FETBF | 24. Edisi Lebaran

2.6K 195 14
                                    

Typo tandain sayangg~

»»——⍟——««

Seorang pemuda dengan tinggi rata-rata orang Asia tengah mengendap-endap di dalam apartement nya sendiri.

Menoleh ke kanan dan ke kiri mengawasi sekitarnya untuk mengetahui bahaya apa yang tengah menantinya.

Keano, pemuda itu langsung pulang ke apartement nya setelah mengantar Veno pulang. Ia juga sempat mengecek notifikasi dari Shaka yang membuatnya was-was.

Sampai di depan pintu kamarnya, ia meneguk ludah kasar. Lalu membuka pelan pintu itu. Gelap, di dalam sangat gelap.

'Kayaknya nggak ada orang, deh.' batinnya.

Keano menghela napas lega saat merasa tak ada siapa pun di sini. Dengan santai ia menghampiri kasur.

Saat akan naik ke ranjangnya, seseorang membalik tubuhnya dan mendorongnya. Hingga sekarang ia berada di bawah kukungan orang itu.

'Bangsat! Apa iya gua kemalingan? Sialan!'

“Siapa lo?! Lepasin gua!” serunya memberontak.

Orang itu hanya diam, mengunci pergerakan Keano dan mendekatkan wajahnya ke leher pemuda di bawahnya. Keano panik. Jantungnya berpacu cepat.

“Lepasin gua! Lo mau maling ya disini?!”

“Stop teriak, gunain suara lo buat desah aja malam ini.” bisikan dengan intonasi rendah memasuki gendang telinganya. Ia kenal suara ini. Suara seseorang yang sangat ia rindukan.

“Kai.” panggilnya lirih memastikan.

“Hm?”

“Lepasin tangannya.” pinta Keano.

“Engga-”

“Gua nggak akan kabur.”

Akhirnya Shaka melepaskan tangan Keano. Sudah dari tadi ia menunggu anak itu datang, sampai hampir ketiduran.

Segera Keano membalikkan keadaan menjadi ia yang mengukung Shaka. Belum sempat Shaka membuka suara, Keano sudah lebih dulu membungkam mulutnya dengan bibirnya.

Melumat habis bibir Shaka, menyesapnya terburu-buru. Ciuman Keano terkesan berantakan.

Shaka tak membalasnya, ia masih memproses apa yang sedang terjadi. Sampai ia terjengkit kaget saat Keano menggigit bibirnya.

Ia sadar dari keterdiamannya. Segera mengambil alih ciuman Keano tanpa membalikkan tubuhnya. Menahan tengkuk Keano untuk lebih memperdalam ciuman. Ciuman Shaka sama bringasnya dengan Keano.

Keduanya sama-sama tak mau mengalah untuk mendominasi.

“Eumhh.” lenguh Keano ketika tangan besar Shaka menelusup masuk ke kaos yang ia pakai. Membelai punggungnya, hingga sampai pada putingnya. Shaka memainkan jarinya disana, mengusap, memutar, dan mencubitnya.

“Ahh Kaihh~”

Ciuman keduanya terlepas. Keano bangun, hingga ia kini duduk tepat di paha Shaka. Keano menikmati permainan jari Shaka di putingnya.

“Ciumhh gua lagi.” perintah Keano di sela desahannya.

“Kenapa terburu-buru hm?” heran Shaka, tak biasanya Keano sebringas ini. Ia menghentikan permainan jarinya.

“Bibir gua engga suci lagi, bersihin.” ujar Keano terus terang.

Shaka tersenyum mendengarnya, ia pikir anak ini akan membohonginya. Ternyata malah jujur, bahkan minta dia buat bersihin. Berarti memang benar apa yang terjadi bukan keinginan pacarnya ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

From Enemy To Best(boy)Friend Where stories live. Discover now