54.

14.4K 1.5K 183
                                    

Pintu gerbang mansion yang menjulang tinggi itu terbuka dengan sendirinya setelah mendeteksi sebuah plat nomer mobil yang akan masuk kedalam halaman mansion, mobil mewah berwarna biru gelap masuk kedalam wilayah mansion dan memarkirkan mobilnya ditempatnya.

Jeandra keluar dari dalam mobilnya dengan menenteng sebuah paper bag yang ditengahnya tertulis logo makanan serta minuman yang ia bawa.

Putra kedua Jeffrey itu memberhentikan langkahnya ketika melihat mobil mewah kakanya yang juga ikut masuk dan terparkir disamping mobil miliknya, Jeandra memutuskan untuk menunggu Jevandra agar masuk kedalam mansion bersama.

Ternyata Jevandra juga membawa paper bag yang cukup besar.

" Bukankah kau sedang meeting bersama kolega dari dubai, Jevan? " Jeandra bertanya kaki jenjang keduanya dibawa melangkah bersama untuk masuk kedalam mansion.

" Papah minta dibatalkan. "

Jeandra mengangguk paham bagaimana papahnya ini yang sangat tegas dalam mengambil keuntungan dan kerja sama dalam perusahaan bisnis.

Bisnis perusahaan yang saat ini didirikan oleh Jeffrey bukanlah perusahaan biasanya, semua aset negara tergantung kepada perusahaanya, jadi tidak ayal kenapa keluarga dengan marga belakang robinson akan bergelimang harta.

Pintu besar utama mansion dibuka oleh kedua bodyguard yang berjaga didepan.

" Siang tuan muda. "

Kedua asisten pribadi milik Jevandra dan Jeandra menyambut sang majikan, lalu menunduk hormat.

Kedua putra tampan Jeffrey itu melepaskan jas kerja miliknya dan menyerahkannya kepada masing masing asistennya.

Kedua kaka beradik itu mendadak memberhentikan langkahnya menuju living room katika melihat adik kecil mereka yang sedang tiduran dengan posisi tengkurap dilantai mansion dengan kepalanya yang melongok kearah kolong lemari penyimpanan.

" Astaga "

Jevandra segera melangkah cepat mendekat kesang adik.

" Jevano, bangun. "

Mendengar suara yang amat ia kenal, Jeno mendangak dan melihat kedua kakanya yang sudah berdiri dihadapannya, Jeno segera bangun dari posisinya.

" Kotor. "

Jevandra membersihkan baju adik kecilnya yang sekiranya terkena dengan kuman dan debu yang berada dilantai.

" Apaan sih! Sok asik " Jeno menepis tangan kaka pertamanya dan berlalu dari sana dengan perasaan kesal.

Jevandra pikir adik kecilnya itu akan kembali keliving room ternyata tidak adik kecilnya itu malah masuk ruang makan.

" Kamu ngeliat kucing aku engga? " Jeno terdengar tengah bertanya dengan salah satu pelayan wanita disana, pelayan wanita yang ditanya itu hanya menggeleng menunduk.

" Kamu kenapa nunduk mulu sih, aku engga galak kaya om Jeffrey tau " Jeno berucap kedua tangannya sudah berkecak pinggang.

" Serius engga liat? Milo warna coklat abu abu sama putih "

" Maaf tuan muda Jevano saya benar benar tidak melihat kucing anda "

Jeno menghela nafas kesal, lirikan matanya menuju kearah kolong bawah meja makan yang belum ia longok.

Baru ingin kembali tiduran dilantai dan melongok kebawah, kerah baju belakang yang dikenakannya tiba tiba ditarik oleh seseorang membuat tubuh Jeno terangkat sedikit.

" Apasih lepas! " Jeno menggoyang goyangkan badannya agar kerah bajunya itu terlepas.

" Kamu mau ngapain tadi? " Jeandra bertanya.

Jevano WilliamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang