FETBF | 23. Part Teranjing!

2.8K 200 34
                                    

Typo tandain sayang~

»»--⍟--««

Semenjak Shaka keluar kota, Keano jadi lebih urakan. Susah diatur, bahkan nggak segan kabur-kaburan dari pengawasan orangtuanya maupun Shanta. Ngomong-ngomong untuk sementara dia tinggal di rumah ortunya.

Bukan cuma bandel, tuh anak mulai berani coba hal-hal yang sebetulnya dilarang keras sama Shaka. Ngerokok semakin sering, bahkan udah ke hal yang diluar batas kaya sekarang ini.

Dia lagi nungguin temen-temennya, fyi bukan inti Cerberus sama Chimera, buat pergi ke club. Kelewatan emang nih anak.

Nangkring diatas motor deket taman yang udah sepi sambil nyebat itu emang nikmat bro. Tapi ketahuan si Shaka itu yang nggak asik. Untung doi masih di luar kota, jadi aman. By the way, udah semingguan lebih tuh orang nggak pulang-pulang.

Nggak lama, suara deru beberapa motor terdengar ditelinganya. Dia noleh, dan ternyata Veno and the geng udah dateng. Bener banget, temen yang dia maksud itu Veno dan teman-teman seperberandalannya.

"Yo bro. Udah lama nunggu?" tanya Windu sambil tos ala anak cowok.

Keano sendiri cuma ngangguk doang dengan tampang coolnya. Kan udah dibilang, dia tuh kalau nggak sama Shaka kelihatan ganteng, gagah, keren. Jangan pikir pendek gitu dia bakal jadi boti kalau sama yang lain. Salah banget pemikirannya.

Inget ya, badan Keano tuh bongsor. Kemarin karena sakit doang dia jadi gembul gemes kek gitu. Sekarang badannya dah balik, sixpack nya juga dah ada lagi, berkat olahraga rutin yang dia lakuin seminggu ini.

"Ah, nggak asik lo mah, Ke. Masih aja cuek." keluh Nero.

Emang setiap malem Keano bakal kumpul berempat sama mereka. Sedangkan pas siang sama inti Cerberus-Chimera. Itupun harus jadi Intel mendadak, susah borr lepas dari pengawasan mereka tuh. Gimana lagi ya, sahabatnya itu kan juga takut dimarahin Shaka.

"Dah, lah. Ayo gas aja, keburu kemaleman." usul Veno.

"Ini emang udah malem, dodol." gemas Nero menjitak dahi Veno.

Singkat cerita, mereka sudah sampai di club. Keempat pemuda itu sudah duduk meja paling pojok. Dihadapan mereka terdapat 3 botol minuman dengan kadar alkohol 20%. Biar engga terlalu mabuk, soalnya masih kudu nyetir.

Pengecualian buat Veno yang paling lemah soal minum. Buktinya muka dia udah merah total, bahkan omongannya udah mulai ngelantur.

"Anjir, nih bocah udah tepar." ucap Windu ketawa kecil.

"Payah banget. Dia yang ngajakin, dia juga yang tepar duluan." timpal Nero.

"Yang pemula itu sebenernya siapa?" sahut Keano terkekeh. Pasalnya, yang ia tahu Veno itu udah lama masuk ke dunia malam gini.

"Tau, nih. Ngomong-ngomong, apa tanggapan lo tentang cowok suka sama cowok, Ke?" tanya Windu tiba-tiba.

"Tiba-tiba banget?"

"Nanya aja, sih. Jadi jawabannya?"

"Biasa aja. Engga ada tanggapan lebih, karena gua pun juga gitu." jawabnya santai membuat Windu dan Nero terkejut.

"Serius lo?" tanya Nero memastikan.

"Iya, lah. Buat apa bo'ong? Temen gua juga kebanyakan maho."

"Nggak espek, sih, gua." Windu gelengin kepala nggak percaya.

"Kalau misal nih, ya. Ambil contoh aja Veno, suka sama lo gimana? Lo terima atau lo tolak?" Nero menunjuk Veno yang tengah menggumam tidak jelas.

"Nggak dua-duanya."

From Enemy To Best(boy)Friend Where stories live. Discover now