45.

23.8K 2K 297
                                    

" Gw engga mau diboncengin sama lu! " Protes Nathan, dengan gerakkan cepat pemuda itu mengambil kunci motor scoopy milik Harvand yang berada ditangan Jeno.

" Tinggal duduk doang juga. "

" Titik. Koma. Jebret. Lu gw boncengin! "

Nathan langsung duduk diatas jok motor lalu menyalakan mesin motor, setelah motor scoopy itu menyala ia menyuruh keponakan papahnya itu untuk segera naik, dengan berat hati ia harus duduk di belakang dengan Nathan yang mengendarai motor.

Padahal Jeno sudah sangat rindu mengendarai kendaraan roda dua tersebut.

" Jangan lupa ya ganti oli, sekalin cek bagian dalem motornya, nanti pulangnya jangan lupa beli martabak goceng sama capcin yang goceng aja. " Ujar Harvand, yang berdiri didepan pintu garasi rumah yang menyambung ke dapur sembari memegang segelas kopi hitam.

" Miskin amat kakek lu " Ucap Jeno ke Nathan.

" Kakek lu juga anjay "

" Lama amat kaga jalan jalan " Ucap Harvand membuat kedua cucu nya langsung menoleh ke arahnya.

" WOIII TUNGGUIN ANJIRRR " Teriak Kelvin dari dalam, membuat Nathan yang ingin menancamkan gas motornya tidak jadi.

" Kamu mau kemana lagi Vin " Harvand bertanya kepada Kelvin.

Kelvin gerasak gerusuk memakai sendal miliknya.

" Warkop bang aan, nongki bentar " Kelvin mencium punggung tangan Harvand.

Putra tengah Edgar itu segera mendekat kearah kedua adiknya, Kelvin menepuk punggung Jeno dengan pelan.

" Majuin dikit Jen "

Jeno hanya bisa menurut dan sedikit memajukan tubuhnya kedepan, dan akhirnya ia menjadi duduk ditengah tengah antara Nathan dan Kelvin.

" Asikkk cabe mau kemana nich "

" Emerald gas. "

" Tai babi anjir "

" Hot tea hot tea dijalan yaa cucukuu " Harvand melambaikan tangannya kepada ketiga cucunya.

" Apa tadi hot tea hot tea "

" Teh anget engga sih? "

" Eyang nitip teh panas? " Nathan bertanya sebelum ia menjalankan motornya.

" Hati hati elah gitu aja engga tau lu pada, dah sono jalan buruu "

" DADAH EYANG! "

" CUS BEB. "

" NAJIS BANGET PIN! "

Harvand kembali masuk kedalam rumah setelah motor yang dikendarai oleh Nathan sudah menghilang dari penglihatannya.

Menikmati kopi hitam miliknya yang sudah lumayan dingin karna ditinggal tadi, sembari menunggu kedua cucunya yang memang sengaja ia suruh untuk mengganti oli motornya, dari pada mereka ribut dirumah mending menyuruh dua bocah itu untuk ganti oli motor milik Hana yang sudah hampir empat bulan belum ganti oli.

Rumah Harvand memang berada didalam komplek yang termasuk dalam kawasan sederhana, setiap rumah memiliki lahan tahan yang cukup minimalis namun bertingkat seperti perkampungan pada umumnya saja.

Banyak sekali warga sekitar yang berkumpul dilapangan atau dipos ronda entah itu pagi, sore atau malam, kalau malam biasanya lebih banyak bapak bapak yang berkumpul dipos ronda entah itu bergadang atau bermain catur disana, terkadang Harvand dan Edgar jika tak sibuk juga ikut menimbrung dengan bapak bapak disana.

Ditambah warga di komplek yang di tempati oleh Harvand ini orangnya ramah sekali, jika ada yang lewat selalu di sapa dan segala hal nya, berbeda sekali dengan tempat Jeno tinggal sekarang. 

Jevano WilliamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang