17.

26.1K 2K 84
                                    

Bunyi alarm yang berasal dari ponsel salah satu pemuda tampan yang masih saja tertidur nyenyak itu terus saja berbunyi dengan kencang, namun sepertinya mereka tengah asik dengan dunia mimpinya tanpa memperdulikan bunyi alarm yang terus saja berbunyi guna membangunkan mereka.

Hingga akhirnya, Dewa, sang pemilik ponsel yang terus saja berbunyi itu dengan terpaksa harus membuka kedua bola matanya untuk mematikan alarm yang sangat berisik menggangu waktu tidurnya.

Dewa bangun dari posisi tidurannya, tangannya meraba ke laci samping ranjangnya untuk mengambil ponselnya, rambutnya yang acak acakkan seperti khas orang bangun, bahkan matanya itu belum terbuka seratus persen.

Kedua bola matanya menyipit ketika cahaya ponsel sangat menusuk, mematikan alarmnya dan melihat jam digital yang berada di depan layar lockscreen, sudah menunjukkan pukul 05:37 pagi.

Dewa menoleh kesampingnya melihat Jeno yang masih tertidur dengan sangat pulas, tubuh Jeno tenggelam di bawah selimut tebal, Dewa menggoyang goyangkan tubuh Jeno.

" Bangun Jen sholat subuh "

" Nitip aja "

" Astaghfirullah "

Dewa langsung saja melemparkan batal kewajah tampan milik Jeno, membuat sang empu terbangun dan melemparkan bantal kembali kearahnya.

" Istighfar dah lu mending! "

Dewa memilih untuk turun dari ranjang, dan berjalan kearah kamar mandi yang berada di pojok kamar.

Jeno mengusap wajahnya kasar, perasaan tadi ia baru saja memejamkan matanya kenapa hari sudah pagi saja, kedua bola matanya melirik sebuah jam yang terletak diatas meja belajar sudah setengah enam pagi berarti tadi ia dan Dewa hanya tidur dua jam.

Tak lama, Dewa keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang sedikit basah dan bathrobe putih yang menutupi tubuhnya.

Dewa melemparkan sebuah handuk kecil serta bathrobe putih yang baru saja ia ambil dari lemarinya yang berada di walk in closet ke arah Jeno. 

" Mau gw tungguin apa gimana? "

" Duluan aja. " Ucap Jeno pelan, lalu turun dari ranjang dan melangkah masuk ke dalam bilik kamar mandi. 

Mendangar suara shower yang menyala dan suara germecik air yang membasahi lantai kamar mandi, Dewa memutuskan untuk kembali  masuk ke dalam walk in closet untuk mempersiapkan seragam sekolah untuknya dan Jeno, untung seragam waktu kelas XI belum di bawa ke lemari yang berada di dalam gudang oleh Yuna.

Dewa mengeluarkan dua seragam yang sama warnanya dari lemari.

🛡🔫

Jeno dan Dewa menuruni anak tangga dengan bersama menuju lantai dasar dan melangkah mendekat ke arah ruang meja makan setelah tadi Yuna-mamah Dewa, menyuruh mereka untuk segera sarapan karna jam sudah menunjukkan pukul 06:35 pagi.

Di meja makan sudah ada Bagaskara-papah Dewa, yang tengah menyesap teh hangatnya, di temani oleh beberapa makanan ringan sembari menunggu sang istri yang tadi kembali ke kamar sebentar.

" Waduh anak bujang udah bangun.. duduk dulu duduk ngopi mau ngopi? " Tawar Bagaskara, membuat Dewa terkekeh kecil melihat tingkah laku papahnya yang suka sekali membuat lelucon, sedangkan Jeno hanya tersenyum kikuk.

Jeno cukup merasakan sedikit hawa canggung di ruangan ini, mengingat ia sudah lama sekali tak berkunjung ke rumah teman kecilnya, padahal dulu waktu kecil Jeno suka sekali bermain ke rumah Dewa entah itu hanya bermain atau menginap, ya walaupun kalau menginap selalu di larang oleh Tiffany.

Jevano WilliamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang