(33) Pengkhianatan

5K 1K 547
                                    

Jangan lupa vote komen ❣️
Happy reading~

***

Fahmi membelakan matanya saat melihat sesuatu, dia segera memperjelasnya dengan menggunakan teropong di tangannya. Dia melihat Sadico dan Sole berjalan beriringan, berbondong-bondong menuju ke desa. Namun dia tidak melihat keberadaan tiga temannya.

Fahmi tiba-tiba membelakan matanya lagi, dia melihat sesuatu yang lebih mengejutkan. Ketiga temannya di seret seperti hewan peliharaan yang sebentar lagi akan mati. Leher mereka di tarik menggunakan tali tambang besar.

"Huh?!"

"Sulit ditebak," ujarnya setelah melihat salah satu teman mereka mengacungkan jempolnya. Siapa lagi kalau bukan Hanif, Fahmi tidak habis pikir sebenarnya apa yang teman-temannya rencanakan? Apa Hanif melihatnya? 

Tak perlu berpikir lama lagi, kemudian Fahmi segera meloncat turun untuk segera memberitahu teman-temannya. Dia akan melaporkan apa pun yang dia lihat selama memantau.

"Kita bergerak sore menjelang malam ini." Adam bersuara setelah mendengar laporan dari Fahmi. "Black Rabbit, tolong pantau lagi. Kita akan segera bersiap," lanjut Adam lalu memberikan earphone pada Fahmi.

Fahmi menerimanya lalu segera memakainya, kemudian kembali keluar dan berjalan menjauh untuk memantau. Dia berharap tidak ada jebakan selama dia memantau kepergian Sole dan Sadico yang membawa ketiga temannya.

***

Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa semuanya menjadi sangat rumit? 

Beberapa saat sebelum kedatangan Sadico. Tiga anggota Prajurit Mata Elang meninggalkan Alfian dan para anak buahnya di dalam box kontainer tanpa menggembok pintunya. Mereka pikir itu akan aman, karena Alfian dalam keadaan terikat.

Namun, tiba-tiba datang seseorang laki-laki berjaket lusuh dan bertopi. Dia membuka pintu box kontainer itu lalu masuk, dia adalah Pak Mus.

Pak Mus bertanya di mana keberadaan Reno, tapi Alfian bilang Reno ada di tempat yang aman. Pak Mus tidak tahu saja kalau Reno sudah terbunuh oleh Alfian sendiri. Namun, Pak Mus percaya begitu saja.

Entah polos atau memang bodoh, Pak Mus mau saja melepaskan Alfian dan anak buahnya dengan imbalan Reno harus kembali. Karena itu Alfian akhirnya bebas.

Alfian menanyai banyak hal pada Pak Mus dan Pak Mus menjawab semuanya termasuk tentang para prajurit, karena selama ini Pak Mus memantau para prajurit dari kejauhan. 

Setelah kedatangan Sadico, Alfian menceritakan semuanya pada Hans, orang dari Sadico. Awalnya Hans tidak percaya, tapi Alfian terus meyakinkan Hans dengan kata-katanya yang manis.

Rencana Alfian untuk merampok Sadico memang sudah gagal, tapi dia tidak akan membiarkan orang yang sudah membuat rencananya gagal dibiarkan begitu saja. Otaknya memang sangat licik.

Setelah perbincangan Alfian dan Hans selesai, Hans memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Kafi, Jovan, dan Hanif.

Tiga anggota Prajurit Mata Elang dipukuli, mereka kembali disiksa untuk mengakui perbuatannya. Namun, untuk menjaga kepercayaan Sadico dan agar tidak terbunuh, mereka lebih memilih di siksa. Mereka pikir dengan di siksa itu akan membuat Hans kembali percaya pada mereka. 

Namun, entah kenapa Hans benar-benar tidak membunuh para prajurit, dia hanya memberi perintah untuk menyiksanya saja. Bahkan saat Alfian mengajaknya pergi ke markasnya yang lain, Hans juga membawanya.

Apa sebenarnya rencana Alfian dan Hans?

***

Para prajurit kini mendengarkan apa yang dilihat oleh Fahmi. Mereka terlihat sangat khawatir, tapi mereka tidak akan meremehkan Sole dan Sadico lagi.

The Next Mission (Prajurit Mata Elang 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang