29.

25.7K 2K 266
                                    

Kedua telapak tangan yang di penuhi oleh cairan berwarna merah mengering itu di basahi oleh air keran dari westafel kamar mandi yang terus mengalir membasahi keduanya.

Jeno terus saja mencuci telapak tangannya satu sama lain secara bergantian dengan kasar, tanpa di sadari perbuatannya sendiri membuat telapak tangannya memerah, bahkan ada beberapa luka goressan panjang, karna terkena kuku miliknya sendiri.

Kejadian dimana dirinya yang membantu Vino terus saja berputar di kepalanya, wajah Vino yang di penuhi oleh darah, bahkan tak hanya itu, badannya terdapat luka yang cukup lebar karna terkena aspal jalanan.

Bau anyir darah dari kaos yang di kenakan oleh Jeno tercium sangat menyengat. 

Kejadian seperti ini memang tak sekali dua kali Jeno alamin dan melihat sendiri, waktu balapan sekitar satu tahun lalu, Jeno juga pernah jatuh dari motor, namun tidak parah, hanya luka di bagian siku tangan dan sedikit kepelintir di bagian kaki kanannya, Haikal dan Dewa juga pernah jatuh dari motor karna balapan, tapi tidak parah, hanya dapat luka kecil.

Dewa, Ardan dan Haikal masuk ke dalam kamar mandi menyusul Jeno yang sudah lama tak keluar dari kamar mandi.

Dewa mematikan keran westafel membuat air yang tadinya mengalir berhenti, Jeno menoleh ke samping sebelah kanannya yang terdapat Dewa yang kini sedang mengambil beberapa helai tissue yang tersedia disana.

Dengan pelan Dewa mengelap telapak tangan Jeno yang masih sedikit bergetar dengan tissue.

" Pulang aja ya, gw anterin jangan bawa motor dulu. " Ucap Dewa.

" Engga usah. " Ucap Jeno, menggeleng kecil, Dewa membuang tissue di tempat sampah.

" Jangan bengong Jen " Ucap Dewa kembali setelah melihat Jeno yang hanya menatap lurus kedepan kaca dengan pandangan terlihat kosong.

Ardan menepuk bahu Jeno membuat sang empu kembali tersadar dan menarik tanganya dari genggaman Dewa.

" Yang lain pada dimana? " Tanya Jeno

" Di ruang tunggu, bang Yuda sama Farrel yang nunggu di ugd " Ardan menjawab.

" Bapak pedagang buah yang di tabrak gimana, Dan? " Selihat Jeno gerobak buah yang di tabrak Vino cukup parah hingga gerobak kayu itu patah dan dagangannya jatuh ke jalan raya.

" Bapak bapak tukang buah udah di ganti rugi sama Felix, jadi semuanya udah clear tinggal nunggu kabar Vino aja sama orang tuanya juga lagi otw ke sini " Jawab Ardan

Jeno berbalik badan kini membelakangi kaca ia menyenderkan tubuhnya dengan westafel kamar mandi sembari menunduk dan sedikit memijat tangannya bergantian agar tidak semakin tremor.

Merasa sedikit lebih tenang Jeno menarik nafas dalam dalam lalu hembuskan dengan perlahan.

" Kok bisa Vino jatoh yaa? " Tanya Haikal, dengan raut wajah heran.

" Iyakan! Padahal bang Yuda udah bilang sendiri, motor Vino dari awal udah di cek luar dalem " Jawab Ardan.

" Terus, tadi sih Angga, telpon gw katanya motor Vino engga ada kesalahan apapun, luar dalem mesinnya bagus, baik baik aja, aneh engga sih? " Tanya Haikal kembali.

" Di sabotase sih pasti, yakin gw. " Jawab Jeno.

" Maksud lu, kaya pake koneksi gitu? " Tanya Dewa, Jeno mengangguk.

" Kalau mesin motornya baik baik aja, terus Vino jatuh karna rem blong itu kaya engga masuk akal, Dew. " Ucap Jeno, membuat ketiga sahabatnya langsung mengangguk mengerti.

" Bener juga, tapi kok bisa sih lur? " Tanya Ardan.

" Engga tau, tanya sih Chandra coba " Jawab Dewa.

Jevano WilliamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang