" Itu kenapa narik tangan gw, habis ngapain tadi? " Dewa kembali bertanya, Jeno segera melepaskan tangan Dewa.

" Engga habis ngapa ngapain kan tadi udah bilang mau cuci tangan. " Jeno menjawab dengan tatapan yang yakin.

" Engga bohongkan? Tadi gw dengar suara Haje didalam kayanya. "

Jeno yang mendengarnya mendumal dalam hati.

" Engga ada Dewa, tadi anak kelas dua belas lima " Ucap Jeno menyakinkan kembali, Dewa akhirnya mengangguk kecil membuat Jeno bernafas lega.

Dewa ini anaknya termasuk posesif, namun tidak terlihat dari luarnya saja.

Mereka segera melangkah ketempat duduk yang sudah dipilih oleh Haikal yang berada dipinggir lapangan dibawah pohon besar, membuat tempat mereka tidak terlalu terkena panasnya matahari disiang hari ini.

Dewa menaru sebuah kotak makan diatas meja yang berisi cheesecake blueberry bikinannya dengan mamahnya, ia tadi mengambilnya didalam mobil sedangkan Jeno ke kamar mandi.

Jeno duduk dihadapan Haikal sedangkan Dewa dihadapan Ardan.

" Dimsum mentainya habis, tinggal dimsum biasa. " Ucap Haikal, memberikan piring plastik yang berisi empat potong dimsum dengan berbagai isi.

Dewa mengambil piring plastik itu lalu memotong satu persatu dimsum milik Jeno yang dibelah menjadi masing masing empat bagian.

" Saosnya? "

" Engga ada, habis juga. "

Sebenarnya dimsum yang dititipkan oleh Jeno tadi itu dibeli oleh Roy bukan Haikal, tentunya tanpa sepengetahuan Jeno.

" Tuan muda. "

" Astaga! "

Jeno terlonjak kaget ditempat ketika tiba tiba Roy yang kepalanya menimbul disampingnya.

" Maaf tuan muda, saya hanya ingin memberikan jus bikinan nyonya Lisa kepada anda dan teman teman anda, tuan muda. " Ucap Roy.

Jeno mengangguk kecil, lalu Roy meletakan empat botol jus dengan berbagai rasa dimeja.

" Makasi. "

" Saya permisi tuan muda. " 

Roy menunduk pamit dan segera berlalu dari sana.

Penampilan Roy saat ini sebenernya sama seperti pakaian formal orang tua yang hadir, jadi kemungkinan orang orang sekitar mengira ia adalah salah satu wali murid yang hadir disini, dan Jeno juga bersyukur sekali Jeffrey tidak banyak membawa para buntut buntutnya.

Jeno membagikan satu persatu botol jus kepada sahabatnya, ia jus strowberry, Haikal jus alpukat, Ardan jus jambu dan Dewa jus mangga.

" Bikin sendiri yaa? " Ardan bertanya setelah meminum jusnya.

" Iya, mamahnya si Jeffrey yang bikin. "

" Sopan kah anda berkata seperti itu wahai putra bungsu bapak Jeffrey "

" Kal.. " Jeno menatap Haikal dengan memelas.

" Iya maaf sayang "

" Sst udah makan " Ucap Dewa, ia menahan tangan Jeno yang ingin melempar tissue kepada Haikal. 

Saat sedang asik asiknya sibuk dengan makanan masing masing diselingi oleh bercanda gurau bersama tiba tiba ada yang datang kembali kemeja mereka.

Naomi datang datang langsung menyerahkan map berwarna coklat dan sepuluh piagam emas taekwondo kepada Jeno.

" Sertifikat sama piagam taekwondo, harap dibawa pulang yaa sabeum " Ucap Naomi, perempuan itu membungkuk ala ala memberikan hormat kepada Jeno.

" Sabeum sabeum pala lu! " Ucap Jeno, mengambilnya dan memasukkannya kedalam tote bagnya, untungnya masih muat.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now