56.

15.8K 1.5K 165
                                    

Bazar makanan yang berada ditengah lapangan itu kini banyak sekali para murid yang berkumpul dan berbondong bondong untuk membeli makanan disana, para kedua orang tua wali murid juga masih berada didalam gedung auditorium, entahlah kepala sekolah itu memberi ceramah.

" ANJENG! "

Haje yang tadi melangkah melewati kamar mandi siswi langsung ditarik begitu saja kerah seragam sekolahnya oleh Jeno dari dalam kamar mandi.

" Leher gw kecekek! " Ucap Haje, Jeno langsung melepaskan tarikan dikerah seragam Haje.

" Naon sih maneh narik narik " Haje merapihkan penampilannya.

" Bantu gw. "

Haje menoleh kearah Jeno dengan bingung.

" Bantu apa kasep? " Haje bertanya.

Jeno melongok keluar kamar mandi dan melihat sekitarnya, jujur memang sejak tadi Jeno merasa jika ada seseorang yang terus membuntutinnya kemana pun ia melangkah.

Tangan Haje langsung ditarik kepojok kamar mandi oleh Jeno, membuat sang empu panik dan langsung berjongkok membuat tarikan Jeno memberat.

" Haje, berat! "

" Jen! Sumpah Jen jangan atuh Jen! Maap dah kalau gw masih suka sama Almeta Jen! " Ucap Haje, membuat Jeno menghempaskan tangan Haje begitu saja dan menatap garang teman dihadapannya.

" Maksud lu? "

" Canda hehe " Ucap Haje, menampilkan senyum tanpa dosa lalu bangun dari posisinya.

" Gw tau lu kaga beloon beloon amat Je "

" Lu tuh mau muji apa mau nistain gw sih Jen? "

" Dua duanya. "

" Jahat!, btw mau minta tolong apa? "

Jeno membisikan sesuatu ditelinga Haje, Haje yang mendengarnya mengangguk nganggukkan kepalanya mengerti apa yang dibisikan oleh temannya ini.

" Bisa engga Je? "

" Bisa, nanti gw akalin. "

" Jangan bilang bilang yang lain ya Je, mau itu Haikal, Ardan apa lagi Dewa. "

" Okey aman aman, paling nanti gw minta bantuan dari Ilham atau bocah lain Jen. "

" Iya, shiap makasi Je " Ucap Jeno

" Sami sami, tapi bentar gw lupa kayanya sumpahh tadi Putra nitip sesuatu apaan yaa bentar "

Haje merogoh setiap seragam sekolahnya untuk menemukan sebuah benda yang seingatnya berukuran cukup kecil jadi susah untuk dicari didalam saku, setelah ketemu ia menyerahkannya kepada Jeno.

" Tadi Putra nitip ini kebetulan banget kan gw ketemu lu, tadi Putra soalnya lagi nyebat dibelakang takut lu pulang duluan " Ucap Haje, membuat Jeno mengangguk dan memasukan benda kartu kecil itu kedalam saku seragamnya.

" Lagi pada nyebat dibelakang? " Tanya Jeno.

" Iya lu engga mau join? "

Pengen sekali Jeno join sudah lama sekali ia tidak menyentuh benda nikotin berhasap itu membuatnya mulutnya seperti ada yang berkurang.

" Mau banget anjir, tapi engga sekarang. "

" Jen? "

Mendengar suara Dewa yang memanggilnya membuat Jeno segera lari keluar kamar mandi dan menarik Dewa menjauh dari sana.

" Kenapa sih? " Tanya Dewa, kepalanya menoleh kebelakang namun segera dibalikan oleh Jeno agar tidak menoleh kebelakang.

" Engga pa-pah, emang kenapa? "

Jevano WilliamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang