." Velo pun menoleh kearah dita, karna tak ingin mereka menunggu lama velo pun pergi meninggalkan ushell.

Saat ia sudah berada sedikit jauh, ia pun melambaikan tangannya ke arah Ushell yang terlihat murung. Melihat Velo yang melambaikan tangannya kearah dirinya, ushell pun membalas dengan tangan kecilnya. Lalu, Velo dan yang lainnya pun pegi meninggalkan taman. Karna rumah Dita tak jauh dari taman, saat berada di depan gang rumah dita, mereka berlima melihat banyak sekali pedagang kaki lima yang berjejer di sana, karna terlihat menggoda shireen pun mengajak mereka semua untuk mampir. Terlihat banyak sekali jajanan yang enak-enak. Tak sengaja Yuri melihat sebuah gerobak yang berjualan sebuah papeda, ia pun langsung berlari menuju gerobak itu.

"Mang, beli papeda nya 6 ribu ya." ucap Yuri.
"Siap neng, mau bumbu apa?" tanya penjual itu.
"Pedes aja, sama keju mang." jawab Yuri.

Di sisi lain Shireen dan yang lain sudah berpencar mencari jajanan yang mereka sukai, Velo sekarang sudah berada di salah satu warung yang menjual berbagai es, sedangkan Shireen, Gina berada di salah satu gerobak yang berjualan cilok. Karna Dita sudah kenyang dengan makan siangnya, ia memutuskan untuk tidak ikut membeli jajan dengan teman-temannya.

Setelah selesai mereka semua pun langsung bergegas menuju rumah Dita. Tak selang berapa menit, mereka berlima pun sampai. Saat mereka sampai jarum jam menunjukkan pukul 15:30, mereka pun langsung melepas sepatu masing-masing dan masuk kedalam rumah dita. Mereka berlima pun duduk di sofa yang ada di ruang tamu, dan tak lupa mereka mengambil buku tulis dan membuka lembaran yang bertuliskan kisi-kisi ujian. Saat mereka sedang fokus mengerjakan soal, tak sadar ibu Dita menghampiri mereka dengan membawa sebuah cemilan, dan lima gelas yang berisikan susu.

"Fokus banget belajarnya, sampe lupa waktu. Nih tante ada cemilan, dimakan ya." ucap tante Wina, ibu Dita.
"Wah ini nih yang gue suka dari tante wina, sering bikinin jajan kalo ada tamu hehe," cetus Yuri.
"Bisa aja yuri ini, loh ini yang di sebelahnya velo itu siapa? Kok tante baru liat," tanya tante Wina.
"Iya tan, dia anak baru. Kenalin dia shireen, kalo kepanjangan panggil aja mermaid," Balas Velo. Dan susul tawa yang lain. Karna kesal, Shireen pun mencubit paha Velo dengan keras hingga menimbulkan bekas. Tak selang berapa lama tante Wina pun kembali ke kamarnya, mereka juga melanjutkan mengerjakan soal yang tadi terhenti.

***

Bel sekolah sudah berbunyi, siswa-siswi sekarang sudah berada di tempat duduknya masing-masing, dan menunggu guru pengawas datang ke kelas. Di saat Gio sedang mencatat beberapa jawaban di kertas kecil, tiba-tiba saja pak maikel langsung masuk kedalam kelas. Karna terkejut Gio tak sengaja menghempaskan kertas yang ia pegang. Lalu mereka semua pun berdiri dan memberi salam kepada pak maikel, setelah itu di lanjutkan dengan berdoa.

"Pelajaran mana dulu ini?" tanya pak maikel ke anak-anak.
"Yang gampang-gampang dulu aja pak, biar nggak stres,"
"ya kan rek, " tanya ketua kelas mereka. Lalu semua anak pun menyetujui saran Reyhan.
"Oke, kita mulai yang gampang dulu." Lalu pak Maikel pun membagikan kertas ujian ke semua anak. Tak ingin menyia-nyiakan waktu semuanya pun langsung mengerjakan ujian.

***

Satu jam sudah berlalu, beberapa anak sudah mengumpulkan soal ujiannya. Saat melihat soal terakhir, Yuri tampak kebingungan, karena soalnya yang terlalu rumit. Tak ingin repot Yuri pun langsung menyenggol lengan Velo yang berada di sebelahnya.

" vel, nomor empat puluh jawaban apa? Males ngitung gue," tanya Yuri.
" Kalo gue sih 538,98. Tapi nggak tau bener apa enggak soalnya gue ngarang weh. " Kertas yang asalnya ditutup dengan lengan, sekarang sudah terbalik.
" Biarin lah, kalo salah yaudah, " ucapnya dengan lemas.

Tak selang berapa lama, pak Maikel memanggil Reyhan untuk mengambil lembaran kertas ujian. Saat ia berada di meja Gio, ia melihat jika Gio sedang membuka catatan yang berisi jawaban soal-soal.

"Wah curang," ucapnya pelan.
" Lima belas jawabnya apa? " lanjutnya.
" Bocah stress! " Bukannya menunjukkan jawaban, Gio malah menutupi kertas itu dengan telapak tangannya.
" Kurang ajar! Awas lo. " Kesal dengan Gio, ia pun langsung berjalan ke meja yang lain.

Semua kertas sudah berada di tangan Reyhan, waktunya ia untuk memberikan kertas itu ke ruang guru. Setelah itu, mereka semua pun langsung berlari menuju kantin. Shireen yang melihat gerbang sekolah terbuka, ia berencana untuk pergi membeli jajanan di luar sekolah.

" Guys, keluar yok! " ajaknya dengan semangat.
" Lo gilak ya! Kalo ketahuan pak Yudi gimana? " balas Gio dengan mendorong lengan Shireen.
" Tinggal bilang ' pak kami disuruh sama bu Ratih beli pecel lele' aja coy, kan gampang, '' jawab Velo.
" Terserah deh, gue ngikut aja. " Lalu mereka semua pun berjalan kearah gerbang. Setelah Gio mengintip dari jendela, ia sama sekali tidak melihat dua satpam yang berjaga, akhirnya ia pun mengode Reyhan untuk segera keluar dari sekolah.

Semuanya dengan kompak berjalan keluar gerbang, saat Gio melihat guru yang sedang berjalan ke arah parkiran, ia pun langsung menyuruh teman-temannya untuk segera berlari ke salah satu rumah kosong yang berada di seberang jalan. Saat ini Gio  berada di belakang pos, ia tidak berani untuk keluar dari sana, karna takut ketahuan.

Dengan perlahan, Gio mengintip ke area parkiran, terlihat guru itu sudah tidak ada di sana. Tak ingin menunggu lama, ia pun segera berlari keluar dari sekola, dan menyusul teman-temannya.

.
.
.
.
.
.

Hai guyss!! Maaf banget karna up nya lama bangett, untuk lanjutannya di tunggu yaa. Nggak bakal lama kok, mungkin satu bulan kemudian:)

ALONEWhere stories live. Discover now