33.⚠️

34.9K 2.3K 525
                                    

Pintu kamar ditutup dengan keras hingga suaranya terdengar sepenjuru rumah, Jeno mengunci pintu kamarnya, meninggalkan kunci kamar yang masih tercantol di knop pintu, kakinya dibawa melangkah untuk mendekat ke arah ranjang.

Tas sekolah miliknya dilempar begitu saja, tanpa memperdulikan tas sekolahnya yang terjatuh ke lantai, Jeno memilih untuk masuk kedalam walk in closet, guna berganti seragam sekolah menjadi pakaian rumah lebih nyaman, kaos putih dan celana pendek sedungkul berwarna hitam menjadi pilihan baju santai untuknya hari ini.

Keluar dari dalam walk in closet, Jeno memilih untuk mendudukan dirinya di atas sofa panjang yang berada di dekat pintu kaca balkon kamar.

Helaan nafas kasar keluar dari pemuda tersebut, wajah tampannya terlihat kelelahan, ia menyenderkan punggungnya dengan badan sofa dan memejamkan matanya untuk sejenak.

Hidupnya terasa sangat berubah, Jeno ingin seperti dulu, dimana dirinya bisa bermain dengan puas diluar sana, walau sang bunda membatasi mainnya paling malam jam dua pagi, namun Jeno sangat ingin waktu itu terulang kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidupnya terasa sangat berubah, Jeno ingin seperti dulu, dimana dirinya bisa bermain dengan puas diluar sana, walau sang bunda membatasi mainnya paling malam jam dua pagi, namun Jeno sangat ingin waktu itu terulang kembali.

Ada rasa menyesal namun senang di lubuk hatinya.

Jeno senang karna akhirnya sang bunda menemukan cintanya kembali, Jeno juga merasa menyesal kenapa harus Jeffrey yang menjadi suami sang bunda.

Waktu Jeno berumur enam tahun, pada pagi hari sebelum berangkat bersekolah dan Tiffany berangkat bekerja, tiba tiba bocah laki laki yang mengenakan seragam sekolah dasar itu bertanya ke sang bunda.

Bocah laki laki itu mendadak bertanya, soal ayah.

Memang sejak kecil Jeno tidak pernah bertanya tentang ayah kepada Tiffany, namun entah kenapa hari itu, rasa penasaran bocah itu akhirnya dikeluarkan.

Di mana ayahnya, kenapa semua orang memiliki ayah, sedangkan Jeno tidak(?), Jeno kecil tentu saja merasakan sedih, namun tidak mau terlihat oleh siapapun.

Jeno iri melihat temannya yang terkadang di antar jemput oleh ayahnya, sedangkan ia, lebih sering di antar jemput oleh supir, namun terkadang Tiffany, jika Tiffany libur bekerja.

Tiffany mulai bekerja menjadi sekretaris pribadi Jeffrey diumur Jeno yang masih empat tahun.

Namun sepertinya jika waktu bisa di ulang, Jeno tidak akan pernah menanyakan hal tersebut kepada sang bunda lagi.

Malam harinya, Jeno tak sengaja melihat sang bunda yang sedang menangis seorang diri didalam kamar dengan tangannya yang meremat sebuah foto, seperti sebuah foto sepasang kekasih yang sedang menikah, Jeno yang waktu itu ingin meminta tidur bersama sang bunda, ia urungkan.

Setelah Jeno kembali ke kamar, Jeno tak sengaja mendengar suara pintu rumah yang dibuka dengan kasar, Jeno penasaran, namun Jeno merasa takut jika melihat seorang diri, bocah laki laki itu memilih melihat dari celah pintu kamar yang sengaja tidak ia tutup rapat.

Jevano WilliamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang